Malam Tahun Baru, Wali Kota Ita Kunjungi Keluarga Banser Riyanto
A
A
A
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengisi malam pergantian tahun dengan bersilaturahim ke rumah keluarga almarhum Riyanto, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat saat mendekap dan membawa lari bom untuk menyelamatkan ratusan warga Kota Mojokerto.
”Sahabat Riyanto adalah teladan nyata keberanian, teladan nyata rasa rela berkorban, beliau menyelamatkan banyak jiwa. Insya Allah surga untuk Sahabat Riyanto,” ujar Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari.
Ita yang juga aktivis Muslimat NU itu mengunjungi kediaman Riyanto, Senin malam 31 Desember 2018, di Kecamatan Prajurit Kulon, setelah sebelumnya berkeliling memantau pos pengamanan libur Natal dan Tahun bersama aparat kepolisian, serta beristigasah bareng warga dan para tokoh masyarakat.
Kehadiran Ita diiringi rombongan Banser Kota Mojokerto serta disambut langsung oleh Sukarmin dan Katinem, kedua orang tua Riyanto. Turut hadir Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria.
”Kita semua harus belajar dari Mas Riyanto. Dan semoga Kota Mojokerto dan Indonesia selalu damai, aman, saling toleran, bersaudara dalam keberagaman. Perbedaan adalah rahmat. Justru karena perbedaan itulah, Indonesia ini indah. Tak perlu karena beda keyakinan, lalu kita bermusuhan,” ujar Ita.
Riyanto adalah anggota Banser yang gugur saat membantu menjaga keamanan perayaan Natal di Gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, 24 Desember 2000. Ketika itu, Riyanto menemukan bungkusan plastik mencurigakan, lalu membukanya. Setelah tahu bungkusan itu berisi bom, Riyanto spontan berteriak untuk memperingatkan ratusan jemaat gereja. “Tiarap!” teriak Riyanto.
Riyanto kemudian berlari membawa bom tersebut ke luar gereja, namun meledak dalam dekapan pemuda yang wafat di usia 25 tahun itu. Aksi heroik Riyanto telah menyelamatkan ratusan jiwa.
Nama Riyanto kemudian dijadikan nama jalan di jalur menuju rumahnya. Di sana juga dibangun gapura untuk mengenang pengorbanan Riyanto.
Wali Kota Ita mengatakan, semangat pengorbanan Riyanto perlu juga dimaknai sebagai kerelaan untuk terus berbuat baik. ”Berbuat baik, sekecil apapun itu, dimulai dari sekitar kita. Misalnya, ikut bergotong-royong menata kampung,” timpalnya.
”Bagi jajaran birokrasi, semoga dengan silaturahim di rumah Sahabat Riyanto ini, kami bisa menyerap inspirasi dan semangat kebaikan beliau untuk berikhtiar yang terbaik bagi kemajuan Kota Mojokerto,” ujar Ita yang belum genap sebulan dilantik sebagai wali kota.
Sementara itu, ayahanda Riyanto, Sukarmin, berterima kasih masih banyak orang yang mengenang pengorbanan anaknya. ”Terima kasih, Bu Ita. Semoga pengorbanan anak saya tidak sia-sia, dan mampu menjadi pelajaran bagi kita, semoga Indonesia selalu damai,” ujar Sukarmin.
”Sahabat Riyanto adalah teladan nyata keberanian, teladan nyata rasa rela berkorban, beliau menyelamatkan banyak jiwa. Insya Allah surga untuk Sahabat Riyanto,” ujar Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari.
Ita yang juga aktivis Muslimat NU itu mengunjungi kediaman Riyanto, Senin malam 31 Desember 2018, di Kecamatan Prajurit Kulon, setelah sebelumnya berkeliling memantau pos pengamanan libur Natal dan Tahun bersama aparat kepolisian, serta beristigasah bareng warga dan para tokoh masyarakat.
Kehadiran Ita diiringi rombongan Banser Kota Mojokerto serta disambut langsung oleh Sukarmin dan Katinem, kedua orang tua Riyanto. Turut hadir Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria.
”Kita semua harus belajar dari Mas Riyanto. Dan semoga Kota Mojokerto dan Indonesia selalu damai, aman, saling toleran, bersaudara dalam keberagaman. Perbedaan adalah rahmat. Justru karena perbedaan itulah, Indonesia ini indah. Tak perlu karena beda keyakinan, lalu kita bermusuhan,” ujar Ita.
Riyanto adalah anggota Banser yang gugur saat membantu menjaga keamanan perayaan Natal di Gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, 24 Desember 2000. Ketika itu, Riyanto menemukan bungkusan plastik mencurigakan, lalu membukanya. Setelah tahu bungkusan itu berisi bom, Riyanto spontan berteriak untuk memperingatkan ratusan jemaat gereja. “Tiarap!” teriak Riyanto.
Riyanto kemudian berlari membawa bom tersebut ke luar gereja, namun meledak dalam dekapan pemuda yang wafat di usia 25 tahun itu. Aksi heroik Riyanto telah menyelamatkan ratusan jiwa.
Nama Riyanto kemudian dijadikan nama jalan di jalur menuju rumahnya. Di sana juga dibangun gapura untuk mengenang pengorbanan Riyanto.
Wali Kota Ita mengatakan, semangat pengorbanan Riyanto perlu juga dimaknai sebagai kerelaan untuk terus berbuat baik. ”Berbuat baik, sekecil apapun itu, dimulai dari sekitar kita. Misalnya, ikut bergotong-royong menata kampung,” timpalnya.
”Bagi jajaran birokrasi, semoga dengan silaturahim di rumah Sahabat Riyanto ini, kami bisa menyerap inspirasi dan semangat kebaikan beliau untuk berikhtiar yang terbaik bagi kemajuan Kota Mojokerto,” ujar Ita yang belum genap sebulan dilantik sebagai wali kota.
Sementara itu, ayahanda Riyanto, Sukarmin, berterima kasih masih banyak orang yang mengenang pengorbanan anaknya. ”Terima kasih, Bu Ita. Semoga pengorbanan anak saya tidak sia-sia, dan mampu menjadi pelajaran bagi kita, semoga Indonesia selalu damai,” ujar Sukarmin.
(sms)