Tarif Taksi Bandara Mahal, DPRD Akan Bicarakan dengan Pihak Koperasi
A
A
A
SURABAYA - Ketua DPRD Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng, Triyanto menyoroti keluhan pengguna jasa transportasi, terkait tarif taksi Bandara Iskandar Pangkalan Bun yang tidak menggunakan sistem argometer, sehingga terkesan tarif menjadi sangat tinggi dan cenderung tidak masuk akal.
"Terkait keluhan tarif dari masyarakat akan kita bicarakan dengan pihak koperasi bandara secepatnya. Karena yang mengelola dari Lanud Iskandar," kata Triyanto, di sela sela kegiatannya, Rabu (9/1/2019).
Triyanto menyayangkan tarif tinggi taksi bandara yang mencapai Rp160 ribu hanya mengantar keluar bandara yang hanya 1-2 kilometer. Dia menyarankan, taksi bandara bisa menetapkan harga untuk jarak maksimal dari bandara yakni 8 kilometer.
"Jika jarak yang ditempuh lebih dari 8 klimoter, maka tarif berdasarkan kesepakatan antara sopir dan penumpang. Kalau dekat saja harusnya bisa lebih murah," katanya.
Terkait itu, Ketua DPRD Kobar mengimbau kepada penumpang agar bersabar hingga ada solusi dari permasalahan ini. "Secepatnya akan kita carikan solusi dan berbicara dengan pengelola koperasi supaya tarif bisa lebih murah," sebutnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kobar, Hermon F Lion mengatakan, keluhan masyarakat itu ditampung dan akan dicarikan solusinya dengan membicarakan langsung dengan pihak Koperasi dalam hal ini TNI AU Lanud Iskandar.
"Ya kita sudah banyak terima keluhan warga, yang jelas akan kita carikan solusinya untuk menentukan tarif yang tidak memberatkan. Dalam waktu dekat akan kita temui pihak koperasi," ujar Hermon.
Sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat terkait tarif taksi bandara yang sangat mahal. Bahkan hanya untuk mengantar keluar area bandara yakni sampai ke Bundaran Pancasila yang jaraknya tak kurang dari 1-2 km dikenai tarif mencapai Rp100 ribu- Rp150ribu.
"Ya saya pernah mau ke bundaran pancasila saja kena Rp150 ribuan itu mahal sekali. Semoga bisa dicarikan solusinya. Karena di dalam area bandara tidak ada pilihan lain. Cuma taksi bandara saja yang ada. Jadi mau tidak mau harus pakai taksi," pungkasnya.
"Terkait keluhan tarif dari masyarakat akan kita bicarakan dengan pihak koperasi bandara secepatnya. Karena yang mengelola dari Lanud Iskandar," kata Triyanto, di sela sela kegiatannya, Rabu (9/1/2019).
Triyanto menyayangkan tarif tinggi taksi bandara yang mencapai Rp160 ribu hanya mengantar keluar bandara yang hanya 1-2 kilometer. Dia menyarankan, taksi bandara bisa menetapkan harga untuk jarak maksimal dari bandara yakni 8 kilometer.
"Jika jarak yang ditempuh lebih dari 8 klimoter, maka tarif berdasarkan kesepakatan antara sopir dan penumpang. Kalau dekat saja harusnya bisa lebih murah," katanya.
Terkait itu, Ketua DPRD Kobar mengimbau kepada penumpang agar bersabar hingga ada solusi dari permasalahan ini. "Secepatnya akan kita carikan solusi dan berbicara dengan pengelola koperasi supaya tarif bisa lebih murah," sebutnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kobar, Hermon F Lion mengatakan, keluhan masyarakat itu ditampung dan akan dicarikan solusinya dengan membicarakan langsung dengan pihak Koperasi dalam hal ini TNI AU Lanud Iskandar.
"Ya kita sudah banyak terima keluhan warga, yang jelas akan kita carikan solusinya untuk menentukan tarif yang tidak memberatkan. Dalam waktu dekat akan kita temui pihak koperasi," ujar Hermon.
Sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat terkait tarif taksi bandara yang sangat mahal. Bahkan hanya untuk mengantar keluar area bandara yakni sampai ke Bundaran Pancasila yang jaraknya tak kurang dari 1-2 km dikenai tarif mencapai Rp100 ribu- Rp150ribu.
"Ya saya pernah mau ke bundaran pancasila saja kena Rp150 ribuan itu mahal sekali. Semoga bisa dicarikan solusinya. Karena di dalam area bandara tidak ada pilihan lain. Cuma taksi bandara saja yang ada. Jadi mau tidak mau harus pakai taksi," pungkasnya.
(nag)