Diguyur Hujan Deras, Longsor Timbun 5 Rumah Warga Tulungagung

Jum'at, 30 November 2018 - 23:22 WIB
Diguyur Hujan Deras, Longsor Timbun 5 Rumah Warga Tulungagung
Diguyur Hujan Deras, Longsor Timbun 5 Rumah Warga Tulungagung
A A A
TULUNGAGUNG - Akibat diguyur hujan deras yang terjadi nyaris sehari, tebing setinggi 6 meter di kawasan perbukitan wilayah Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, ambrol. Longsoran tanah bercampur material batu dan potongan kayu itu menerjang lima rumah warga yang tersebar di empat desa.

Kelima rumah yang tertimbun material itu di antaranya dua rumah di Desa Pagerwojo, dua rumah di Desa Gondanggunung dan satu rumah di Desa Mulyosari. Longsor juga mengakibatkan ruas jalan di Desa Penjor putus.

Saat longsor menerjang, Kaselan (64) warga Desa Pagerwojo yang dinding rumahnya jebol mengaku tidak berada di dalam rumah. "Saya dan keluarga untungnya sedang berada di luar rumah," tutur Kaselan.

Diguyur Hujan Deras, Longsor Timbun 5 Rumah Warga Tulungagung


Panjang timbunan material longsor mencapai 15 meter dengan lebar 20 meter. Untungnya dalam musibah ini tidak sampai menelan korban jiwa. Sebelum longsor, hujan di kawasan yang berdekatan dengan lereng Gunung Wilis itu tidak berhenti mengguyur.

Hujan deras berlangsung dua jam dan disusul gerimis tak putus-putus. Volume air yang berlebihan membuat tanah yang berkarakter labil itu rengkah dan langsung meluncur ke dataran lebih rendah. Sementara di sekitar area perbukitan tidak sedikit warga bertempat tinggal secara sporadis.

Menurut Kaselan, musibah longsor ini merupakan yang kedua kalinya setelah tahun 2014 terjadi peristiwa serupa. Khawatir terjadi longsor susulan, Kaselan dan keluarga memutuskan mengungsi ke rumah kerabatnya. Dia berharap, pemerintah segera mengirim bantuan termasuk melakukan pembersihan material. "Semoga longsor susulan tidak terjadi," harapnya.

Ketua Desa Tangguh Bencana Kecamatan Pagerwojo Eko Sujarwo membenarkan longsor telah merusak lima rumah warga. Ambrolan material tanah juga memutus Jalan Desa Penjor, yakni yang menghubungan antara Dusun Krajan dan Dusun Selogiri. Untuk beraktivitas sehari hari anak-anak sekolah harus memutar sejauh 7 kilometer. Begitu juga dengan warga yang hendak ke kantor pemerintahan desa.

"Sebelum putus oleh longsor jarak tempuh hanya 1 kilometer. Sekarang memutar menjadi 7 kilometer," ujarnya.

Menurut Eko, sebagian besar wilayah Kecamatan Pagerwojo merupakan kawasan rawan bencana longsor. Karenanya di musim penghujan ini warga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Untuk material longsor, warga akan bersama-sama bergotong royong melakukan pembersihan," terangnya.

Sementara pada saat bersamaan, enam desa di Kecamatan Bandung dan Kecamatan Besuki dilanda banjir bandang. Enam desa yang direndam air itu di antaranya Desa Bantengan, Desa Talun Kulon, Desa Kedungwilut dan Desa Nglampir di Kecamatan Bandung. Kemudian Desa Tulungrejo dan Desa Siyoto Bagus di Kecamatan Besuki.

Air setinggi 30 cm -70 cm berasal dari hujan deras dan luapan Sungai Karangtuwo yang berhulu di wilayah Kabupaten Trenggalek. Tidak hanya menggenangi jalan raya, air juga masuk ke rumah warga. Genangan air yang mengalkir deras sempat memutus akses jalan menuju wilayah Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Menurut Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung Soeroto banjir hanya berlangsung tiga jam. Banjir merupakan kiriman air dari wilayah Kabupaten Trenggalek.

"Banjir ini merupakan kiriman dari Trenggalek. Dan seperti biasanya dalam tiga jam sudah surut," ujarnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6635 seconds (0.1#10.140)