Dinas UMKM Kobar Dorong Pengembangan Produksi Madu Kelulut
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng terus melakukan pembinaan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Ini dilakukan untuk memperkuat perekonomian masyarakat. Salah satunya adalah UMKM yang bergerak pada usaha produksi madu kelulut.Kepala Dinas Disperindag Koperasi dan UMKM Kobar, Muhammad Yadi melalui Kabid Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Philipus mengatakan, intruksi Bupati Kobar untuk melakukan pembinaan terhadap UMKM. Hal ini guna mengembangkan usaha para UMKM.
"Saat ini kami tengah membantu mempromosikan madu kelulut, dimana madu kelulut itu sendiri budidaya dari tanaman bakau. Khasiatnya sangat bagus untuk kesehatan, bahkan keberadaan madu kelulut itu sendiri mendapat perhatian dari turis mancanegara yang selalu berkunjung ke TNTP lantas selalu singgah ke Desa Bakau untuk menikmati madu kelulut langsung dari sarangnya,” kata Philipus di ruang kerjanya, Kamis (13/9/2018).
Saat ini, kataPhilipus pengembangan usaha madu kelulut banyak diminat masyarakat yang ada di sepanjang pesisir Kecamatan Kumai, karena memang pengembangannya di daerah bakau.
"Satu orang saja bisa melakukan penangkaran sampai 200 buah sarang, hasilnya sangat lumayan besar, untuk 200 ml saja harganya Rp100 ribu rata-rata satu orang bisa panen sampai 5 liter/harinya, hal itu sangat baik bagi perekonomian masyarakat pesisir yang menggeluti usaha madu kelulut,”
Tambahnya lagi usaha madu kelulut bukan lagi sebagai usaha sampingan bagi masyarakat pesisir disaat menghadapi cuaca ekstrim. Sebab pada saat memasuki cuaca ekstrim para nelayan pasti tidak melaut, kini usaha madu kelulut sangat menjanjikan sehingga bukan lagi dijadikan usaha sampingan.
"Kami membantu pemilik usaha madu kelulut dalam perizinannya, mulai izin kesehatan, izin UMKM sampai izin halalnya, kami dampingi terus agar usaha madu kelulut ini benar maju dan terkenal akan khasiatnya,” timpalnya.
Program kedepannya tambah Philipus karena penangkaran madu kelulut itu berada di wilayah pesisir. Di mana wilayah itu dijadikan destinasi wisata maka akan dibuatkan kampung madu yang tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Taman Nasional Tanjung Puting.
"Tercetusnya hal itu karena ketertarikan para turis mancanegara yang ternyata lebih suka menikmati madu kelulut langsung dari sarangnya ketimbang yang sudah dalam kemasan, jadi program kami kedepanya menarik semua turis agar mampir ke desa-desa penangkaran madu kelulut setelah dari Taman Nasional Tanjung Puting agar para turis tetap fit setelah konsumsi madu kelulut, setelah melakukan perjalanan panjang," pungkasnya.
"Saat ini kami tengah membantu mempromosikan madu kelulut, dimana madu kelulut itu sendiri budidaya dari tanaman bakau. Khasiatnya sangat bagus untuk kesehatan, bahkan keberadaan madu kelulut itu sendiri mendapat perhatian dari turis mancanegara yang selalu berkunjung ke TNTP lantas selalu singgah ke Desa Bakau untuk menikmati madu kelulut langsung dari sarangnya,” kata Philipus di ruang kerjanya, Kamis (13/9/2018).
Saat ini, kataPhilipus pengembangan usaha madu kelulut banyak diminat masyarakat yang ada di sepanjang pesisir Kecamatan Kumai, karena memang pengembangannya di daerah bakau.
"Satu orang saja bisa melakukan penangkaran sampai 200 buah sarang, hasilnya sangat lumayan besar, untuk 200 ml saja harganya Rp100 ribu rata-rata satu orang bisa panen sampai 5 liter/harinya, hal itu sangat baik bagi perekonomian masyarakat pesisir yang menggeluti usaha madu kelulut,”
Tambahnya lagi usaha madu kelulut bukan lagi sebagai usaha sampingan bagi masyarakat pesisir disaat menghadapi cuaca ekstrim. Sebab pada saat memasuki cuaca ekstrim para nelayan pasti tidak melaut, kini usaha madu kelulut sangat menjanjikan sehingga bukan lagi dijadikan usaha sampingan.
"Kami membantu pemilik usaha madu kelulut dalam perizinannya, mulai izin kesehatan, izin UMKM sampai izin halalnya, kami dampingi terus agar usaha madu kelulut ini benar maju dan terkenal akan khasiatnya,” timpalnya.
Program kedepannya tambah Philipus karena penangkaran madu kelulut itu berada di wilayah pesisir. Di mana wilayah itu dijadikan destinasi wisata maka akan dibuatkan kampung madu yang tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Taman Nasional Tanjung Puting.
"Tercetusnya hal itu karena ketertarikan para turis mancanegara yang ternyata lebih suka menikmati madu kelulut langsung dari sarangnya ketimbang yang sudah dalam kemasan, jadi program kami kedepanya menarik semua turis agar mampir ke desa-desa penangkaran madu kelulut setelah dari Taman Nasional Tanjung Puting agar para turis tetap fit setelah konsumsi madu kelulut, setelah melakukan perjalanan panjang," pungkasnya.
(sms)