Prosesi Labuhan Merapi Dimulai di Petilasan Mbah Maridjan

Senin, 08 April 2019 - 05:00 WIB
Prosesi Labuhan Merapi...
Prosesi Labuhan Merapi Dimulai di Petilasan Mbah Maridjan
A A A
Antusiasme masyarakat mengikuti ritual Labuhan Merapi dalam rangka Tingalan Jumenengan Ndalam Raja Keraton Yogyakarta begitu tinggi. Terbukti, Minggu (7/4/2019) kemarin ribuan orang mengikuti ritual tersebut.

Pukul 05.00 WIB, warga berbondong-bondong menuju tempat awal prosesi ritual Labuhan Merapi di petilasan kediaman Juru Kunci Merapi (alm) Mbah Maridjan, Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.

Udara dingin pagi yang menyelimuti kawasan lereng Merapi masih sangat terasa. Tepat pukul 07.00 WIB, Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Harga alias Mas Asih memimpin Labuhan di Gunung Merapi. Prosesi tersebut diawali dengan memanjatkan doa yang dipimpin langsung Asih. Setelah itu, pengarakan Labuhan yang dipimpin Asih diikuti oleh abdi ndalem dan ribuan warga mulai berjalan dari petilasan kediaman Mbah Maridjan menuju tempat Labuhan di Sri Manganti kaki Gunung Merapi.

Setelah berjalan sekitar 1,5 jam, rombongan sampai di Sri Manganti. Uba Rampe Labuhan dari Keraton Yogyakarta yang akan dilabuh kemudian dikeluarkan dari kotak kayu tempat membawa barang labuhan.

Uba rampe yang terdiri dari Sinjang Cangkring, Sinjang Kawung Kemplang, Semekan Gadhung, Semekan Gadhung Mlathi, Semekan Bangun Tulak, Kampuh Poleng Ciut, Dhestar Dara Muluk, dan Paningset Udaraga, masing-masing berjumlah satu lembar. Sela (kemenyan), Ratus (taburan menyan) dan liyah konyoh (minyak wangi), yatra tindhih (uang tindih) satu amplop serta Ses Wangen (rokok harum) satu contong dan kambil wathangan lalu digelar di atas altar Labuhan.

Prosesi Labuhan dilanjutkan dengan membakar Sela Ratus atau kemenyan. Ritual ini sebagai awal menghaturkan barang Labuhan melalui penjaga Gunung Merapi yaitu Empu Rama, Empu Ramadi, Gusti Panembahan Prabu Jagad (Sapujagad), Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbok Ageng Lambang Sari, Mbok Nyai Gadhung Mlati, dan Kyai Megantoto.

Setelah itu, pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka agama. Seusai memanjatkan doa untuk memohon keselamatan, keamanan, kesejahteraan dan ketenteraman wilayah DIY. Prosesi Labuhan diakhiri dengan dengan pembagian nasi berkat, lauk, dan jajanan pasar kepada abdi ndalem dan masyarakat yang mengikuti prosesi itu.

"Alhamdulillah, Labuhan ini dapat berjalan dengan lancar," kata Mas Asih seusai ritual Labuhan Merapi.

Deri, warga Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) yang hadir dalam ritual tersebut mengaku datang bersama rombongan dan menginap. Deri mengaku baru pertama kali mengikuti ritual Labuhan Merapi. Selain ingin mengetahui bagaimana prosesi Labuhan Merapi, juga berharap agar selalu mendapatkan keselamatan dan ketenteraman jiwa.

Selain di Gunung Merapi, Labuhan dalam rangka hajat Ndalem Raja Keraton Yogyakarta ini juga digelar di Gunung Lawu, Karanganyar dan Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Tengah serta Pantai Parangkusumo, Bantul. Untuk Labuhan di Gunung Lawu dan Tirtomoyo, Wonogiri, waktunya bersamaan dengan Gunung Merapi. Sedangkan di Pantai Parangkusumo, dilakukan sehari sebelumnya atau Sabtu (6/4/2019).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6627 seconds (0.1#10.140)