Kebakaran Hutan dan Lahan Meluas, Asap Mulai Menyelimuti Palembang
A
A
A
PALEMBANG - Asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah menyelimuti Kota Palembang. Asap semakin pekat menggantung di langit Palembang pada pagi dan sore hari.
Kondisi ini membutuhkan penangganan segera karena titik api meningkat setelah upaya water boombing atau pemadaman dari udara dihentikan, pasca-Asian Games.
Kepala Posko Karhutla BPBD Sumatera Selatan, Ansori mengatakan, selama 2018 ini ada sekitar 7.300 haktare lahan yang terbakar. Titik kebakaran disebut sempat menurun selama Asian Games berlangsung.
"Selama Asian Games memang tercatat titik kebakaran menurun, karena saat itu penanganan maksimal. Sekarang sudah meningkat lagi, terutama saat helikopter berhenti operasi karena tahap evaluasi," kata Ansori.
Adapun 8 heli waterbombing dan 2 unit pesawat TMC kini hanya parkir di Basse Ops Lanud Sri Mulyono Herlambang sejak 30 September 2018. Helikopter sewaaan ini tak dapat terbang untuk membantu proses pemadaman selama izin terbang belum keluar.
"Sejak 30 September tidak bisa terbang, sebenarnya habis kontrak sewa di bulan Oktober ini dan masih lama. Tetapi saya dapat informasi terakhir jam terbangnya yang sudah habis sebagian, mungkin ya karena memang ini dimaksimalkan saat Asian Games," kata Ansori.
Helikoter mulai operasional sejak Maret 2018. Sampai terakhir beroperasi di akhir September, tercatat sudah ada 1.018 kali penerbangan dengan jumlah pengemboman air sebanyak 23.184 kali. Kapastitas air yang selama ini telah ditumpahkan ke lahan terbakar mencapai 91.407.500 liter air.
"Akibat kebakaran ini memang beberapa hari terkahir kabut asap mulai masuk ke Palembang dan sekitarnya. Terutama di malam dan sore hari, tetapi tim darat ini tetap bekerja siang malam supaya lahan terbakar dapat dikendalikan," ujar Ansori.
Sementara itu, Komandan Satgas Udara, Kolonel Pnb Heri Sutrisno mengatakan seluruh helikopter yang berhenti operasi masih terparkir di Base Ops Lanud SMH. Total ada 8 heli waterboombing dan 2 unit pesawat TMC. "Masih parkir semua di Base Ops, ada 8 helikopter dan 2 TMC. Kami menunggu evaluasi dari BNPB untuk terbang lagi," kata Heri.
Kondisi ini membutuhkan penangganan segera karena titik api meningkat setelah upaya water boombing atau pemadaman dari udara dihentikan, pasca-Asian Games.
Kepala Posko Karhutla BPBD Sumatera Selatan, Ansori mengatakan, selama 2018 ini ada sekitar 7.300 haktare lahan yang terbakar. Titik kebakaran disebut sempat menurun selama Asian Games berlangsung.
"Selama Asian Games memang tercatat titik kebakaran menurun, karena saat itu penanganan maksimal. Sekarang sudah meningkat lagi, terutama saat helikopter berhenti operasi karena tahap evaluasi," kata Ansori.
Adapun 8 heli waterbombing dan 2 unit pesawat TMC kini hanya parkir di Basse Ops Lanud Sri Mulyono Herlambang sejak 30 September 2018. Helikopter sewaaan ini tak dapat terbang untuk membantu proses pemadaman selama izin terbang belum keluar.
"Sejak 30 September tidak bisa terbang, sebenarnya habis kontrak sewa di bulan Oktober ini dan masih lama. Tetapi saya dapat informasi terakhir jam terbangnya yang sudah habis sebagian, mungkin ya karena memang ini dimaksimalkan saat Asian Games," kata Ansori.
Helikoter mulai operasional sejak Maret 2018. Sampai terakhir beroperasi di akhir September, tercatat sudah ada 1.018 kali penerbangan dengan jumlah pengemboman air sebanyak 23.184 kali. Kapastitas air yang selama ini telah ditumpahkan ke lahan terbakar mencapai 91.407.500 liter air.
"Akibat kebakaran ini memang beberapa hari terkahir kabut asap mulai masuk ke Palembang dan sekitarnya. Terutama di malam dan sore hari, tetapi tim darat ini tetap bekerja siang malam supaya lahan terbakar dapat dikendalikan," ujar Ansori.
Sementara itu, Komandan Satgas Udara, Kolonel Pnb Heri Sutrisno mengatakan seluruh helikopter yang berhenti operasi masih terparkir di Base Ops Lanud SMH. Total ada 8 heli waterboombing dan 2 unit pesawat TMC. "Masih parkir semua di Base Ops, ada 8 helikopter dan 2 TMC. Kami menunggu evaluasi dari BNPB untuk terbang lagi," kata Heri.
(wib)