Minat Baca di Subang Dinilai Masih Rendah
A
A
A
SUBANG - Minat baca di Kabupaten Subang, Jawa Barat masih rendah. Hal ini setidaknya dilihat dari jumlah kunjungan warga ke perpustakaan, yang tidak lebih dari 100 orang per hari.
"Jumlah kunjungan warga ke perpustakaan yang tidak lebih dari 100 orang perhari menjadi indikator. Bisa disebut jika minat baca (di Subang) masih rendah," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Subang Ade Mulyawadi, Senin (18/3/2019).
Dia mengungkapkan, pemerintah terus berupaya maksimal untuk meningkatkan minat baca. Namun tidak semudah membalikan telapak tangan. Apalagi menghadapi pengaruh lingkungan dan teknologi yang semakin canggih.
"Diakui atau tidak seperti keberadaan media sosial dan game online sangat berpengaruh terhadap ketertarikan minat baca. Tidak jarang jika perbandingan minat baca di Indonesia adalah 1:1000 orang," tuturnya.
Tidak jarang untuk menunjukan indikator minat baca data-data tentang literasi sering diulang. Seperti hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) pada 2015, menyebut Indonesia ranking 62 dari 70 negara.
Begitu juga hasil literasi bertajuk 'World's Most Literate Nations' yang diumumkan pada Maret 2016, produk dari Central Connecticut State University (CCSU), disebutkan jika Indonesia ranking 60 dari 61 negara.
Sementara demi meningkatkan minat baca tersebut, Pemkab Subang telah membuat beberapa program, seperti membuat taman baca, perpustakaan keliling dan perpustakaan desa. Meskipun saat ini beberapa terobosan itu diakui Ade, memang belum maksimal dilakukan.
Seperti taman baca, dari 253 desa dan kelurahan yang ada di Subang, baru ada 25 desa/kelurahan yang memiliki taman baca. Begitu juga program perpusatakaan desa, sejauh ini keberadannya belum dikelola secara baik.
“Sekarang kami sedang melakukan beberapa terobosan lain untuk meningkatkan minat baca di Subang, yaitu dengan mengadakan pameran buku atau book fair. Semoga cara ini bisa lebih membantu dan angka minat baca di Subang naik,”tutur Ade.
Kegiatan book fair dianggap sukses menarik perhatian warga, terutama para pelajar. Terlebih, book fair diisi dengan sejumlah kegiatan, diantaranya lomba membuat puisi, mendongeng hingga kegiatan bedah buku. Adapun untuk pelajar usia dini, diisi dengan kegiatan lomba mewarnai dan bernyanyi.
"Jumlah kunjungan warga ke perpustakaan yang tidak lebih dari 100 orang perhari menjadi indikator. Bisa disebut jika minat baca (di Subang) masih rendah," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Subang Ade Mulyawadi, Senin (18/3/2019).
Dia mengungkapkan, pemerintah terus berupaya maksimal untuk meningkatkan minat baca. Namun tidak semudah membalikan telapak tangan. Apalagi menghadapi pengaruh lingkungan dan teknologi yang semakin canggih.
"Diakui atau tidak seperti keberadaan media sosial dan game online sangat berpengaruh terhadap ketertarikan minat baca. Tidak jarang jika perbandingan minat baca di Indonesia adalah 1:1000 orang," tuturnya.
Tidak jarang untuk menunjukan indikator minat baca data-data tentang literasi sering diulang. Seperti hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) pada 2015, menyebut Indonesia ranking 62 dari 70 negara.
Begitu juga hasil literasi bertajuk 'World's Most Literate Nations' yang diumumkan pada Maret 2016, produk dari Central Connecticut State University (CCSU), disebutkan jika Indonesia ranking 60 dari 61 negara.
Sementara demi meningkatkan minat baca tersebut, Pemkab Subang telah membuat beberapa program, seperti membuat taman baca, perpustakaan keliling dan perpustakaan desa. Meskipun saat ini beberapa terobosan itu diakui Ade, memang belum maksimal dilakukan.
Seperti taman baca, dari 253 desa dan kelurahan yang ada di Subang, baru ada 25 desa/kelurahan yang memiliki taman baca. Begitu juga program perpusatakaan desa, sejauh ini keberadannya belum dikelola secara baik.
“Sekarang kami sedang melakukan beberapa terobosan lain untuk meningkatkan minat baca di Subang, yaitu dengan mengadakan pameran buku atau book fair. Semoga cara ini bisa lebih membantu dan angka minat baca di Subang naik,”tutur Ade.
Kegiatan book fair dianggap sukses menarik perhatian warga, terutama para pelajar. Terlebih, book fair diisi dengan sejumlah kegiatan, diantaranya lomba membuat puisi, mendongeng hingga kegiatan bedah buku. Adapun untuk pelajar usia dini, diisi dengan kegiatan lomba mewarnai dan bernyanyi.
(maf)