Usai Jual Durian Rp14 Juta Perbuah, Kini Bibit Seharga Rp3,5 Juta
A
A
A
TASIKMALAYA - Munculnya Durian seharga Rp14 juta perbuah di Plaza Asia Tasikmalaya telah menghebohkan Indonesia. Namun sejak hari ini Selasa, 29 Januari 2019 sudah tak ada lagi karena ludes terjual.
Meski demikian, kehebohan tetap terjadi karena di tempat penjualan durian seharga Rp14 juta itu telah berganti barang. Kini bibit durian yang dijual dengan harga variatif mulai Rp800 ribu sampai Rp3,5 juta.
"Untuk durian sudah ada yang membeli. Semuanya empat buah," kata Kepala HRD Plaza Asia, Ferry Nandang Yogaswara, Selasa (29/1/2019).
Menurut Ferry, bibit tersebut masih satu sumber dari Banyuwangi tempat durian seharga Rp14 juta itu. Namun bukan bibit durian dimaksud karena jenisnya berbeda.
"Ada bibit musang king, king bawor dan bawor biasa. Usianya satu tahun dengan harga tertinggi bibit durian musang king sebesar Rp3,5 juta," ujarnya.
Ada kelebihan pada bibit ini, kata Ferry, dijamin berbuah dalam tempo tiga tahun. Namun harus sesuai dengan kondisi tanah sehingga disediakan jasa pemeriksaan tanah yang khusus untuk wilayah Kota Tasikmalaya, Banjar dan Taraju Kabupaten Tasimalaya sebesar Rp250 ribu. "Diluar wilayah itu dikenai biaya kelipatan," ucapnya.
Ferry pun menjelaskan soal kehebohan Durian Rp14 juta bukan persoalan yang aneh. Pasalnya jika proses pembuahan lama dan langka dipastikan mahal seperti yang pernah terjadi di Jepang.
"Di Jepang pernah ada apel seharga Rp100 juta. Itu karena prosesnya lama dan langka," ucapnya.
Mengenai tudingan bahwa durian seharga Rp14 juta perbiji sebagai teknik penjualan saja, Ferry membantah keras karena faktanya seharga itu.
Pihak Plaza Asia kedatangan suplier durian dari Banyumas Jawa Tengah ingin menjajakan durian.
"Ya kami terima saja karena kata suplier tersebut memang kalau prosesnya lama dan langka pasti mahal. Maka mesti mahal, empat biji yang tersedia telah habis terjual," tuturnya.
Meski demikian Ferry tidak menyebutkan siapa nama suplier dan tempat lokasi pohon durian tersebut dengan alasan rahasia. Dia akan tetap menjaga kerahasian penjual durian asal Banyumas itu.
"Saya juga memang belum pernah melihat isi dan merasakan rasa durian itu. Namun kalau dari aromanya berbeda dengan durian biasa. Yang jelas sudah terjual sehingga tak dijajakan lagi," tandasnya.
Meski demikian, kehebohan tetap terjadi karena di tempat penjualan durian seharga Rp14 juta itu telah berganti barang. Kini bibit durian yang dijual dengan harga variatif mulai Rp800 ribu sampai Rp3,5 juta.
"Untuk durian sudah ada yang membeli. Semuanya empat buah," kata Kepala HRD Plaza Asia, Ferry Nandang Yogaswara, Selasa (29/1/2019).
Menurut Ferry, bibit tersebut masih satu sumber dari Banyuwangi tempat durian seharga Rp14 juta itu. Namun bukan bibit durian dimaksud karena jenisnya berbeda.
"Ada bibit musang king, king bawor dan bawor biasa. Usianya satu tahun dengan harga tertinggi bibit durian musang king sebesar Rp3,5 juta," ujarnya.
Ada kelebihan pada bibit ini, kata Ferry, dijamin berbuah dalam tempo tiga tahun. Namun harus sesuai dengan kondisi tanah sehingga disediakan jasa pemeriksaan tanah yang khusus untuk wilayah Kota Tasikmalaya, Banjar dan Taraju Kabupaten Tasimalaya sebesar Rp250 ribu. "Diluar wilayah itu dikenai biaya kelipatan," ucapnya.
Ferry pun menjelaskan soal kehebohan Durian Rp14 juta bukan persoalan yang aneh. Pasalnya jika proses pembuahan lama dan langka dipastikan mahal seperti yang pernah terjadi di Jepang.
"Di Jepang pernah ada apel seharga Rp100 juta. Itu karena prosesnya lama dan langka," ucapnya.
Mengenai tudingan bahwa durian seharga Rp14 juta perbiji sebagai teknik penjualan saja, Ferry membantah keras karena faktanya seharga itu.
Pihak Plaza Asia kedatangan suplier durian dari Banyumas Jawa Tengah ingin menjajakan durian.
"Ya kami terima saja karena kata suplier tersebut memang kalau prosesnya lama dan langka pasti mahal. Maka mesti mahal, empat biji yang tersedia telah habis terjual," tuturnya.
Meski demikian Ferry tidak menyebutkan siapa nama suplier dan tempat lokasi pohon durian tersebut dengan alasan rahasia. Dia akan tetap menjaga kerahasian penjual durian asal Banyumas itu.
"Saya juga memang belum pernah melihat isi dan merasakan rasa durian itu. Namun kalau dari aromanya berbeda dengan durian biasa. Yang jelas sudah terjual sehingga tak dijajakan lagi," tandasnya.
(sms)