Elemen Masyarakat Semarang Gelar Aksi Peduli Muslim Selandia Baru
A
A
A
SEMARANG - Ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi peduli muslim Selandia Baru yang menjadi korban penembakan sadis saat melaksanakan ibadah Salat Jumat. Tercatat 50 orang meninggal dunia dalam peristiwa berdarah di Masjid An Noor dan Masjid Linwood, Christchurch.
Aksi massa yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Semarang itu berlangsung di depan Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah . Pekikan lagu Indonesia Raya berkumandang di sepanjang Jalan Pahlawan Kota Semarang. (Baca Juga: Tokoh Lintas Agama Kecam Penembakan Masjid di Selandia Baru)
“Dua di antara korban penembakan adalah WNI. Alhamdulillah kami sudah memberangkatkan keluarga korban menuju Selandia Baru,” ujar Kepala Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jateng, Sri Suroto, di sela aksi, Jumat (22/3/2019).
Dia menyebut, dua WNI yang menjadi korban penembakan yakni Zul Firmansyah (40) dan Averro’es Omar Syah (2). Sementara pihak keluarga korban asal dari Sumatera Barat yang diberangkatkan adalah Handra Yaspita, Nurhamidah, Yulierma, dan Alhamdani.
Menurutnya, aksi tersebut sebagai bagian dari ikhtiar untuk membangun kepedulian masyarakat Semarang. Selain prihatin terhadap tragedi kemanusiaan yang menimpa muslim di Selandia Baru, publik juga diajak peduli dengan penjajahan yang masih terjadi di Palestina oleh zionis Irael.
“Kita memang tidak bisa datang menemui mereka, kita tidak bisa menjabat tangan saudara seiman di Palestina, namun yakinlah saudara, insya Allah doa dan juga bantuan kita di sini akan menjadi energi terhebat bagi saudara teraniaya!” ucap Sri Suroto, saat berorasi.
“Sudah seharusnya penjajahan di atas dunia harus dihapuskan! Bangsa Indonesia secara tegas menyatakan itu, maka mari kita sebagai warga negara yang mengaku cinta Indonesia sudah seharusnya berjuang membela kemerdekaan Palestina,” sambungnya.
Suroto mengungkapkan, ACT sudah menyiapkan berbagai program bantuan sebagai respons terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina. “Salah satu program untuk membersamai Palestina, pada April mendatang, ACT insya Allah kita akan memberangkatkan minimal 2.000 ton beras yang akan berlayar dari Indonesia.
Aksi massa yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Semarang itu berlangsung di depan Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah . Pekikan lagu Indonesia Raya berkumandang di sepanjang Jalan Pahlawan Kota Semarang. (Baca Juga: Tokoh Lintas Agama Kecam Penembakan Masjid di Selandia Baru)
“Dua di antara korban penembakan adalah WNI. Alhamdulillah kami sudah memberangkatkan keluarga korban menuju Selandia Baru,” ujar Kepala Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jateng, Sri Suroto, di sela aksi, Jumat (22/3/2019).
Dia menyebut, dua WNI yang menjadi korban penembakan yakni Zul Firmansyah (40) dan Averro’es Omar Syah (2). Sementara pihak keluarga korban asal dari Sumatera Barat yang diberangkatkan adalah Handra Yaspita, Nurhamidah, Yulierma, dan Alhamdani.
Menurutnya, aksi tersebut sebagai bagian dari ikhtiar untuk membangun kepedulian masyarakat Semarang. Selain prihatin terhadap tragedi kemanusiaan yang menimpa muslim di Selandia Baru, publik juga diajak peduli dengan penjajahan yang masih terjadi di Palestina oleh zionis Irael.
“Kita memang tidak bisa datang menemui mereka, kita tidak bisa menjabat tangan saudara seiman di Palestina, namun yakinlah saudara, insya Allah doa dan juga bantuan kita di sini akan menjadi energi terhebat bagi saudara teraniaya!” ucap Sri Suroto, saat berorasi.
“Sudah seharusnya penjajahan di atas dunia harus dihapuskan! Bangsa Indonesia secara tegas menyatakan itu, maka mari kita sebagai warga negara yang mengaku cinta Indonesia sudah seharusnya berjuang membela kemerdekaan Palestina,” sambungnya.
Suroto mengungkapkan, ACT sudah menyiapkan berbagai program bantuan sebagai respons terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina. “Salah satu program untuk membersamai Palestina, pada April mendatang, ACT insya Allah kita akan memberangkatkan minimal 2.000 ton beras yang akan berlayar dari Indonesia.
(rhs)