Wagub Sumut Ijeck Bakal Buat Perda Subuh Berjamaah dan Maghrib Mengaji
A
A
A
MEDAN - Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah berencana membuat Peraturan Daerah (Perda) seperti Subuh Berjamaah dan Maghrib Mengaji. "Nanti kita lihat, karena ini berkaitan dengan Perda yang harus dibahas juga oleh DPRD Provinsi Sumut. Kalau itu juga kemauan masyarakat dan kita semua, pasti akan kita wujudkan," ujar Musa usai menghadiri acara Isra Mi'raj 1440 Hijriah yang diadakan Ikatan Keluarga Muslim Taman Setia Budi Indah (IKMT) di Lapangan Sepak Bola Kompleks Taman Setia Budi Indah (Tasbih), Jalan Setia Budi Medan, Senin malam (1/4/2019).
Pasalnya, Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck berkeinginan untuk mengembalikan Sumut menjadi Negeri Para Ulama.
"Saya ingin membangkitkan semangat agar anak-anak muda sekarang gemar ke Masjid. Bagaimana ulama dahulu yang gemar ke Masjid, sehingga dari anak-anak muda itu kembali lahir ulama besar dari Sumatera Utara, karena di tanah kita ini dahulu terkenal sebagai negeri para ulama," kata Wagub.
Ketua IKMT, Djamaluddin berharap dengan kehadiran Ustaz Abdul Somad (UAS) bisa memberikan tausyiah yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu untuk mengajak jamaah yang hadir untuk berdonasi membangun Masjid Al Musabbihin yang ada di kompleks tersebut.
"Mari kita sama sama dengarkan tausyiah UAS, terima kasih untuk waktunya, telah mau hadir ke acara Isra Mi'raj kami. Semoga bisa membawa keberkahan dan kedamaian pada kita semua, karena ini merupakan harapan lama kami untuk bisa menghadirkan UAS berada di tengah tengah kita, hal ini harus kita sambut dengan doa, semoga ustaz panjang umurnya dan diberikan kesehatan," jelasnya.
Ia pun bercerita awal pembangunan masjid. "Mulanya Pak Yopi mewakafkan sebidang tanah sebelum dia meninggal, saat ini pembangunan masjid sudah mencapai 68 %, untuk mewujudkan masjid yang berdaya tampung hingga 3.000 jamaah pengurus membutuhkan dana sebanyak Rp9,5 miliar dan masih membutuhkan Rp2,2 miliar lagi," terang Djamaluddin.
UAS pun memberi tausyiah tentang asal muasal peradaban Islam, dimana masjid adalah bangunan yang pertama kali dibangun. "Dalam ajaran agama Islam, bangunan yang pertama kali dibangun di muka bumi adalah masjid bukan kantor gubernur, jadi bantulah pembangunan masjid karena Insya Allah amal itu lah nanti yang membantu mu saat sulit, kalau komplek kita mau berkah bangunlah masjid dulu," ucap UAS.
Lalu, UAS juga sempat menyinggung tentang kebijakan pertama Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut. "Pemimpin mana yang usai dilantik hal pertama dia lakukan adalah mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang beragama Islam di lingkungan kantor gubernur agar melaksanakan salat berjamaah di Masjid Agung Medan, makanya saya bangga dengan kepemimpinan mereka," tambah UAS.
Ia pun bercerita ketika datang ke Medan, yang pertama kali dia bayangkan adalah Masjid Raya Al-Mashun, itu menunjukan bahwa masjid itu sangat penting pada peradaban, selain itu masjid juga sebagai tempat rakyat untuk bertemu dengan pemimpinnya.
"Biasanya caleg datang ke masjid menjelang pemilu, tapi beruntunglah warga di Sumatera Utara, walau sudah terpilih warga masih bisa bertemu dengan pemimpinnya di masjid, mau bertemu Pak Edy bisa dijumpai di Masjid Agung, mau ketemu Bang Ijeck setiap subuh pasti selalu berjamaah di masjid dekat rumahnya," tambah UAS.
