Pancasila Harus Terus Dirawat sebagai Ideologi Bangsa
A
A
A
BANDUNG - Komunitas Bela Indonesia (KBI) terus berupaya mengampanyekan Pancasila dan kesadaran berbangsa agar Indonesia sebagai rumah bersama bisa terawat selamanya.
Memudarnya kesadaran masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila sebagai perekat bangsa, membuat banyak pihak prihatin. Apalagi ditambah dengan menguatnya sektarianisme dan politisasi agama yang membuktikan bahwa falsafah kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sudah mulai tergerus.
Karena itu, KBI terus menyosialisasikan Pancasila melalui rangkaian pelatihan juru bicara Pancasila di 25 provinsi. Salag satunya di Kota Bandung.
“KBI lahir dari keresahan kami terhadap semakin tergerusnya ideologi bangsa yang beragam ini oleh ancaman penyeragaman dan munculnya ideologi alternatif yang berpotensi mengancam kesatuan NKRI,” ujar Elza Peldi Taher dalam siaran persnya, Minggu (9/12/2018).
Sebanyak 40 peserta terpilih dari Bandung dan wilayah Jawa Barat sekitarnya untuk mengikuti pelatihan. Mereka mendapatkan materi menulis, berdebat, serta manajemen media sosial selama empat hari secara intensif mulai Jumat (7/12) hingga Senin (10/12).
Pelatihan Juru Bicara Pancasila ini menggunakan panduan buku berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia yang ditulis Denny JA dan Tim. "Buku ini adalah semacam panduan teoretis bagi masyarakat untuk memahami Pancasila dalam konteks kekinian yang pro terhadap hak asasi manusia dan sistem demokrasi modern," tuturnya.
Dalam pelatihan ini, KBI menggandeng Sekolah Damai Indonesia (SEKODI) Bandung sebagai partner lokal. SEKODI Bandung berasal dari inisisasi Sekolah Damai Indonesia yang didirikan para alumni School of Peace. Sekolah yang berdiri Februari 2018 ini mengusung nilai-nilai toleransi, keterlibatan bersama, serta transformasi sosial jangka panjang.
Pelatihan ini melibatkan berbagai elemen bangsa yang peduli pada penguatan keberagamaan dan kehidupan bangsa yang damai, agar turut terlibat dan berkontribusi aktif dalam proses kampanye positif, baik di komunitasnya maupun di dunia maya.
Terpisah, Koordinator KBI Anick HT menjelaskan, pengelolaan media sosial menjadi salah satu titik tekan penting dalam pelatihan ini. Seperti diketahui, saat ini ruang media sosial adalah ruang pertarungan yang sangat mempengaruhi opini publik. “Sekarang ini orang baik harus berisik di media sosial,” tambahnya.
Selain itu KBI juga menyiapkan program lanjutanagar alumni pelatihan juga melakukan kerja-kerja dan kampanye kebangsaan dalam bentuk aksi nyata sehingga pelatihan ini tak berhenti di ruangan saja, tetapi juga bisa aplikatif di lapangan. Bahkan, para peserta diharapkan mampu menginspirasi orang lain untuk turut menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai.
Memudarnya kesadaran masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila sebagai perekat bangsa, membuat banyak pihak prihatin. Apalagi ditambah dengan menguatnya sektarianisme dan politisasi agama yang membuktikan bahwa falsafah kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sudah mulai tergerus.
Karena itu, KBI terus menyosialisasikan Pancasila melalui rangkaian pelatihan juru bicara Pancasila di 25 provinsi. Salag satunya di Kota Bandung.
“KBI lahir dari keresahan kami terhadap semakin tergerusnya ideologi bangsa yang beragam ini oleh ancaman penyeragaman dan munculnya ideologi alternatif yang berpotensi mengancam kesatuan NKRI,” ujar Elza Peldi Taher dalam siaran persnya, Minggu (9/12/2018).
Sebanyak 40 peserta terpilih dari Bandung dan wilayah Jawa Barat sekitarnya untuk mengikuti pelatihan. Mereka mendapatkan materi menulis, berdebat, serta manajemen media sosial selama empat hari secara intensif mulai Jumat (7/12) hingga Senin (10/12).
Pelatihan Juru Bicara Pancasila ini menggunakan panduan buku berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia yang ditulis Denny JA dan Tim. "Buku ini adalah semacam panduan teoretis bagi masyarakat untuk memahami Pancasila dalam konteks kekinian yang pro terhadap hak asasi manusia dan sistem demokrasi modern," tuturnya.
Dalam pelatihan ini, KBI menggandeng Sekolah Damai Indonesia (SEKODI) Bandung sebagai partner lokal. SEKODI Bandung berasal dari inisisasi Sekolah Damai Indonesia yang didirikan para alumni School of Peace. Sekolah yang berdiri Februari 2018 ini mengusung nilai-nilai toleransi, keterlibatan bersama, serta transformasi sosial jangka panjang.
Pelatihan ini melibatkan berbagai elemen bangsa yang peduli pada penguatan keberagamaan dan kehidupan bangsa yang damai, agar turut terlibat dan berkontribusi aktif dalam proses kampanye positif, baik di komunitasnya maupun di dunia maya.
Terpisah, Koordinator KBI Anick HT menjelaskan, pengelolaan media sosial menjadi salah satu titik tekan penting dalam pelatihan ini. Seperti diketahui, saat ini ruang media sosial adalah ruang pertarungan yang sangat mempengaruhi opini publik. “Sekarang ini orang baik harus berisik di media sosial,” tambahnya.
Selain itu KBI juga menyiapkan program lanjutanagar alumni pelatihan juga melakukan kerja-kerja dan kampanye kebangsaan dalam bentuk aksi nyata sehingga pelatihan ini tak berhenti di ruangan saja, tetapi juga bisa aplikatif di lapangan. Bahkan, para peserta diharapkan mampu menginspirasi orang lain untuk turut menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai.
(vhs)