PT Vale Nyatakan 3 Dam di Blok Sorowako dalam Kondisi Aman
A
A
A
SOROWAKO - PT Vale menyatakan, kondisi tiga Damnya (PLTA Larona, Balambano dan Karebbe) di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan, dalam kondisi aman. PT Vale memiliki SOP baku dalam melakukan pengecekan regular kondisi bendungannya.
"Ketiga bendungan PT Vale tersebut juga memiliki desain bendungan dengan memperhitungkan potensi gempa maksimum yang mungkin terjadi di suatu wilayah dengan mempertimbangkan seismisitas (misalnya patahan ataupun tektonik) dari wilayah di sekitar operasi perusahaan," kata Senior Manager Communications PT Vale Bayu Aji dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (26/1/2019).
PT Vale, kata dia, juga telah mengimplementasikan aturan dan ketentuan tentang keamanan bendungan. Seperti pembangunan sistem peringatan banjir (flood warning system) di daerah aliran sungai (DAS) dan permukiman warga.
"Memiliki dokumen perizinan serta Sertifikat Keamanan Bendungan dari Komisi Keamanan Bendungan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan. Komisi Keamanan Bendungan pun secara berkala melakukan audit terhadap bendungan PT Vale," timpalnya.
Pada 13 Desember 2018 di Malili, lanjut dia, PT Vale bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, instansi dan lembaga di bawahnya beserta masyarakat menggelar simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona sebagai bentuk edukasi dan kesiapsiagaan bila terjadi bencana.
"Simulasi RTD seperti ini merupakan pertama kalinya di Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab pemilik bendungan. Selain itu, saat ini PT Vale sedang melakukan penguatan pada konstruksi Dam Batu Besi (PLTA Larona) sesuai rekomendasi dari Komite Keamanan Bendungan," ungkapnya.
Sementara itu Operasi Vale yang berada di Brasil mengumumkan bahwa salah satu bendungan yang berada di Tambang Feijao, Brumadinho, Minas Gerais, mengalami kebocoran pada Sabtu 25 Januari 2019, pukul 15.30 waktu Brasil.
CEO Vale Fabio Schvartsman pada pesannya beberapa saat setelah terjadinya peristiwa ini menyampaikan duka dan kekecewaan yang mendalam atas apa yang terjadi.
“Vale serius untuk menangani hal ini dan mengutamakan tindakan penyelamatan. Vale sangat menyesalkan peristiwa ini dan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka yang terkena dampak. Prioritas utama perusahaan saat ini adalah untuk mendukung upaya penyelamatan, membantu serta melindungi kehidupan karyawan dan masyarakat setempat,” ujar Fabio.
Terkait itu, Presiden Direktur dan CEO PT Vale Nico Kanter menyampaikan duka atas kejadian tersebut. “Saya menyampaikan kesedihan yang mendalam atas peristiwa yang terjadi. Vale tentu akan menyelesaikan masalah ini dengan transparan dan tuntas,” ungkap Nico.
Vale bahkan membuka kanal informasi khusus terkait penyelesaian masalah ini pada tautan dibawah http://www.vale.com/EN/aboutvale/reports/atualizacoes_brumadinho_home/Pages/default.aspx
"Ketiga bendungan PT Vale tersebut juga memiliki desain bendungan dengan memperhitungkan potensi gempa maksimum yang mungkin terjadi di suatu wilayah dengan mempertimbangkan seismisitas (misalnya patahan ataupun tektonik) dari wilayah di sekitar operasi perusahaan," kata Senior Manager Communications PT Vale Bayu Aji dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (26/1/2019).
PT Vale, kata dia, juga telah mengimplementasikan aturan dan ketentuan tentang keamanan bendungan. Seperti pembangunan sistem peringatan banjir (flood warning system) di daerah aliran sungai (DAS) dan permukiman warga.
"Memiliki dokumen perizinan serta Sertifikat Keamanan Bendungan dari Komisi Keamanan Bendungan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan. Komisi Keamanan Bendungan pun secara berkala melakukan audit terhadap bendungan PT Vale," timpalnya.
Pada 13 Desember 2018 di Malili, lanjut dia, PT Vale bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, instansi dan lembaga di bawahnya beserta masyarakat menggelar simulasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona sebagai bentuk edukasi dan kesiapsiagaan bila terjadi bencana.
"Simulasi RTD seperti ini merupakan pertama kalinya di Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab pemilik bendungan. Selain itu, saat ini PT Vale sedang melakukan penguatan pada konstruksi Dam Batu Besi (PLTA Larona) sesuai rekomendasi dari Komite Keamanan Bendungan," ungkapnya.
Sementara itu Operasi Vale yang berada di Brasil mengumumkan bahwa salah satu bendungan yang berada di Tambang Feijao, Brumadinho, Minas Gerais, mengalami kebocoran pada Sabtu 25 Januari 2019, pukul 15.30 waktu Brasil.
CEO Vale Fabio Schvartsman pada pesannya beberapa saat setelah terjadinya peristiwa ini menyampaikan duka dan kekecewaan yang mendalam atas apa yang terjadi.
“Vale serius untuk menangani hal ini dan mengutamakan tindakan penyelamatan. Vale sangat menyesalkan peristiwa ini dan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka yang terkena dampak. Prioritas utama perusahaan saat ini adalah untuk mendukung upaya penyelamatan, membantu serta melindungi kehidupan karyawan dan masyarakat setempat,” ujar Fabio.
Terkait itu, Presiden Direktur dan CEO PT Vale Nico Kanter menyampaikan duka atas kejadian tersebut. “Saya menyampaikan kesedihan yang mendalam atas peristiwa yang terjadi. Vale tentu akan menyelesaikan masalah ini dengan transparan dan tuntas,” ungkap Nico.
Vale bahkan membuka kanal informasi khusus terkait penyelesaian masalah ini pada tautan dibawah http://www.vale.com/EN/aboutvale/reports/atualizacoes_brumadinho_home/Pages/default.aspx
(sms)