Hujan Es-Angin di Sleman Rusak Bangunan dan Tumbangkan Pohon
A
A
A
SLEMAN - Hujan es yang angin kencang melanda wilayah Sleman, Jumat (22/2/2019) siang menyebabkan pohon di beberapa titik tumbang dan merusak bangunan. Badan Penanggalulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat, ada tiga wilayah yang terdampak, yaitu Kecamatan Turi, Tempel dan Kalasan. Untuk pohon tumbang di 21 titik, atap terbang 4 titik, dinding roboh 1 titik, jaringan listrik 1 titik, akses jalan 4 titik, kendaraan 3 unit dan tower roboh 1 titik.
Kecamatan Turi tercatat paling berdampak. Pohon tumbang di antaranya di dusun Jomboran, Randusongo, Gading, Turi dan Sukodono. Selain melintang di jalan, pohon tersebut juga menimpa bangunan dan jaringan listrik.Untuk bangunan yang rusak, antara lain balai desa dan gedung serbaguna Donokerto di Dusun Turi serta tower telekomunikasi di dekat kantor desa tersebut juga roboh. Untuk wilayah Tempel pohon tumbang terjadi di Donojayan, Merdikorejo dan wilayah Kalasan, di Tirtomartani.
Hujan sendiri terjadi mulai pukul 13.30 WIB dan pada pukul 14.00 WIB puncak hujan deras disertai angin kencang, termasuk ada butiran es.
Kepala Desa (Kades) Donokerto, Turi Waluyo Jati mengatakan, secara umum hampir seluruh dusun di Donokerto yang jumlahnya ada 16 berdampak hujan deran dan angin kencang tersebut. Namun yang paling parah terjadi di delapan dusun. Seperti di Gading Wetan, Gading Kulon, Kenaruhan, Kledung, Sukodono, Jomboran, Turi dan Ngemplak.
“Untuk kerusakannya apa saja, kami masih melakukan pendataan dan hingga sekarag belum ada laporan,” kata Waluyo Jati kepada SINDOnews, Jumat (22/2/2019).
Jati menjelaskan untuk sementara yang sudah diketahui kerusakan, yakni bangunan di komplek kantor desa Donokerto, di Dusun Turi. Dimana balai desa dan gedung serbaguna Donokerto bangunannaya rusak, termasuk tower telekomukasi roboh.
“Untuk kantor desa sebagian gentingnya berterbangan, sedangkan gedung serbaguna temboknya roboh. Kami perkirakan untuk gedung serbaguna kerugiannya mencapai Rp1 miliar, untuk tempat lainnya masih dalam perhitungan,” terangnya.
Menurut Jati, karena bangunan tersebut sangat penting, maka sebagai tindaklanjut atas kerusakan tersebut, akan melakukan rehabilitasi. Dimana untuk anggarannya akan memakai dana darurat. Ini juga sudah diatur dalamperaturan bupati (perbup) No 31/2018 tentang kebencaaan. Hanya saja karena anggaran darurat untuk kebencaan Donokertito hanya Rp5 juta berharap, akan ada anggaran kedaruratan dari pemerintah daerah, baik Pemkab Sleman maupun provinsi.
“Untuk anggaran darurat kami memang kecil, sebab anggaran itu tiap tahunnya menjadi silpa, karena memang tidak ada bencana. Karena itu akan menambah anggaran yang akan dimasukkan dalam perubahan melalui anggaran perubahan,” paparnya.
Kaur Pembangunan Desa Donokerto Sukiman menambahkan barak pengungsian tersebut dibangun oleh pemerintah desa sejak 2014 dan saat ini masih dalam proses pemeliharaan, gedung tersebut, fungsi utama sebagai barak pengungsian. Namun, desa juga memanfaatkannya sebagai tempat olahraga dan acara-acara lainnya.
"Setelah ini mungkin akan rembuk dengan pemerintah desa dan kabupaten untuk langkah selanjutnya," tambahnya.
Terpisah Plt Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Setyaningrum menjelaskan, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini, Pola angin baratan sampai pertengahan April relatif masih kuat, yang menandakan bahwa saat ini masih masuk musim hujan, selanjutnya, berangsur-angsur dari akhir April sampai dengan Mei
angin timuran sudah mulai masuk wilayah Indonesia umumnya, yang menandakan sudah masuknya musim kemarau.
"Musim hujan untuk wilayah DIY diperkiran berkahir sekitar akhir April, dan pada Mei sudah memasuki musim kemarau," tukasnya.
