668.000 Warga Banten Miskin, Rokok Menjadi Penyebabnya

Selasa, 15 Januari 2019 - 19:05 WIB
668.000 Warga Banten Miskin, Rokok Menjadi Penyebabnya
668.000 Warga Banten Miskin, Rokok Menjadi Penyebabnya
A A A
SERANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat angka kemiskinan meningkat 0,01 persen dibanding pada Maret 2018. Salah satu penyebabnya adalah karena mengonsumsi rokok. Pada bulan Maret sebanyak 661,36 ribu orang tergolong miskin, sedangkan September 668,74 ribu orang naik 7,38 ribu orang.
Kepala BPS Banten Agoes Soebeno mengatakan, angka kemiskinan itu berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) bulan September 2018. Hasilnya, penduduk miskin di pedesaan mengalami peningkatan dibanding perkotaan.

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar daripada peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang pendidikan, dan kesehatan).

Adpun jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar garis kemiskinan September 2018 di perkotaan dan perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras mie instan, roti serta kopi bubuk dan kopi instan (sachet).

"Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2018 sebesar 4,38 persen naik menjadi 4,24 persen pada September 2018. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2018 sebesar 7,33 persen naik menjadi 7,67 persen pada September 2018," kata Agoes saat rilis di kantornya, Selasa (15/1/2019).

Dia menjelaskan, selama periode Maret 2018-September 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 11,67 ribu orang (dari 393,80 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 382,13 ribu orang pada September 2018). Sementara di daerah perdesaan naik sebanyak 19,05 ribu orang (dari 267,55 ribu orang pada Maret 2018 menjadi 286,60 ribu orang pada September 2018).

Pada bulan September 2018, sumbangan garis kemiskinan terhadap Garis Kemiskinan tercatat 71,60 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kondisi Maret 2018 yang sebesar 71,66 persen.

Sementara komoditi non makanan penyumbang terbesar kemiskinan di kota maupun didesa biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi.

Dia menambahkan, untuk faktor yang berpengruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret hingga Septembe 2018 yakni laju pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 5,89 persen, atau lebih rendah dibanding triwulan I sebesar 5,95 persen.

"Inflasi pedesaan priode maret september sebesar 2,70 persen lebih tinggi dinbandingakn inflasi umum sebesar 1,49 persen," tandasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8366 seconds (0.1#10.140)