Surabaya Harus Aman, 223 Mahasiswa Papua Dipulangkan ke Rumah Asalnya
A
A
A
SURABAYA - Sebanyak 233 mahasiswa asal Papua dikembalikan lagi ke asrama mereka di Jalan Kalasan Kecamatan Tambaksari setelah diamankan Polrestabes Surabaya selama lebih dari 15 jam. Sebagian besar dari mereka dikembalikan ke tempat tinggal asalnya.
Pasalnya, tidak semua mahasiswa Papua itu tinggal di Surabaya. Ada yang dari Malang, Bali dan juga Yogyakarta. Dari jumlah 233 mahasiswa asal Papua itu, sebanyak 223 kembali ke tempat tinggal asal mereka. Mereka dipulangkan secara bergelombang.
Untuk yang ke Malang, mereka menggunakan bus yang disediakan Pemkot Surabaya. Namun begitu, mereka tetap akan membayar tarif bus ketika sampai di Malang. Untuk yang ke Yogyakarta dan Bali, mahasiswa Papua ini diturunkan di terminal Bungurasih.
“Surabaya harus aman. Kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di sini,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Minggu (2/11/2018) malam.
Kepala Bagian Humas (Kabag) Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser membenarkan bahwa Pemkot Surabaya memberi fasilitas pada para mahasiswa Papua untuk pulang ke daerahnya menggunakan bus dengan gratis. Namun tawaran tersebut ditolak dan mereka tetap akan bayar. Bahkan untuk konsumsi mereka juga menolaknya.
“Yang penting kami sudah berupaya memfasilitasi,” katanya.
Pengacara pendamping mahasiswa Papua, Veronica Koman ingin memastikan mahasiswa ini benar-benar terjamin keselamatannya. Para mahasiswa Papua meminta pihak keamanan menyiapkan lima bus yang berangkat bergantian dalam rentang 10 menit pemulangan. Bus yang keluar pertama menuju Malang.
“Sebagian besar memang bukan dari Surabaya. Ada yang dari beberapa kota seperti Yogyakarta dan Malang serta Bali,” katanya.
Pasalnya, tidak semua mahasiswa Papua itu tinggal di Surabaya. Ada yang dari Malang, Bali dan juga Yogyakarta. Dari jumlah 233 mahasiswa asal Papua itu, sebanyak 223 kembali ke tempat tinggal asal mereka. Mereka dipulangkan secara bergelombang.
Untuk yang ke Malang, mereka menggunakan bus yang disediakan Pemkot Surabaya. Namun begitu, mereka tetap akan membayar tarif bus ketika sampai di Malang. Untuk yang ke Yogyakarta dan Bali, mahasiswa Papua ini diturunkan di terminal Bungurasih.
“Surabaya harus aman. Kami tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di sini,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Minggu (2/11/2018) malam.
Kepala Bagian Humas (Kabag) Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser membenarkan bahwa Pemkot Surabaya memberi fasilitas pada para mahasiswa Papua untuk pulang ke daerahnya menggunakan bus dengan gratis. Namun tawaran tersebut ditolak dan mereka tetap akan bayar. Bahkan untuk konsumsi mereka juga menolaknya.
“Yang penting kami sudah berupaya memfasilitasi,” katanya.
Pengacara pendamping mahasiswa Papua, Veronica Koman ingin memastikan mahasiswa ini benar-benar terjamin keselamatannya. Para mahasiswa Papua meminta pihak keamanan menyiapkan lima bus yang berangkat bergantian dalam rentang 10 menit pemulangan. Bus yang keluar pertama menuju Malang.
“Sebagian besar memang bukan dari Surabaya. Ada yang dari beberapa kota seperti Yogyakarta dan Malang serta Bali,” katanya.
(rhs)