1 Muharam, Nelayan Bantul Labuh Kepala Kerbau ke Pantai Selatan
A
A
A
BANTUL - Bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1439 Hijriyah, nelayan Pantai Samas, Srigading, Sanden, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Labuhan Nelayan Jalamina. Prosesi ini sebelumnya juga sering digelar nelayan di kawasan itu dengan nama Pisungsung Jaladri.
Prosesi yang digelar Selasa (11/9/2018) ini disambut antusias oleh ribuan warga dan wisatawan yang ada di Pantai Samas. Dalam acara ini nelayan melabuh kepala kerbau dan berbagai sesaji ke laut selatan. Prosesi labuhan sendiri cukup menegangkan lantaran ombak cukup besar. Namun berkat kegigihan para nelayan, empat perahu jukung berhasil melabuh kepala kerbau bersama sesaji lainnya.
"Pisungsung Jaladri pada awalnya digagas oleh nelayan Pantai Samas dan telah berlangsung puluhan tahun namun karena ada kendala selama lima tahun terakhir tidak pernah digelar lagi ritual itu," kata tokoh masyarakat Samas, Rujito.
Nah, tahun ini acara itu kembali dilaksanakan setelah ada dukungan dari Pemerintah Desa Srigading melalui dana desa. Namun acara Pisungsung Jaladri ini dilaksanakan dengan nama berbeda. Menurut Rujito Pisungsung Jaladri ini untuk mempersatukan nelayan yang terpecah.
"Kami berharap pemerintah desa dengan dana desa tetap melestarikan tradisi Pisungsung Jaladri namun untuk waktunya disesuaikan dengan kondisi alam atau laut," kata pria yang pernah menerima penghargaan Kalpataru pelestarian penyu di era pemerintahan Megawati Soekarno Putri ini.
Sementara itu, Ketua Nelayan Mina Bahari Pantai Samas, Sigit berharap tradisi Pisungsung Jaladri sebagai momentum pemuda di Pantai Samas untuk bangkit dari keterpurukan. "kita harus kompak bangun Pantai Samas," ucapnya.
Salah seorang pungunjung Pantai Sama, Waskita Daru (40), warga Bambanglipuro, Bantul mengaku senang melihat prosesi labuhan ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini bisa menjadi atraksi rutin tahunan yang mampu menyedot pengunjung. "Tinggal promosinya digencarkan. Saya kira ini menarik kok," katanya.
Prosesi yang digelar Selasa (11/9/2018) ini disambut antusias oleh ribuan warga dan wisatawan yang ada di Pantai Samas. Dalam acara ini nelayan melabuh kepala kerbau dan berbagai sesaji ke laut selatan. Prosesi labuhan sendiri cukup menegangkan lantaran ombak cukup besar. Namun berkat kegigihan para nelayan, empat perahu jukung berhasil melabuh kepala kerbau bersama sesaji lainnya.
"Pisungsung Jaladri pada awalnya digagas oleh nelayan Pantai Samas dan telah berlangsung puluhan tahun namun karena ada kendala selama lima tahun terakhir tidak pernah digelar lagi ritual itu," kata tokoh masyarakat Samas, Rujito.
Nah, tahun ini acara itu kembali dilaksanakan setelah ada dukungan dari Pemerintah Desa Srigading melalui dana desa. Namun acara Pisungsung Jaladri ini dilaksanakan dengan nama berbeda. Menurut Rujito Pisungsung Jaladri ini untuk mempersatukan nelayan yang terpecah.
"Kami berharap pemerintah desa dengan dana desa tetap melestarikan tradisi Pisungsung Jaladri namun untuk waktunya disesuaikan dengan kondisi alam atau laut," kata pria yang pernah menerima penghargaan Kalpataru pelestarian penyu di era pemerintahan Megawati Soekarno Putri ini.
Sementara itu, Ketua Nelayan Mina Bahari Pantai Samas, Sigit berharap tradisi Pisungsung Jaladri sebagai momentum pemuda di Pantai Samas untuk bangkit dari keterpurukan. "kita harus kompak bangun Pantai Samas," ucapnya.
Salah seorang pungunjung Pantai Sama, Waskita Daru (40), warga Bambanglipuro, Bantul mengaku senang melihat prosesi labuhan ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini bisa menjadi atraksi rutin tahunan yang mampu menyedot pengunjung. "Tinggal promosinya digencarkan. Saya kira ini menarik kok," katanya.
(amm)