Gali Sawah, Warga Mojokerto Temukan Batu Bata Kuno Peninggalan Majapahit
A
A
A
MOJOKERTO - Warga Dusun Kesamben, Desa Belahan Tengah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto menemukan struktur batu bata kuno di areal persawahan. Kuat dugaan batu bata kuno itu merupakan bagian dari bangunan kuno peninggalan Kerajaan Majapahit.
Struktut batu bata kuno ini ditemukan warga saat melakukan penggalian di areal persawahan. Penggalian dilakukan warga menyusul kondisi sawah yang tinggi sehingga tak tersentuh irigasi.
Saat melakukan penggalian dengan menggunakan alat berat ini, ditemukan sejumlah batu bata kuno dengan berbagai ukuran. Sayangnya, bentuk bangunan kuno ini tak lagi bisa terlihat lantaran batu bata kuno tersebut tercera-berai.
Beberapa batu bata kuno yang masih utuh berukuran panjang sekitar 40 sentimeter dengan lebar sekitar 20 sentimeter. Tinggi batu bata kuno ini sekitar delapan sentimeter. Sementara terlihat juga batu bata kuno dengan ukuran yang lebih kecil namun dengan ketebalan khas batu bata kuno peninggalan Kerajaan Majapahit. Beberapa batu bata kuno ini yang masih utuh ini terlihat tercecer.
Di lokasi penggalian yang berdekatan dengan punden itu, terlihat pecahan batu bata kuno yang tak lagi berbentuk lantaran rusak saat proses penggalian menggunakan alat berat. Warga menyebut, di lokasi yang bersebelahan dengan galian ini, sebelumnya juga banyak ditemukan benda kuno peninggalan Kerajaan Majapahit. ”Di sebelah ini, dulu ditemukan gentong, teracota dan benda benda dari tanah liat kuno,” ungkap Kukuh Dwi Raharjo, salah satu warga.
Dia menyebut, di areal persawahan yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) milik Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto itu, memang sering ditemukan batu bata dan benda-benda kuno yang diyakini peninggalan Kerajaan Majapahit.
Namun sejauh ini, temuan itu tak dilaporkan oleh pihak yang berwenang. ”Ada yang dibawa pulang. Ada yang masih utuh dan ada juga yang sudah berupa potongan-potongan. Kemungkinan lokasi ini memang pernah ada bangunan kuno,” ujarnya.
Begitu juga dengan temuan warga kali ini. Warga tak melapor ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim di Trowulan. Penggalian, lanjut Kukuh dihentikan lantaran akses masuk menuju persawahan tersebut ditutup sejak beberapa hari ini. ”Hampir semua sawah yang digali, selalu ditemukan benda-benda kuno. Belum ada petugas yang datang untuk melihat atau meneliti,” pungkasnya.
Struktut batu bata kuno ini ditemukan warga saat melakukan penggalian di areal persawahan. Penggalian dilakukan warga menyusul kondisi sawah yang tinggi sehingga tak tersentuh irigasi.
Saat melakukan penggalian dengan menggunakan alat berat ini, ditemukan sejumlah batu bata kuno dengan berbagai ukuran. Sayangnya, bentuk bangunan kuno ini tak lagi bisa terlihat lantaran batu bata kuno tersebut tercera-berai.
Beberapa batu bata kuno yang masih utuh berukuran panjang sekitar 40 sentimeter dengan lebar sekitar 20 sentimeter. Tinggi batu bata kuno ini sekitar delapan sentimeter. Sementara terlihat juga batu bata kuno dengan ukuran yang lebih kecil namun dengan ketebalan khas batu bata kuno peninggalan Kerajaan Majapahit. Beberapa batu bata kuno ini yang masih utuh ini terlihat tercecer.
Di lokasi penggalian yang berdekatan dengan punden itu, terlihat pecahan batu bata kuno yang tak lagi berbentuk lantaran rusak saat proses penggalian menggunakan alat berat. Warga menyebut, di lokasi yang bersebelahan dengan galian ini, sebelumnya juga banyak ditemukan benda kuno peninggalan Kerajaan Majapahit. ”Di sebelah ini, dulu ditemukan gentong, teracota dan benda benda dari tanah liat kuno,” ungkap Kukuh Dwi Raharjo, salah satu warga.
Dia menyebut, di areal persawahan yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) milik Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto itu, memang sering ditemukan batu bata dan benda-benda kuno yang diyakini peninggalan Kerajaan Majapahit.
Namun sejauh ini, temuan itu tak dilaporkan oleh pihak yang berwenang. ”Ada yang dibawa pulang. Ada yang masih utuh dan ada juga yang sudah berupa potongan-potongan. Kemungkinan lokasi ini memang pernah ada bangunan kuno,” ujarnya.
Begitu juga dengan temuan warga kali ini. Warga tak melapor ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim di Trowulan. Penggalian, lanjut Kukuh dihentikan lantaran akses masuk menuju persawahan tersebut ditutup sejak beberapa hari ini. ”Hampir semua sawah yang digali, selalu ditemukan benda-benda kuno. Belum ada petugas yang datang untuk melihat atau meneliti,” pungkasnya.
(wib)