Orangutan Tapanuli Lebih Menyukai Dataran Tinggi
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Orangutan cenderung menempati hutan dataran rendah karena pohon-pohonnya menyediakan sumber pakan buah yang merupakan makanan utamanya. Namun untuk orangutan Sumatera banyak yang hidup dan menempati habitat dataran tinggi (lebih dari 600 m dpl).
Alasannya, sebagaian besar hutan dataran rendah sudah menjadi kebun dan lahan olahan pemukiman masyarakat dan pembangunan prasarana kehidupan. Peneliti Utama Balai Litbank LHK Aek Nauli Wanda Kuswanda mengatakan, Orangutan Tapanuli yang tersisa saat ini diduga telah banyak yang bermigrasi ke hutan dataran tinggi sejak ratusan tahun lalu. (Baca Juga, BKSDA: Keragaman Hayati Hutan Batangtoru Tetap Dilindungi)
“Hanya tinggal sedikit Orangutan Tapanuli yang sebarannya masih tersisa pada hutan dataran rendah, terutama di sekitar Sungai Batang Toru,” ujarnya kepada SINDonews.
Salam hasil penelitiannya, status kawasan hutan dan administratif serta peta-peta lainnya, sebaran habitat orangutan Tapanuli saat ini diperkirakan hanya tersisa pada habitat seluas 134.431 hektare dengan rincian, berdasarkan pembagian blok populasi.
Populasi orangutan Tapanuli dari berbagai riset sebelumnya dipisahkan menjadi 2 blok besar yang sudah terpisah secara alami. Terutama oleh jalan nasional yang menghubungkan Kota Padangsidimpuan-Tarutung (Conservation International Indonesia, 2006).Namun, dari hasil kajian yang dilakukan dalam dua tahun terakhir disimpulkan bahwa populasi orangutan Tapanuli sudah terpisah dalam 3 blok besar yaitu, Blok I (Timur).
Blok ini dipisahkan oleh jalan nasional, kebun dan penggunaan lahan lainnya. Luas habitat orangutan di Blok Timur sekitar 44.912 hektare. Selanjutnya, Blok II (Barat). Blok ini dipisahkan oleh jalan nasional dan Sungai Batangtoru. Luas habitat orangutan di Blok Barat sekitar 73.256 hektare dan Blok III (Selatan), yang dipisahkan oleh Sungai Batang Toru dengan jalan nasional. Luas habitat orangutan di Blok Selatan sekitar 20.267 ha.
Sebaran orangutan juga dilihat berdasar status kawasan. Menurut Wanda, habitat orangutan Tapanuli tersebar pada berbagai kawasan hutan, baik lindung, produksi, konservasi dan APL. Bberdasarkan wilayah administrative, apabila mengacu kepada wilayah administratif, maka habitat orangutan tersisa masih tersebar pada tiga kabupaten yaitu, Kabupaten Tapanuli Tengah diperkirakan seluas 13.714 ha, Kabupaten Tapanuli Utara seluas 72.593 ha dan Kabupaten Tapanuli Selatan sekitar 52.124 ha.
Berdasarkan Nater et al (2017), populasi orangutan Tapanuli diperkirakan sebesar 800 ekor. Sebelumnya dalam SRAK Orangutan 2007-2017 disebutkan sekitar 550 ekor dengan rincian Blok Barat 400 individu dan Blok Timur 150 individu (Departemen Kehutanan, 2007).
Selanjutnya dari hasil analisis terhadap seluruh habitat potensial bagi orangutan di Kawasan Batang Toru, diperkirakan jumlah populasi orangutan Tapanuli saat ini adalah Blok Timur diperkirakan sekitar 120-150 individu, Blok Barat diperkirakan sekitar 360-400 individu dan Blok Selatan diperkirakan sekitar 15-27 individu.
“Dari hasil ini maka secara total jumlah populasi orangutan Tapanuli yang tersisa diperkirakan sekitar 495-577 individu,” tandasnya.
Alasannya, sebagaian besar hutan dataran rendah sudah menjadi kebun dan lahan olahan pemukiman masyarakat dan pembangunan prasarana kehidupan. Peneliti Utama Balai Litbank LHK Aek Nauli Wanda Kuswanda mengatakan, Orangutan Tapanuli yang tersisa saat ini diduga telah banyak yang bermigrasi ke hutan dataran tinggi sejak ratusan tahun lalu. (Baca Juga, BKSDA: Keragaman Hayati Hutan Batangtoru Tetap Dilindungi)
“Hanya tinggal sedikit Orangutan Tapanuli yang sebarannya masih tersisa pada hutan dataran rendah, terutama di sekitar Sungai Batang Toru,” ujarnya kepada SINDonews.
Salam hasil penelitiannya, status kawasan hutan dan administratif serta peta-peta lainnya, sebaran habitat orangutan Tapanuli saat ini diperkirakan hanya tersisa pada habitat seluas 134.431 hektare dengan rincian, berdasarkan pembagian blok populasi.
Populasi orangutan Tapanuli dari berbagai riset sebelumnya dipisahkan menjadi 2 blok besar yang sudah terpisah secara alami. Terutama oleh jalan nasional yang menghubungkan Kota Padangsidimpuan-Tarutung (Conservation International Indonesia, 2006).Namun, dari hasil kajian yang dilakukan dalam dua tahun terakhir disimpulkan bahwa populasi orangutan Tapanuli sudah terpisah dalam 3 blok besar yaitu, Blok I (Timur).
Blok ini dipisahkan oleh jalan nasional, kebun dan penggunaan lahan lainnya. Luas habitat orangutan di Blok Timur sekitar 44.912 hektare. Selanjutnya, Blok II (Barat). Blok ini dipisahkan oleh jalan nasional dan Sungai Batangtoru. Luas habitat orangutan di Blok Barat sekitar 73.256 hektare dan Blok III (Selatan), yang dipisahkan oleh Sungai Batang Toru dengan jalan nasional. Luas habitat orangutan di Blok Selatan sekitar 20.267 ha.
Sebaran orangutan juga dilihat berdasar status kawasan. Menurut Wanda, habitat orangutan Tapanuli tersebar pada berbagai kawasan hutan, baik lindung, produksi, konservasi dan APL. Bberdasarkan wilayah administrative, apabila mengacu kepada wilayah administratif, maka habitat orangutan tersisa masih tersebar pada tiga kabupaten yaitu, Kabupaten Tapanuli Tengah diperkirakan seluas 13.714 ha, Kabupaten Tapanuli Utara seluas 72.593 ha dan Kabupaten Tapanuli Selatan sekitar 52.124 ha.
Berdasarkan Nater et al (2017), populasi orangutan Tapanuli diperkirakan sebesar 800 ekor. Sebelumnya dalam SRAK Orangutan 2007-2017 disebutkan sekitar 550 ekor dengan rincian Blok Barat 400 individu dan Blok Timur 150 individu (Departemen Kehutanan, 2007).
Selanjutnya dari hasil analisis terhadap seluruh habitat potensial bagi orangutan di Kawasan Batang Toru, diperkirakan jumlah populasi orangutan Tapanuli saat ini adalah Blok Timur diperkirakan sekitar 120-150 individu, Blok Barat diperkirakan sekitar 360-400 individu dan Blok Selatan diperkirakan sekitar 15-27 individu.
“Dari hasil ini maka secara total jumlah populasi orangutan Tapanuli yang tersisa diperkirakan sekitar 495-577 individu,” tandasnya.
(rhs)