Usai Disuntik Vaksin Rubella, Siswi SD di KBB Derita Luka Bakar

Rabu, 28 November 2018 - 22:25 WIB
Usai Disuntik Vaksin...
Usai Disuntik Vaksin Rubella, Siswi SD di KBB Derita Luka Bakar
A A A
BANDUNG BARAT - Sudah empat bulan Tiara Citra (11) warga Seketando, Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menderita penyakit Campak Rubella. Akibatnya kehidupan sehari-hari buah hati pasangan Ipah Setiawati (46) dan Almarhum Acud Juanedi ini sangat memprihatinkan, apalagi belum ada bantuan apapun dari Pemda KBB.

Kondisi itu berawal saat ada gebyar program suntik Campak Rubella di sekolah tempat Tiara belajar. Saat itu semua anak disuntik vaksin Measles Rubella (MR) termasuk korban.

Namun selang seminggu setelah mendapatkan vaksin yang didatangkan dari India oleh PT Bio Farma (Persero) selaku distributornya, keanehan muncul dimana di tubuh korban muncul bintik-bintik dan terasa gatal.

"Sehabis disuntik anak saya panas dingin dan mulai keluar merah bintik di bagian hidung hingga akhirnya keluar darah dari hidung, mulut, dan bagian mata," ungkap Ipah saat ditemui di kediamannya, Rabu (28/11/2018) sore.

Lama kelamaan bintik-bintik itu semakin banyak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh Tiara. Akibat kondisi itu, kesehatannya terus menurun karena harus merasakan sakit sehingga membuatnya sulit beraktivitas seperti semula. Kini kesehariannya banyak dihabiskan dengan berbaring karena di tubuhnya terdapat tampak luka bakar melepuh dan berair seperti lendir.

Awalnya Ipah sempat membawa anaknya itu ke puskesmas dan sempat dikatakan menderita penyakit jamur kulit, sehingga dirujuk ke RS Karisma Cimareme.

Di sana dokter menyebutkan jika anaknya kena Campak Rubella. Namun karena tidak mau dirawat di rumah sakit dia lalu dibawa ke dokter spesialis kulit di Baros, Kota Cimahi.

Namun hingga kini penyakit anaknya tak kunjung sembuh, sehingga sejak empat bulan terakhir dia sudah tidak pernah lagi sekolah.

"Udah ga bisa sekolah secara normal. Padahal saat masih sehat anak saya terbilang berprestasi karena selalu rangking pertama," tuturnya.

Disinggung mengenai apakah ada bantuan dari dari pemerintah selama empat bulan ini, Ipah pun menegaskan tidak ada bantuan apapun dari pemerintah daerah. Yang juga disesalkannya adalah kenapa anaknya harus disuntik vaksin Campak Rubella, karena kalau tidak ada mungkin buah hatinya itu tetap sehat dam bugar seperti sediakala.

"Bantuan atau penjelasan kenapa anak saya jadi seperti ini tidak ada. Untuk berobat pun saya uangnya kadang pinjam ke tetangga, karena setiap berobat harus keluar uang Rp410.000," pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6469 seconds (0.1#10.140)