Jumlah Pengidap HIV/AIDS di Sleman Capai 866 Orang
A
A
A
SLEMAN - Kasus HIV cukup banyak ditemukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Data hingga akhir 2016, tercatat ada 866 orang, terdiri dari 616 laki-laki dan 227 perempuan mengidap penyakit tersebut. Dari jumlah tersebut, 352 di antaranya sudah masuk pada fase AIDS, yang terdiri dari 261 laki-laki dan 90 perempuan.
Berbagai langkah dilakukan Pemkab Sleman untuk menekan kasus ini. Di antaranya pendampingan dan sosialisasi kepada generasi muda soal pencegahan dan penanggulangan bahaya HIV/AIDS tersebut.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan ketidaktahuan tentang HIV/AIDS akan berakibat negatif, khususnya bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Mereka adalah manusia biasa yang butuh empati dan dukungan moral dari lingkungan.
"Dengan pemahaman yang komprehensif, maka kita akan menjadi lebih berempati dan meringankan beban penderita HIV/AIDS," kata Muslimatun saat membuka Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS bagi pengurus Karang Taruna se-Sleman di aula lantai III kantor Pemkab Sleman, Kamis (8/11/2018). Acara ini diikuti 120 pemuda perwakilan 86 desa di Sleman.
Muslimatun mengatakan, banyaknya kasus HIV/AIDS di Sleman harus bisa menjadi referensi bagi masyarakat umum, khususnya generasi muda untuk menyadari tentang bahaya HIV/AIDS. Untuk itu, peserta sosialisasi diharapkan dapat menyebarluaskan informasi bahaya HIV/AIDS di wilayah masing-masing, sehingga nantinya semua warga di Sleman memiliki pemahaman yang benar mengenai penyakit ini.
Kasubag Kesehatan Sosial dan Tenaga Kerja, Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sleman, Agaerul menambahkan dengan jumlah kasus HIV/AIDS di Sleman yang tinggi, maka diperlukan penanggulangan secara melembaga, sistematis, komprehensif, partisipatif, dan berkesinambungan. Karena itu sosialisasi tersebut juga untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
"Saat ini masyarakat belum sepenuhnya terbuka dan menerima dengan baik orang yang terinfeksi HIV. Oleh karena itu dukungan dari orang di sekitar sangat diperlukan ODHA," katanya.
Berbagai langkah dilakukan Pemkab Sleman untuk menekan kasus ini. Di antaranya pendampingan dan sosialisasi kepada generasi muda soal pencegahan dan penanggulangan bahaya HIV/AIDS tersebut.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan ketidaktahuan tentang HIV/AIDS akan berakibat negatif, khususnya bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Mereka adalah manusia biasa yang butuh empati dan dukungan moral dari lingkungan.
"Dengan pemahaman yang komprehensif, maka kita akan menjadi lebih berempati dan meringankan beban penderita HIV/AIDS," kata Muslimatun saat membuka Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS bagi pengurus Karang Taruna se-Sleman di aula lantai III kantor Pemkab Sleman, Kamis (8/11/2018). Acara ini diikuti 120 pemuda perwakilan 86 desa di Sleman.
Muslimatun mengatakan, banyaknya kasus HIV/AIDS di Sleman harus bisa menjadi referensi bagi masyarakat umum, khususnya generasi muda untuk menyadari tentang bahaya HIV/AIDS. Untuk itu, peserta sosialisasi diharapkan dapat menyebarluaskan informasi bahaya HIV/AIDS di wilayah masing-masing, sehingga nantinya semua warga di Sleman memiliki pemahaman yang benar mengenai penyakit ini.
Kasubag Kesehatan Sosial dan Tenaga Kerja, Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sleman, Agaerul menambahkan dengan jumlah kasus HIV/AIDS di Sleman yang tinggi, maka diperlukan penanggulangan secara melembaga, sistematis, komprehensif, partisipatif, dan berkesinambungan. Karena itu sosialisasi tersebut juga untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
"Saat ini masyarakat belum sepenuhnya terbuka dan menerima dengan baik orang yang terinfeksi HIV. Oleh karena itu dukungan dari orang di sekitar sangat diperlukan ODHA," katanya.
(amm)