6 Mahasiswa ITB yang Tersesat di Gunung Sumbing Ditemukan Selamat
A
A
A
TEMANGGUNG - Enam mahasiswa Fakultas Teknik Tambang dan Minyak ITB Bandung yang tersesat di Gunung Sumbing ditemukan oleh tim SAR gabungan dalam kondisi selamat. Mereka ditemukan di jalur pendakian Cepit, Pagergunung, Bulu, Temanggung tepatnya di sekitar Sabrangan yang berada di bawah pos 4 pada Minggu (7/4/2019) sekitar pukul 00.30 WIB.
Keenam mahasiswa tersebut, yakni Ozan Bagas Suseno, Gregorius Gilang Ramadhian, Muhammad Albar Wildan Aziz, Yan Wiliem Korwa, Radifan Ahmad Surya Cendikia dan Leonardo Budi Satrio Utomo.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi menjelaskan, para mahasiswa tersebut mendaki Gunung Sumbing melalui jalur pendakian Banaran, Tembarak, Temanggung pada Jumat (6/4/2019) sekira pukul 09.00 WIB. Rencananya mereka akan turun melalui jalur Garung. Namun sesampainya di seputar puncak Rajawali, mereka berjumpa dengan korban yang meninggal dunia karena terkena hipotermia.
“Karena ketakutan, akhirnya mereka memutuskan turun lewat jalur Cepit, Pagergunung, Bulu, Temanggung. Tetapi tidak menjumpai jalan setapak (jalur pendakian),” jelas Gito.
Karena tersesat, kemudian Muhammad Albar Wildan Aziz mengirim pesan singkat mengenai kondisi mereka kepada personil di basecamp Banaran melalui telepon seluler. Kemudian pada Sabtu (6/7/2019) pukul 17.00 WIB telepon seluler pendaki tersebut sudah tidak bisa dihubungi.
Mendapat informasi tersebut, Basecamp Banaran langsung berkoordinasi dengan BPBD dan SAR Kabupaten Temanggung. Kemudian, Tim Gabungan basecamp Banaran dan basecamp Cepit melakukan penyisiran melalui jalur pendakian Cepit untuk mencari para survivor.
“Akhirnya, survivor di temukan di jalur cepit pukul 00.30 WIB tepatnya di sekitar Sabrangan (bawah pos 4). Kemudian dievakuasi menuju basecamp Cepit pukul 01.00 WIB. Sampai di basecamp Cepit pukul 02.30 WIB,” ujar Gito. Selanjutnya, para survivor dievakuasi ke basecamp Banaran dan tiba pukul 04.00 WIB.
Keenam mahasiswa tersebut, yakni Ozan Bagas Suseno, Gregorius Gilang Ramadhian, Muhammad Albar Wildan Aziz, Yan Wiliem Korwa, Radifan Ahmad Surya Cendikia dan Leonardo Budi Satrio Utomo.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi menjelaskan, para mahasiswa tersebut mendaki Gunung Sumbing melalui jalur pendakian Banaran, Tembarak, Temanggung pada Jumat (6/4/2019) sekira pukul 09.00 WIB. Rencananya mereka akan turun melalui jalur Garung. Namun sesampainya di seputar puncak Rajawali, mereka berjumpa dengan korban yang meninggal dunia karena terkena hipotermia.
“Karena ketakutan, akhirnya mereka memutuskan turun lewat jalur Cepit, Pagergunung, Bulu, Temanggung. Tetapi tidak menjumpai jalan setapak (jalur pendakian),” jelas Gito.
Karena tersesat, kemudian Muhammad Albar Wildan Aziz mengirim pesan singkat mengenai kondisi mereka kepada personil di basecamp Banaran melalui telepon seluler. Kemudian pada Sabtu (6/7/2019) pukul 17.00 WIB telepon seluler pendaki tersebut sudah tidak bisa dihubungi.
Mendapat informasi tersebut, Basecamp Banaran langsung berkoordinasi dengan BPBD dan SAR Kabupaten Temanggung. Kemudian, Tim Gabungan basecamp Banaran dan basecamp Cepit melakukan penyisiran melalui jalur pendakian Cepit untuk mencari para survivor.
“Akhirnya, survivor di temukan di jalur cepit pukul 00.30 WIB tepatnya di sekitar Sabrangan (bawah pos 4). Kemudian dievakuasi menuju basecamp Cepit pukul 01.00 WIB. Sampai di basecamp Cepit pukul 02.30 WIB,” ujar Gito. Selanjutnya, para survivor dievakuasi ke basecamp Banaran dan tiba pukul 04.00 WIB.
(whb)