Kabid Kedarutatan dan Logistik Sleman, Makwan mengatakan petugas tim reaksi cepat (TRC) BPBD Sleman bersama TNI-Polri, relawan dan masyarakat langsung melakukan tindakan untuk mengkondisikan. Yaitu dengan assessment, pembersihan jalan dan rumah yang tertimpa pohon tumbang serta evakuasi.
Kecamatan Turi tercatat paling berdampak. Pohon tumbang di antaranya di dusun Jomboran, Randusongo, Gading, Turi dan Sukodono. Selain melintang di jalan, pohon tersebut juga menimpa bangunan dan jaringan listrik.Untuk bangunan yang rusak, antara lain balai desa dan gedung serbaguna Donokerto di Dusun Turi serta tower telekomunikasi di dekat kantor desa tersebut juga roboh. Untuk wilayah Tempel pohon tumbang terjadi di Donojayan, Merdikorejo dan wilayah Kalasan, di Tirtomartani.
Hujan sendiri terjadi mulai pukul 13.30 WIB dan pada pukul 14.00 WIB puncak hujan deras disertai angin kencang, termasuk ada butiran es.
Kepala Desa (Kades) Donokerto, Turi Waluyo Jati mengatakan, secara umum hampir seluruh dusun di Donokerto yang jumlahnya ada 16 berdampak hujan deran dan angin kencang tersebut. Namun yang paling parah terjadi di delapan dusun. Seperti di Gading Wetan, Gading Kulon, Kenaruhan, Kledung, Sukodono, Jomboran, Turi dan Ngemplak.
“Untuk kerusakannya apa saja, kami masih melakukan pendataan dan hingga sekarag belum ada laporan,” kata Waluyo Jati kepada SINDOnews, Jumat (22/2/2019).
Jati menjelaskan untuk sementara yang sudah diketahui kerusakan, yakni bangunan di komplek kantor desa Donokerto, di Dusun Turi. Dimana balai desa dan gedung serbaguna Donokerto bangunannaya rusak, termasuk tower telekomukasi roboh.
“Untuk kantor desa sebagian gentingnya berterbangan, sedangkan gedung serbaguna temboknya roboh. Kami perkirakan untuk gedung serbaguna kerugiannya mencapai Rp1 miliar, untuk tempat lainnya masih dalam perhitungan,” terangnya.
Menurut Jati, karena bangunan tersebut sangat penting, maka sebagai tindaklanjut atas kerusakan tersebut, akan melakukan rehabilitasi. Dimana untuk anggarannya akan memakai dana darurat. Ini juga sudah diatur dalamperaturan bupati (perbup) No 31/2018 tentang kebencaaan. Hanya saja karena anggaran darurat untuk kebencaan Donokertito hanya Rp5 juta berharap, akan ada anggaran kedaruratan dari pemerintah daerah, baik Pemkab Sleman maupun provinsi.
“Untuk anggaran darurat kami memang kecil, sebab anggaran itu tiap tahunnya menjadi silpa, karena memang tidak ada bencana. Karena itu akan menambah anggaran yang akan dimasukkan dalam perubahan melalui anggaran perubahan,” paparnya.
Kaur Pembangunan Desa Donokerto Sukiman menambahkan barak pengungsian tersebut dibangun oleh pemerintah desa sejak 2014 dan saat ini masih dalam proses pemeliharaan, gedung tersebut, fungsi utama sebagai barak pengungsian. Namun, desa juga memanfaatkannya sebagai tempat olahraga dan acara-acara lainnya.
"Setelah ini mungkin akan rembuk dengan pemerintah desa dan kabupaten untuk langkah selanjutnya," tambahnya.
Terpisah Plt Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Setyaningrum menjelaskan, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini, Pola angin baratan sampai pertengahan April relatif masih kuat, yang menandakan bahwa saat ini masih masuk musim hujan, selanjutnya, berangsur-angsur dari akhir April sampai dengan Mei
angin timuran sudah mulai masuk wilayah Indonesia umumnya, yang menandakan sudah masuknya musim kemarau.
"Musim hujan untuk wilayah DIY diperkiran berkahir sekitar akhir April, dan pada Mei sudah memasuki musim kemarau," tukasnya.
Kabid Kedarutatan dan Logistik Sleman, Makwan mengatakan petugas tim reaksi cepat (TRC) BPBD Sleman bersama TNI-Polri, relawan dan masyarakat langsung melakukan tindakan untuk mengkondisikan. Yaitu dengan assessment, pembersihan jalan dan rumah yang tertimpa pohon tumbang serta evakuasi.
(sms)