2 Jembatan Putus di Sikka Dihantam Banjir, Jalur Pantura Flores Lumpuh
A
A
A
MAUMERE - Dua jembatan darurat di Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terputus, Rabu siang (30/1/2019) akibat banjir bandang. Dua jembatan darurat yang putus itu yakni Jembatan Magerepu dan Dagemage yang jaraknya kurang lebih 100 meter saja.
Kondisi ini mengakibatkan Jalur Pantai Utara (Pantura) Flores kembali lumpuh. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sikka terpaksa mengerahkan lagi dua alat berat untuk membuat jalur alternatif warga pun terpaksa menyerobot banjir dan untuk melintas.
Padahal jembatan darurat di Dagemage baru saja diperbaiki Dinas PUPR Sikka menyusul banjir bandang pada Kamis 17 Januari 2019 lalu. Disaat yang bersamaan Dinas PUPR Sikka Juga membuat jembatan darurat di Magerepu akibat putusnya badan jalan.
Rupanya jembatan darurat yang dibangun tersebut ini tidak bisa bertahan lama karena baru berumur 12 hari kembali mengalami masalah yang sama.
Banyak kendaraan roda empat dan selebihnya terpaksa antre di ujung badan jalan di antaranya mobil operasional pimpinan DPRD Sikka yang hendak kembali ke Maumere.
Kendaraan roda dua masih bisa diseberangkan melewati Sungai Magerepu dan Sungai Dagemage dengan cara digotong oleh warga sekitar.
Pemilik kendaraan harus rela memberikan uang jasa penyeberangan. Di Dagemage kendaraan roda dua masih bisa melintasi meski harus hati-hati.
Sementara warga masyarakat yang akan melanjutkan perjalanan terpaksa harus melewati Kali Magerepu dimana debit air saat itu cukup tingg dengan air setinggi lutut orang dewasa.
Banyak anak yang terpaksa digendong orang tua atau dibantu warga lain Kepala Pos Polisi Ndete pun terlihat ikut membantu menyeberangkan anak-anak atau pun ibu-ibu yang sudah berusia lanjut.
Pantauan MNC Media di dua lokasi putusnya jembatan banyak sekali kendaraan roda dua yang terpaksa digotong warga. Kendaraan-kendaraan ini hendak melanjutkan perjalanan ke Maumere atau Magepanda, bahkan ada yang sampai ke Kota Baru di Kabupaten Ende hingga Mbay di Kabupaten Nagekeo.
Menurut Hendrik warga setempat, dia terpaksa melewati banjir dan mengendong anaknya untuk melintas di lokasi banjir bandang yang memutuskan jalur Trans Utara Flores tersebut. Hingga saat ini warga masih antre di lokasi banjir sambil menunggu surut agar mereka bisa melewati lokasi tersebut.
Kondisi ini mengakibatkan Jalur Pantai Utara (Pantura) Flores kembali lumpuh. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sikka terpaksa mengerahkan lagi dua alat berat untuk membuat jalur alternatif warga pun terpaksa menyerobot banjir dan untuk melintas.
Padahal jembatan darurat di Dagemage baru saja diperbaiki Dinas PUPR Sikka menyusul banjir bandang pada Kamis 17 Januari 2019 lalu. Disaat yang bersamaan Dinas PUPR Sikka Juga membuat jembatan darurat di Magerepu akibat putusnya badan jalan.
Rupanya jembatan darurat yang dibangun tersebut ini tidak bisa bertahan lama karena baru berumur 12 hari kembali mengalami masalah yang sama.
Banyak kendaraan roda empat dan selebihnya terpaksa antre di ujung badan jalan di antaranya mobil operasional pimpinan DPRD Sikka yang hendak kembali ke Maumere.
Kendaraan roda dua masih bisa diseberangkan melewati Sungai Magerepu dan Sungai Dagemage dengan cara digotong oleh warga sekitar.
Pemilik kendaraan harus rela memberikan uang jasa penyeberangan. Di Dagemage kendaraan roda dua masih bisa melintasi meski harus hati-hati.
Sementara warga masyarakat yang akan melanjutkan perjalanan terpaksa harus melewati Kali Magerepu dimana debit air saat itu cukup tingg dengan air setinggi lutut orang dewasa.
Banyak anak yang terpaksa digendong orang tua atau dibantu warga lain Kepala Pos Polisi Ndete pun terlihat ikut membantu menyeberangkan anak-anak atau pun ibu-ibu yang sudah berusia lanjut.
Pantauan MNC Media di dua lokasi putusnya jembatan banyak sekali kendaraan roda dua yang terpaksa digotong warga. Kendaraan-kendaraan ini hendak melanjutkan perjalanan ke Maumere atau Magepanda, bahkan ada yang sampai ke Kota Baru di Kabupaten Ende hingga Mbay di Kabupaten Nagekeo.
Menurut Hendrik warga setempat, dia terpaksa melewati banjir dan mengendong anaknya untuk melintas di lokasi banjir bandang yang memutuskan jalur Trans Utara Flores tersebut. Hingga saat ini warga masih antre di lokasi banjir sambil menunggu surut agar mereka bisa melewati lokasi tersebut.
(sms)