Banyak hal yang diajarkan di dalam masjid, tidak ada beda pejabat dengan orang biasa, tidak ada beda kulit putih dengan hitam, tidak ada beda Batak dengan Melayu. “ Ketika sedang di masjid pula kita sedang membersihkan hati, dari kesombongan dan penyakit hati lainnya, di masjid kita juga diajarkan untuk taat pada pemimpin,” ujarnya.
Pasalnya, Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck berkeinginan untuk mengembalikan Sumut menjadi Negeri Para Ulama.
"Saya ingin membangkitkan semangat agar anak-anak muda sekarang gemar ke Masjid. Bagaimana ulama dahulu yang gemar ke Masjid, sehingga dari anak-anak muda itu kembali lahir ulama besar dari Sumatera Utara, karena di tanah kita ini dahulu terkenal sebagai negeri para ulama," kata Wagub.
Ketua IKMT, Djamaluddin berharap dengan kehadiran Ustaz Abdul Somad (UAS) bisa memberikan tausyiah yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu untuk mengajak jamaah yang hadir untuk berdonasi membangun Masjid Al Musabbihin yang ada di kompleks tersebut.
"Mari kita sama sama dengarkan tausyiah UAS, terima kasih untuk waktunya, telah mau hadir ke acara Isra Mi'raj kami. Semoga bisa membawa keberkahan dan kedamaian pada kita semua, karena ini merupakan harapan lama kami untuk bisa menghadirkan UAS berada di tengah tengah kita, hal ini harus kita sambut dengan doa, semoga ustaz panjang umurnya dan diberikan kesehatan," jelasnya.
Ia pun bercerita awal pembangunan masjid. "Mulanya Pak Yopi mewakafkan sebidang tanah sebelum dia meninggal, saat ini pembangunan masjid sudah mencapai 68 %, untuk mewujudkan masjid yang berdaya tampung hingga 3.000 jamaah pengurus membutuhkan dana sebanyak Rp9,5 miliar dan masih membutuhkan Rp2,2 miliar lagi," terang Djamaluddin.
UAS pun memberi tausyiah tentang asal muasal peradaban Islam, dimana masjid adalah bangunan yang pertama kali dibangun. "Dalam ajaran agama Islam, bangunan yang pertama kali dibangun di muka bumi adalah masjid bukan kantor gubernur, jadi bantulah pembangunan masjid karena Insya Allah amal itu lah nanti yang membantu mu saat sulit, kalau komplek kita mau berkah bangunlah masjid dulu," ucap UAS.
Lalu, UAS juga sempat menyinggung tentang kebijakan pertama Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut. "Pemimpin mana yang usai dilantik hal pertama dia lakukan adalah mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang beragama Islam di lingkungan kantor gubernur agar melaksanakan salat berjamaah di Masjid Agung Medan, makanya saya bangga dengan kepemimpinan mereka," tambah UAS.
Ia pun bercerita ketika datang ke Medan, yang pertama kali dia bayangkan adalah Masjid Raya Al-Mashun, itu menunjukan bahwa masjid itu sangat penting pada peradaban, selain itu masjid juga sebagai tempat rakyat untuk bertemu dengan pemimpinnya.
"Biasanya caleg datang ke masjid menjelang pemilu, tapi beruntunglah warga di Sumatera Utara, walau sudah terpilih warga masih bisa bertemu dengan pemimpinnya di masjid, mau bertemu Pak Edy bisa dijumpai di Masjid Agung, mau ketemu Bang Ijeck setiap subuh pasti selalu berjamaah di masjid dekat rumahnya," tambah UAS.
Banyak hal yang diajarkan di dalam masjid, tidak ada beda pejabat dengan orang biasa, tidak ada beda kulit putih dengan hitam, tidak ada beda Batak dengan Melayu. “ Ketika sedang di masjid pula kita sedang membersihkan hati, dari kesombongan dan penyakit hati lainnya, di masjid kita juga diajarkan untuk taat pada pemimpin,” ujarnya.
(sms)