Lestarikan Lingkungan, Alumni Perikanan Undip Tanam Mangrove
A
A
A
TANGERANG - Kerusakan hutan mangrove (bakau) di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten memicu berbagai dampak negatif ekologi, ekonomi, dan sosial. Dibutuhkan langkah nyata untuk melindungi ekosistem di kawasan pesisir.
Selama ini, keberadaan mangrove terbukti mampu melindungi pesisir pantai, termasuk manusia yang menghuninya dari hempasan tsunami dan angin badai. Juga mampu menopang ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Sebagai upaya untuk melestarikan kembali hutan mangrove di pesisir Tangerang, ratusan penggiat lingkungan pesisir yang tergabung dalam Keluarga Alumni Perikanan Universitas Diponegoro Semarang (KERAPU) Wilayah Jabodetabek melakukan penanaman ribuan pohon mangrove, sekaligus melepasliarkan ribuan ekor benih rajungan di pesisir Desa Patramanggala, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Minggu (16/9/2018). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-50 Jurusan Perikanan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Ketua KERAPU Jabodetabek Tri Hariyanto mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian para alumni atas kondisi lingkungan pesisir khususnya di sepanjang pesisir Tangerang. Sekretaris Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini mengungkapkan pentingnya menjaga ekosistem pesisir karena merupakan habitat penting bagi ikan, udang, kepiting, burung air hingga mamalia laut.
Menurutnya, degradasi kualitas lingkungan pesisir dipicu terjadinya deforestasi hutan mangrove yang cukup signifikan dalam beberapa dekade tarakhir. Padahal mangrove tercatat sebagai ekosistem terproduktif dari ekosistem daratan. Mangrove merupakan awal dari rantai makanan di pesisir pantai.
"Kita mengamati alih fungsi lahan hutan mangrove menjadi lahan kegiatan ekonomi menjadi penyebab utama berbagai masalah lingkungan pesisir. Kita lihat yang paling kentara yakni laju abrasi dan penurunan produktivitas perairan pada ekosistem mangrove secara signifikan," kata Tri dalam keterangan persnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KERAPU Abdul Kadir Karding mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, ini merupakan langkah nyata dalam mendorong kesadaran dan rasa tanggung jawab dari semua elemen untuk melindungi dan menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan pesisir bagi masa depan saat ini dan generasi mendatang.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, harapannya akan berlanjut dan diikuti oleh kegiatan serupa di berbagai daerah. Indonesia ini kaya akan potensi sumberdaya alam, khususnya di kawasan pesisir. Oleh karenanya, menjadi tanggung jawab kita untuk memanfaatkannya secara bertanggung jawab, yakni dengan tetap memberikan perlindungan lingkungan dan ekosistem yang ada," kata Karding.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini menambahkan, salah satu masalah dalam proyek rehabilitasi mangrove karena indikator keberhasilan proyeknya adalah berapa bibit yang ditanam, bukan keberhasilan pemulihan lahannya. Hal ini tentu perlu menjadi pekerjaan rumah pemerintah dalam menata program serupa.
"Sebaliknya pelibatan masyarakat lokal dalam rehabilitasi mangrove menjadi penting. Masyarakat bukan lagi menjadi objek atau pekerja saja, tetapi menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Nah, yang dilakukan teman-teman ini sudah sangat baik, harus dikembangkan," ujar Sekjen PKB ini.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-50 KERAPU Harry Boesono mengatakan kegiatan seperti ini harus digalakkan. "Ini bukan gaya-gayaan, tetapi digelar sebagai bukti bahwa KERAPU peduli terhadap lingkungan dan ekosistem alam. Jadi gema kepedulian ini harus terus disuarakan. Apalagi tahun ini adalah tahun emas kita. Perikanan Undip genap berusia 50 tahun," kata Tri.
Suprianto, salah seorang masyarakat yang turut berpatisipasi dalam kegiatan tersebut mengungkapkan apresiasinya atas kepedulian KERAPU Jabodetabek terhadap pelestarian kawasan pesisir.
