Wagub Sumut Lepas Ekspor Pertanian Senilai Rp116 Miliar

Rabu, 27 Maret 2019 - 15:52 WIB
Wagub Sumut Lepas Ekspor Pertanian Senilai Rp116 Miliar
Wagub Sumut Lepas Ekspor Pertanian Senilai Rp116 Miliar
A A A
DELISERDANG - Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Musa Rajekshah melepas ekspor komoditas pertanian di pabrik PT Sari Makmur Tunggal Mandiri Jalan Kompos Nomor 110 A Km 12 Desa Puji Mulyo, Sunggal, Kabupaten Deliserdang , Selasa (26/3/2019).

Kali ini, melalui PT Sari Makmur Tunggal Mandiri, Sumut mengekspor komoditas pertanian sebanyak 4.730,6 ton bernilai Rp116,43 miliar. Berdasarkan data Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, ekspor pada tanggal 26 Maret 2019 ini terdiri dari 819,36 ton biji kopi, 170 ton kelapa parut, 270 ton gambir, 443,52 karet lempengan, 100 ton kayu manis, 234,81 ton lidi, 1736,4 ton minyak sawit, 913 ton pinang biji, 43,52 ton teh dan 148,95 ton kayu oak putih.

Negara tujuan ekspor juga beragam yakni Jepang, Kanada, Belgia, Meksiko, Amerika Serikat, Taiwan, Inggris, Cina, Jerman, Australia Singapura, Spanyol, Mesir dan juga negara Afrika serta Amerika Selatan. (Baca Juga: Wagub Sumut Optimistis Kelulusan UNBK 2019 Bisa 100%)

Acara pelepasan ditandai dengan pemecahan kendi dan pengguntingan pita oleh Musa Rajekshah bersama dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian RI Sumarjo Gatot Irianto, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian RI Ali Jamil, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Bambang Haryanto, dan beberapa eksportir Sumut serta pejabat-pejabat terkait.

Wagub Sumut berharap kegiatan ekspor tidak hanya menguntungkan bagi eksportir. Tetapi juga petani karena selama ini menurut pengamatannya beberapa petani malah tidak terlalu berdampak walau ekspornya tinggi.

"Kali ini kita melepas komoditas pertanian. Sebelumnya Gubernur Pak Edy melepas kol di Tanah Karo. Saya juga sebelum ini melepas ekspor sarang burung wallet di Bandara Internasional Kualanamu," jelasnya saat memberi sambutan di PT Sari Makmur Tunggal Mandiri.

Begitu pun, menurut Musa Rajekshah, ada hal yang perlu diperhatikan, khususnya untuk petani. Sebab beberapa petani sudah mengeluhkan harga komoditas mereka. "Saya kemarin ke kebun dan setelah salat subuh saya berbincang dengan pengumpul lidi. Dia tidak mengumpulkan lidi lagi karena harganya tidak masuk lagi. Padahal kalau saya lihat di data ekspor lidi cukup bagus. Jadi, saya berpikir ini di mana salahnya, mungkin ini karena mereka menjual ke tengkulak atau semacamnya," ujar Wagub Sumut.

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian RI, Sumarjo Gatot Irianto menekankan agar ekspor dari Sumatera Utara harus meningkat satu level lagi. Selama ini lebih sering mengekspor bahan-bahan mentah dan setengah jadi. Dia ingin kedepannya dinaikkan ke ekspor bahan olahan.

"Jadi, untuk memperlancar ekspor, kita akan mencari negara-negara yang tidak biasa karena misalnya Eropa sudah menjadi pengimpor besar karena banyak yang ingin memasukkan barang ke sana semakin ketat peraturannya," tambahnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian RI, Ali Jamil memperkenalkan aplikasi yang diberi nama imace, aplikasi yang update secara real time yang menyediakan data ekspor komoditas pertandian.

Aplikasi ini diberikan kepada Wakil Gubernur Sumut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian RI. Aplikasi ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan Pemerintah Sumut dalam mengambil kebijakan soal komoditas tanaman pangan.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0776 seconds (0.1#10.140)