Disperindag KBB Copot Sejumlah Nama Pasar yang Berbau 'Cermat'

Rabu, 26 September 2018 - 19:05 WIB
Disperindag KBB Copot...
Disperindag KBB Copot Sejumlah Nama Pasar yang Berbau 'Cermat'
A A A
PADALARANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencopot sejumlah pelang nama 'Cermat' yang menempel pada nama sejumlah pasar di KBB.

Di antaranya, Pasar Cermat Panorama dan Pasar Cermat Lembang, Pasar Cermat Batujajar, Pasar Cermat Cililin, dan Pasar Cermat Cisarua. Kemudian pasar tersebut menggunakan namanya sesuai nama aslinya.

"Memang betul nama 'Cermat' di lima pasar yang sudah terpasang kami lepas. Pertimbangannya karena banyak aspirasi dari pedagang yang ingin mengembalikan nama asli dari pasar-pasar itu," tutur Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB, Maman Sulaiman di Ngamprah, Rabu (26/9/2018).

Maman mencontohkan, seperti Pasar Cermat Cisarua awalnya bernama Pasar Barukai. Kemudian Pasar Cermat Lembang awalnya bernama Pasar Buah-Buahan Lembang.

Kondisi itu sempat dikeluhkan oleh para pedagang karena menganggap pergantian nama itu jadi membuat ikon dan ciri khas pasar buah selama ini menjadi hilang. Akibatnya berdampak kepada sepinya pembeli karena beranggapan pasar itu sama dengan pasar umum.

Pedagang menganggap pergantian nama itu menjadi tidak mencerminkan pasar buah. Alhasil banyak pedagang yang memilih tidak berjualan dan merugi karena tidak sanggup membayar retribusi. Diketahui penambahan nama Cermat merupakan visi dari Bupati KBB Abubakar selama 10 tahun.

"Pemerintahan ini kan bukan kerajaan dan Cermat adalah visi bupati lama. Sebagai bawahan saya harus merespons aspirasi dari pedagang maupun pimpinan, yang menginginkan nama pasar itu dikembalikan kepada sejarah dan kebanggaan warga Lembang," tuturnya.

Ditanya apakah nanti visi Bupati dan Wakil Bupati Aa Umbara Sutisna-Hengki Kurniawan yakni Akur akan dipasang menggantikan Cermat, Maman menyebutkan Bupati Aa Umbara tidak menginginkan hal tersebut. Bupati mengaku visi Akur dengan jargon 'Lumpat' cukup disosialisasikan melalui program kerja mulai dari tingkat RT, RW, Desa, hingga Kecamatan. Jadi tidak harus melekat pada nama pasar atau fasilitas publik lainnya.

"Keinginan pak Bupati baru tidak mau seperti itu (Akur jadi nama tempat). Beliau hanya ingin semua jajarannya lumpat (lari) merealisasikan progran kerja sesuai dengan visi Akur," tandasnya.

Lebih jauh, pihaknya saat ini sedang melakukan revitalisasi beberapa pasar yang sumber pendanaannya berasal dari DAK. Seperti Pasar Cibenda senilai Rp550 juta, Pasar Baranangsiang dengan nilai Rp1,715 miliar dan progresnya sudah 25%, serta Pasar Sindangkerta dengan anggaran Rp1,2 miliar yang pembangunannya sudah berproses sekitar 40%.

Jika pembangunannya sudah selesai, nama pasar itu akan disesuaikan dengan nama daerah setempat dan tidak akan ada embel-embel Akur.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7143 seconds (0.1#10.140)