"Kami sangat berterima kasih atas peran alumni yang turut andil langsung menggandeng masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Kami bersama elemen masyarakat tentu berkomitmen untuk menjaganya," tutur Supri.
Selama ini, keberadaan mangrove terbukti mampu melindungi pesisir pantai, termasuk manusia yang menghuninya dari hempasan tsunami dan angin badai. Juga mampu menopang ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Sebagai upaya untuk melestarikan kembali hutan mangrove di pesisir Tangerang, ratusan penggiat lingkungan pesisir yang tergabung dalam Keluarga Alumni Perikanan Universitas Diponegoro Semarang (KERAPU) Wilayah Jabodetabek melakukan penanaman ribuan pohon mangrove, sekaligus melepasliarkan ribuan ekor benih rajungan di pesisir Desa Patramanggala, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Minggu (16/9/2018). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-50 Jurusan Perikanan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Ketua KERAPU Jabodetabek Tri Hariyanto mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian para alumni atas kondisi lingkungan pesisir khususnya di sepanjang pesisir Tangerang. Sekretaris Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini mengungkapkan pentingnya menjaga ekosistem pesisir karena merupakan habitat penting bagi ikan, udang, kepiting, burung air hingga mamalia laut.
Menurutnya, degradasi kualitas lingkungan pesisir dipicu terjadinya deforestasi hutan mangrove yang cukup signifikan dalam beberapa dekade tarakhir. Padahal mangrove tercatat sebagai ekosistem terproduktif dari ekosistem daratan. Mangrove merupakan awal dari rantai makanan di pesisir pantai.
"Kita mengamati alih fungsi lahan hutan mangrove menjadi lahan kegiatan ekonomi menjadi penyebab utama berbagai masalah lingkungan pesisir. Kita lihat yang paling kentara yakni laju abrasi dan penurunan produktivitas perairan pada ekosistem mangrove secara signifikan," kata Tri dalam keterangan persnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KERAPU Abdul Kadir Karding mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, ini merupakan langkah nyata dalam mendorong kesadaran dan rasa tanggung jawab dari semua elemen untuk melindungi dan menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan pesisir bagi masa depan saat ini dan generasi mendatang.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, harapannya akan berlanjut dan diikuti oleh kegiatan serupa di berbagai daerah. Indonesia ini kaya akan potensi sumberdaya alam, khususnya di kawasan pesisir. Oleh karenanya, menjadi tanggung jawab kita untuk memanfaatkannya secara bertanggung jawab, yakni dengan tetap memberikan perlindungan lingkungan dan ekosistem yang ada," kata Karding.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini menambahkan, salah satu masalah dalam proyek rehabilitasi mangrove karena indikator keberhasilan proyeknya adalah berapa bibit yang ditanam, bukan keberhasilan pemulihan lahannya. Hal ini tentu perlu menjadi pekerjaan rumah pemerintah dalam menata program serupa.
"Sebaliknya pelibatan masyarakat lokal dalam rehabilitasi mangrove menjadi penting. Masyarakat bukan lagi menjadi objek atau pekerja saja, tetapi menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Nah, yang dilakukan teman-teman ini sudah sangat baik, harus dikembangkan," ujar Sekjen PKB ini.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-50 KERAPU Harry Boesono mengatakan kegiatan seperti ini harus digalakkan. "Ini bukan gaya-gayaan, tetapi digelar sebagai bukti bahwa KERAPU peduli terhadap lingkungan dan ekosistem alam. Jadi gema kepedulian ini harus terus disuarakan. Apalagi tahun ini adalah tahun emas kita. Perikanan Undip genap berusia 50 tahun," kata Tri.
Suprianto, salah seorang masyarakat yang turut berpatisipasi dalam kegiatan tersebut mengungkapkan apresiasinya atas kepedulian KERAPU Jabodetabek terhadap pelestarian kawasan pesisir.
"Kami sangat berterima kasih atas peran alumni yang turut andil langsung menggandeng masyarakat dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Kami bersama elemen masyarakat tentu berkomitmen untuk menjaganya," tutur Supri.
(amm)