Bekali Lulusan Madrasah Bahasa Asing, Kemenag DIY Bangun MILC
A
A
A
BANTUL - Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY akan membangun gedung Madrasah International Language Centre (MILC) di kompleks Madrasah Aliah Negeri (MAN) Bantul. MILC dirancang sebagai pusat bahasa untuk membekali lulusan madrasah dengan tiga bahasa asing yakni Arab, Inggris, dan Mandarin.
Peletakkan batu pertama pembangunan MILC dilakukan oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Rabu (10/10/10). Kepada wartawan di sela-sela acara, Menag mengapresiasi langkah Kantor Kementerian Agama DIY yang berhasil menginisiasi lembaga yang secara khusus memberikan kemampuan bahasa asing terhadap siswa mandrasah.
Menurut Menag, pembangunan MILC tersebut merupakan terbosan Kanwil Kemenag yang bekerja sama dengan dunia usaha yang peduli terhadap dunia pendidikan. "Lembaga ini diharapkan mampu membekali siswa madrasah dengan kemampuan bahasa asing sebagai bekal berkarir setelah lulus," katanya.
Menag Lukman Hakim Saifuddin menyebut konsep pusat bahasa ini akan terus dimatangkan sehingga bisa menjadi contoh daerah lain. "Kita ada 324 ribu madrasah. Kenyataan di masyarakat bisa jauh lebih besar. Ini menjadi model madrasah punya pengembangan bahasa asing," ujarnya.
Kepala Kanwil Kemenag DIY, Muhammad Lutfi Hamid menyebut MILC merupakan pusat bahasa dan budaya. Sarana tersebut dibangun untuk menyiapkan lulusan madrasah yang unggul dalam berbahasa asing dan kompetitif dalam persaingan global, baik dalam bidang pendidikan maupun komersial. "MILC merupakan integrasi dari pengembangan bahasa dan juga Tahfidz Alquran di mana keduanya merupakan pondasi dasar bagi lulusan madrasah yang berdaya saing," katanya.
Menurut Lutfi, selain menyiapkan lulusan madrasah yang siap berkompetisi di tingkat internasional. Kehadiran MILC juga didorong hasil dari hasil diskusi bersama Vice President Yangzhou Polytechnic College saat berkunjung ke Kanwil Kemenag DIY beberapa waktu lalu. "Keterampilan bahasa asing menjadi faktor dominan terjalinnya komunikasi dan menjadi jembatan dalam memhami pengetahuan baru," katanya.
Lutfhi berharap siswa madrasah yang ikut belajar di MILC sudah siap belajar ke luar negeri sebagai international students. Pihaknya menargetkan setiap tahun ada 50 siswa yang belajar di MILC dari semua madrasah di DIY.
Peletakkan batu pertama pembangunan MILC dilakukan oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Rabu (10/10/10). Kepada wartawan di sela-sela acara, Menag mengapresiasi langkah Kantor Kementerian Agama DIY yang berhasil menginisiasi lembaga yang secara khusus memberikan kemampuan bahasa asing terhadap siswa mandrasah.
Menurut Menag, pembangunan MILC tersebut merupakan terbosan Kanwil Kemenag yang bekerja sama dengan dunia usaha yang peduli terhadap dunia pendidikan. "Lembaga ini diharapkan mampu membekali siswa madrasah dengan kemampuan bahasa asing sebagai bekal berkarir setelah lulus," katanya.
Menag Lukman Hakim Saifuddin menyebut konsep pusat bahasa ini akan terus dimatangkan sehingga bisa menjadi contoh daerah lain. "Kita ada 324 ribu madrasah. Kenyataan di masyarakat bisa jauh lebih besar. Ini menjadi model madrasah punya pengembangan bahasa asing," ujarnya.
Kepala Kanwil Kemenag DIY, Muhammad Lutfi Hamid menyebut MILC merupakan pusat bahasa dan budaya. Sarana tersebut dibangun untuk menyiapkan lulusan madrasah yang unggul dalam berbahasa asing dan kompetitif dalam persaingan global, baik dalam bidang pendidikan maupun komersial. "MILC merupakan integrasi dari pengembangan bahasa dan juga Tahfidz Alquran di mana keduanya merupakan pondasi dasar bagi lulusan madrasah yang berdaya saing," katanya.
Menurut Lutfi, selain menyiapkan lulusan madrasah yang siap berkompetisi di tingkat internasional. Kehadiran MILC juga didorong hasil dari hasil diskusi bersama Vice President Yangzhou Polytechnic College saat berkunjung ke Kanwil Kemenag DIY beberapa waktu lalu. "Keterampilan bahasa asing menjadi faktor dominan terjalinnya komunikasi dan menjadi jembatan dalam memhami pengetahuan baru," katanya.
Lutfhi berharap siswa madrasah yang ikut belajar di MILC sudah siap belajar ke luar negeri sebagai international students. Pihaknya menargetkan setiap tahun ada 50 siswa yang belajar di MILC dari semua madrasah di DIY.
(amm)