Gas Tabung Melon Langka, Harganya Tembus Rp24.000

Kamis, 06 September 2018 - 21:10 WIB
Gas Tabung Melon Langka,...
Gas Tabung Melon Langka, Harganya Tembus Rp24.000
A A A
BANTUL - Gas tabung tiga kilogram sulit didapatkan di Kecamatan Sedayu dan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya harga gas bersubsidi ini tembus hingga Rp24.000.

Narti,55, warga Argosari, Sedayu mengaku sudah tiga hari dirinya kesulitan mencari gas melon, sebutan untuk gas tiga kilogram. "Beberapa hari ini di pangkalan stok saat gas datang langsung habis. Kami beli di pengecer namun harganya sudah tinggi banget," katanya kepada wartawan, Kamis (6/8/2018).

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul Subiyanta Hadi mengatakan, dari hasil pemantauan di pangkalan, dalam sepekan terakhir permintaan gas melon sedikit mengalami kenaikan, utamanya di Kecamatan Pleret dan Sedayu. "Ini karena pada akhir Agustus hingga awal September merupakan hari baik untuk hajatan sehingga banyak diselenggarakan hajatan yang membutuhkan konsumsi gas tinggi," ujarnya.

Subiyanta mensinyalir tingginya harga gas melon bukan karena stok terbatas dari agen ke pangkalan tetapi karena permainan pengecer. "Kalau pengecer memang payung hukumnya tidak ada sehingga tidak ada kewenangan bagi agen, pangkalan bahkan Pemkab untuk melakukan penindakan," ujarnya.

Subiyanta mengungkapkan Pemkab Bantul sudah mengajukan penambahan kuota sebesar 10% pada 2017, tapi hanya disetujui 2% dari kuota semula. "Direncanakan pada 2019 mendatang Pemkab mengajukan kuota tambahan sebesar 10% lagi," katanya.

Akhir bulan lalu PT Pertamina Unit Pemasaran Regian IV DIY-Jateng menemukan pelanggaran penggunaan gas tiga kilogram bersubsidi. Dalam sidak yang dilakukan dengan Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Kamis (23/8/2018), ditemukan restoran yang menggunakan gas subsidi ini. Pelanggaran penggunaan gas subsidi ini ditemukan di salah satu restoran di Jalan Yogya Bantul. Di tempat ini petugas gabungan menemukan belasan tabung gas tiga kilogram yang digunakan untuk memasak.

"Kita menemukan belasan tabung gas subsidi digunakan untuk memasak di restoran. Ini jelas memakan jatah rakyat miskin," kata Manager Communication & CSR Jawa Tengah & DIY, PT Pertamina Unit Pemasaran IV Jateng-DIY, Andar Titi Lestari.

Menurutnya, restoran ini memiliki omzet puluhan juta rupiah tiap harinya sehingga tidak masuk usaha mikro yang berhak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Jika dalam sehari mereka bisa menghabiskan 10 tabung gas tiga kilogram maka restoran itu bisa menghabiskan 300 tabung dalam sebulan. "Ini sama saja dengan jatah 30 keluarga miskin," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4195 seconds (0.1#10.140)