Event Santri Expo 2018 di Surakarta Berjalan Sukses
A
A
A
SOLO - Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada 22 Oktober 2018, Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) menyelenggarakan sejumlah kegiatan menarik. Salah satunya adalah Santri Expo 2018 yang diselenggarakan pada 5-7 Oktober 2018 di Surakarta, Jawa Tengah.
“Santri Expo 2018 diikuti pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh Jawa Tengah dan sekitarnya. Acara ini melibatkan juga berbagai dukungan dari kementerian dan lembaga pemerintah, BUMN, dan swasta,” kata Ketua Penyelenggara Santri Expo 2018 sekaligus Ketua Umum RMI Abdul Ghofarrozin atau yang akrab dipanggil Gus Rozin kepada SINDOnews, Minggu (7/9/2018).
Menurut Gus Rozin, Santri Expo 2018 menjadi event pameran produk pesantren yang baru pertama kali diadakan secara besar-besaran. Tujuannya adalah menjadi wadah pengembangan kreativitas para santri, menampilkan produk unggulan pesantren, dan menghubungkan pesantren dengan dunia bisnis yang lebih luas.
“Memang anyak program kemitraan yang sedang didorong baik oleh pemerintah, BUMN, maupun perusahaan-perusahaan untuk pengembangan pesantren mengingat potensi ekonominya yang besar. Kami terus mewujudkan visi pengembangan pesantren. Membangun konektivitas antara dunia pesantren dengan dunia industri sangat penting. Sebelum-sebelumnya, memang harus diakui keduanya belum optimal terhubung,” katanya.
Gus Rozin menjelaskan, dengan kegiatan ini, pesantren akan menjadi pelaku bisnis yang akan menjadi salah satu pendorong bagi tumbuhnya kegiatan ekonomi pesantren dan masyarakatnya. Dari sisi industri, ini akan bisa memenuhi kebutuhan pasar mereka. Semua akan mendapatkan benefit yang strategis dalam kerja sama yang profesional.
Panitia berharap bahwa kegiatan ekonomi pesantren bukan hanya dilihat untuk kebutuhan pesantren saja. Tetapi, juga akan punya kaitan langsung dengan tumbuhnya perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Bertajuk “Santri Mandiri dan NKRI Hebat”, selain tentang produk ekonomi pesantren, dalam acara ini juga ditampilkan program-program inovatif yang diinisiasi dan telah dilakukan pesantren. “Kami ingin menyampaikan bahwa pesantren selalu bisa mengikuti perkembangan zaman,” ujar Gus Rozin.
Penyelenggaraan Santri Expo 2018 dimeriahkan berbagai kegiatan pendukung seperti lomba santri, hiburan dan kesenian pesantren, dan talkshow. Kegiatan “Talkshow Kemitraan” diisi oleh BUMN yang sudah memiliki program kemitraan dengan pesantren.
Dalam talkshow, pesantren yang belum tergabung dalam program kemitraan BUMN bisa lebih mengenal bagaimana skema kemitraan berjalan, dan bisa memulai untuk bersiap bekerjasama dalam berbagai bentuk kemitraan.
“Saat ini terdapat 28.000-an pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. RMI-NU sebagai asosiasi pesantren mengambil momentum HSN untuk mengadakan rangkaian kegiatan guna meningkatkan kualitas pesantren. Pengembangan ekonomi pesantren sendiri merupakan salah satu misi kerja RMI-NU,” pungkas Gus Rozin.
“Santri Expo 2018 diikuti pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh Jawa Tengah dan sekitarnya. Acara ini melibatkan juga berbagai dukungan dari kementerian dan lembaga pemerintah, BUMN, dan swasta,” kata Ketua Penyelenggara Santri Expo 2018 sekaligus Ketua Umum RMI Abdul Ghofarrozin atau yang akrab dipanggil Gus Rozin kepada SINDOnews, Minggu (7/9/2018).
Menurut Gus Rozin, Santri Expo 2018 menjadi event pameran produk pesantren yang baru pertama kali diadakan secara besar-besaran. Tujuannya adalah menjadi wadah pengembangan kreativitas para santri, menampilkan produk unggulan pesantren, dan menghubungkan pesantren dengan dunia bisnis yang lebih luas.
“Memang anyak program kemitraan yang sedang didorong baik oleh pemerintah, BUMN, maupun perusahaan-perusahaan untuk pengembangan pesantren mengingat potensi ekonominya yang besar. Kami terus mewujudkan visi pengembangan pesantren. Membangun konektivitas antara dunia pesantren dengan dunia industri sangat penting. Sebelum-sebelumnya, memang harus diakui keduanya belum optimal terhubung,” katanya.
Gus Rozin menjelaskan, dengan kegiatan ini, pesantren akan menjadi pelaku bisnis yang akan menjadi salah satu pendorong bagi tumbuhnya kegiatan ekonomi pesantren dan masyarakatnya. Dari sisi industri, ini akan bisa memenuhi kebutuhan pasar mereka. Semua akan mendapatkan benefit yang strategis dalam kerja sama yang profesional.
Panitia berharap bahwa kegiatan ekonomi pesantren bukan hanya dilihat untuk kebutuhan pesantren saja. Tetapi, juga akan punya kaitan langsung dengan tumbuhnya perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Bertajuk “Santri Mandiri dan NKRI Hebat”, selain tentang produk ekonomi pesantren, dalam acara ini juga ditampilkan program-program inovatif yang diinisiasi dan telah dilakukan pesantren. “Kami ingin menyampaikan bahwa pesantren selalu bisa mengikuti perkembangan zaman,” ujar Gus Rozin.
Penyelenggaraan Santri Expo 2018 dimeriahkan berbagai kegiatan pendukung seperti lomba santri, hiburan dan kesenian pesantren, dan talkshow. Kegiatan “Talkshow Kemitraan” diisi oleh BUMN yang sudah memiliki program kemitraan dengan pesantren.
Dalam talkshow, pesantren yang belum tergabung dalam program kemitraan BUMN bisa lebih mengenal bagaimana skema kemitraan berjalan, dan bisa memulai untuk bersiap bekerjasama dalam berbagai bentuk kemitraan.
“Saat ini terdapat 28.000-an pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. RMI-NU sebagai asosiasi pesantren mengambil momentum HSN untuk mengadakan rangkaian kegiatan guna meningkatkan kualitas pesantren. Pengembangan ekonomi pesantren sendiri merupakan salah satu misi kerja RMI-NU,” pungkas Gus Rozin.
(wib)