Inflasi Tanjungpinang Januari Sebesar 0,46%
A
A
A
TANJUNGPINANG - Tim Pengendalain Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang terus berkomitmen dalam mengendalikan inflasi di Kota Tanjungpinang. Untuk Januari 2019 ini, Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 0,46% dan bisa dikatakan terkendali dan stabil.
Hal ini akan memberikan dampak pada harga barang komoditas yang terkendali dan daya beli masyarakat. Rapat bulanan TPID ini dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Walikota Tanjungpinang, Selasa (19/2/2019).
Seperti dilansir tanjungpinangkota.go.id, rapat ini dipimpin langsung oleh Walikota Tanjungpinang, Syahrul dan dihadiri oleh Wakil Walikota Tanjungpinang, Rahma. Dalam rapat tersebut, dipaparkan, selama Januari 2019, inflasi Tanjungpinang masih terkendali dibandingkan Batam bahkan nasional.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulan Januari sebesar 0,46% dengan komoditi dominan penyumbang inflasi yaitu dari ikan tongkol sebesar 0,13% dan sotong sebesar 0,12%. Sedangkan komoditi penyumbang deflasi yaitu sayur bayam, kacang panjang dan kangkung.
Perkembangan inflasi tahun kalender Januari 2019, Kota Tanjungpinang masih terbilang stabil sebesar 2,66% dibawah Batam sebesar 2,72% dan nasional sebesar 2,82%.
Perwakilan Bank Indonesia, Gunawan mengatakan inflasi Kota Tanjungpinang bersumber dari inflasi kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Untuk kelompok bahan makanan sebesar 1,54% (mtm) dengan andil 0,38% (mtm) sebagai dampak dari terbatasnya aktivitas nelayan akibat masih berlangsungnya angin musim utara yang memicu gelombang tinggi di laut.
Sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23% (mtm) dengan andil 0,06% (mtm) terutama dikarenakan peningkatan harga sewa rumah sebagai dampak penyesuaian harga di awal tahun.
Edison, Kepala Perwakilan Bulog mengatakan harga beras medium dan premium masih stabil, stok beras aman sampai 4-5 bulan kedepan. Untuk persediaan pada awal Februari lalu datang 1.000 ton beras dan akan datang lagi stok beras sebanyak 3.000 ton. HET beras premium masih seharga Rp. 9.950. Sedangkan untuk stok gula pasir dalam kemasan masih tergolong aman sebanyak 24 ton. Untuk minyak goreng masih dalam pengiriman, namun stok yang ada masih tergolong aman.
Dalam rapat kali ini, juga diundang pengusaha daging segar yang termasuk penyumbang pemenuhan kebutuhan pokok di Kota Tanjungpinang. Perwakilan dari peternak ayam tersebut disampaikan oleh Tamrin. Terkait penjualan daging segar dia mengatakan, sampai saat ini penjualannya masih dalam tahap wajar dan stok cukup.
"Sampai saat ini stok masih cukup dan harga dilevel wajar atau stabil berkisar Rp 120.000, setiap hari kami menjual 150 kg dan berharap jelang perayaan akan ditambah lagi stok sapi hidup setidaknya 3 Minggu sebelum perayaan, sapi tersebut didatangkan langsung dari Kuala Tungkal dan kami berharap akan ada penurunan harga penjualan daging segar dari regulasi dan kebijakan pemerintah," ungkap Tamrin.
Walikota Tanjungpinang, Syahrul, mengatakan, inflasi harus dikendalikan. "Jika inflasi terlalu tinggi maka daya beli masyarakat akan turun begitu pula sebaliknya jika terlalu rendah maka pedagang akan rugi, oleh karena itu inflasi ini harus tetap dijaga," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, kunci dari kenaikan harga untuk Kota Tanjungpinang hanya pada stok. "Jika stoknya cukup maka harga di pasaran tidak akan ada gejolak."
Hal ini akan memberikan dampak pada harga barang komoditas yang terkendali dan daya beli masyarakat. Rapat bulanan TPID ini dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Walikota Tanjungpinang, Selasa (19/2/2019).
Seperti dilansir tanjungpinangkota.go.id, rapat ini dipimpin langsung oleh Walikota Tanjungpinang, Syahrul dan dihadiri oleh Wakil Walikota Tanjungpinang, Rahma. Dalam rapat tersebut, dipaparkan, selama Januari 2019, inflasi Tanjungpinang masih terkendali dibandingkan Batam bahkan nasional.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulan Januari sebesar 0,46% dengan komoditi dominan penyumbang inflasi yaitu dari ikan tongkol sebesar 0,13% dan sotong sebesar 0,12%. Sedangkan komoditi penyumbang deflasi yaitu sayur bayam, kacang panjang dan kangkung.
Perkembangan inflasi tahun kalender Januari 2019, Kota Tanjungpinang masih terbilang stabil sebesar 2,66% dibawah Batam sebesar 2,72% dan nasional sebesar 2,82%.
Perwakilan Bank Indonesia, Gunawan mengatakan inflasi Kota Tanjungpinang bersumber dari inflasi kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Untuk kelompok bahan makanan sebesar 1,54% (mtm) dengan andil 0,38% (mtm) sebagai dampak dari terbatasnya aktivitas nelayan akibat masih berlangsungnya angin musim utara yang memicu gelombang tinggi di laut.
Sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23% (mtm) dengan andil 0,06% (mtm) terutama dikarenakan peningkatan harga sewa rumah sebagai dampak penyesuaian harga di awal tahun.
Edison, Kepala Perwakilan Bulog mengatakan harga beras medium dan premium masih stabil, stok beras aman sampai 4-5 bulan kedepan. Untuk persediaan pada awal Februari lalu datang 1.000 ton beras dan akan datang lagi stok beras sebanyak 3.000 ton. HET beras premium masih seharga Rp. 9.950. Sedangkan untuk stok gula pasir dalam kemasan masih tergolong aman sebanyak 24 ton. Untuk minyak goreng masih dalam pengiriman, namun stok yang ada masih tergolong aman.
Dalam rapat kali ini, juga diundang pengusaha daging segar yang termasuk penyumbang pemenuhan kebutuhan pokok di Kota Tanjungpinang. Perwakilan dari peternak ayam tersebut disampaikan oleh Tamrin. Terkait penjualan daging segar dia mengatakan, sampai saat ini penjualannya masih dalam tahap wajar dan stok cukup.
"Sampai saat ini stok masih cukup dan harga dilevel wajar atau stabil berkisar Rp 120.000, setiap hari kami menjual 150 kg dan berharap jelang perayaan akan ditambah lagi stok sapi hidup setidaknya 3 Minggu sebelum perayaan, sapi tersebut didatangkan langsung dari Kuala Tungkal dan kami berharap akan ada penurunan harga penjualan daging segar dari regulasi dan kebijakan pemerintah," ungkap Tamrin.
Walikota Tanjungpinang, Syahrul, mengatakan, inflasi harus dikendalikan. "Jika inflasi terlalu tinggi maka daya beli masyarakat akan turun begitu pula sebaliknya jika terlalu rendah maka pedagang akan rugi, oleh karena itu inflasi ini harus tetap dijaga," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, kunci dari kenaikan harga untuk Kota Tanjungpinang hanya pada stok. "Jika stoknya cukup maka harga di pasaran tidak akan ada gejolak."
(akn)