Aktivitas Merapi Fluktuatif, BPBD Boyolali Maksimalkan Pemantauan CCTV
A
A
A
BOYOLALI - Untuk memantau aktivitas Gunung Merapi masih fluktuatif, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali memaksimalkan pengamatan melalui CCTV.
Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinung mengatakan, ada tiga CCTV yang dipasang BPBD di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo yang merupakan kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi. Selain itu, pihaknya juga turut memantau CCTV yang dipasang Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
“Dengan pemantauan langsung, situasi Gunung Merapi terus menerus dapat diketahui,” kata Bambang Sinung Minggu (10/2/2019). Sedangkan untuk keterangan resminya tetap mengacu kepada BPPTKG.
Dengan pemantauan langsung, koordinasi penanganan bencana di lapangan diharapkan lebih maksimal. BPBD juga telah berkoordinasi dengan sister village (desa saudara) untuk desa-desa yang masuk KRB II dan III, khususnya terkait penanganan pengungsian nantinya. “Terdapat 17 desa di Boyolali yang masuk KRB II dan KRB III, sehingga sister village juga 17 desa,” urainya.
Seperti Desa Tlogolele dan Desa Klakah yang memiliki sister village dengan dua desa di Magelang. Sedangkan 15 desa di lereng Merapi lainnya diarahkan ke Kecamatan Ampel dan Kecamatan Boyolali. Arah pengungsian menjauhi zona bahaya Merapi.
Pihaknya juga telah menyiapkan 23.000 masker untuk dibagikan kepada warga ketika terjadi hujan abu vulkanik. Sejauh ini, abu tipis yang muncul tidak terlalu mengganggu aktivitas warga.
Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinung mengatakan, ada tiga CCTV yang dipasang BPBD di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo yang merupakan kawasan rawan bencana (KRB) III Merapi. Selain itu, pihaknya juga turut memantau CCTV yang dipasang Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
“Dengan pemantauan langsung, situasi Gunung Merapi terus menerus dapat diketahui,” kata Bambang Sinung Minggu (10/2/2019). Sedangkan untuk keterangan resminya tetap mengacu kepada BPPTKG.
Dengan pemantauan langsung, koordinasi penanganan bencana di lapangan diharapkan lebih maksimal. BPBD juga telah berkoordinasi dengan sister village (desa saudara) untuk desa-desa yang masuk KRB II dan III, khususnya terkait penanganan pengungsian nantinya. “Terdapat 17 desa di Boyolali yang masuk KRB II dan KRB III, sehingga sister village juga 17 desa,” urainya.
Seperti Desa Tlogolele dan Desa Klakah yang memiliki sister village dengan dua desa di Magelang. Sedangkan 15 desa di lereng Merapi lainnya diarahkan ke Kecamatan Ampel dan Kecamatan Boyolali. Arah pengungsian menjauhi zona bahaya Merapi.
Pihaknya juga telah menyiapkan 23.000 masker untuk dibagikan kepada warga ketika terjadi hujan abu vulkanik. Sejauh ini, abu tipis yang muncul tidak terlalu mengganggu aktivitas warga.
(wib)