JFC Nyatakan Pesawat yang Jatuh di Gunungkidul Layak Terbang
A
A
A
YOGYAKARTA - Jogja Flying Club (JFC) menyatakan kondisi pesawat yang digunakan latihan rutin anggotanya, yaitu pilot Faslan Havisha (27) dan co pilot Erik Kristianto (36) dalam kondisi layak terbang. Sebelum penerbangan, telah dilakukan pengecekan kondisi pesawat, penerbang, dan cuaca. Hasilnya semua dalam kondisi normal.
Pilot pesawat juga sudah pengalaman dan telah memiliki kualifikasi. "Untuk pesawat kondisnya normal dan layak terbang," kata Ketua JFC Tjandra Agus Budiman dalam jumpa pers terkait kecelakaan pesawat latih JFC di Gading, Playen Gunungkidul, Selasa (4/9/2018) sore di media center Lanud Adisutjipto, Selasa (4/9/2018) malam.
Tjandra menjelaskan sesuai dengan prosedur, sebelum melakukan latihan penerbangan, terlebih dahulu harus ada pengecekan pesawat, termasuk briefing pilot, pengecekan kesehatan, dan kondisi cuaca. Hasilnya semuanya normal, sehingga bisa melakukan penerbangan. Lokasi latihan di selatan Gading, Playen, Gunungkidul.
"Di ketinggian 5.000 feet saat berada di atas Gading, terjadi engine feels (mati mesin), sehingga diputuskan untuk mendarat darurat," paparnya.
Menurut Tjandra, karena posisi dekat dengan landasan Gading, maka diputuskan untuk mendarat di Gading tidak kembali ke Lanud Adisutjipto. Namun karena under suit, pesawat tidak bisa masuk atau sampai ke landasan Gading. Dalam kondisi ini, maka harus mencari landasan yang aman, baik bagi crew pesawat dan yang ada di bawahnya. Di antaranya tidak dekat dengan pemukiman dan yang menyebabkan korban jiwa.
"Akhirnya mendarat di kebun namun menyangkut di pohon. Pilot dan co pilot selamat," katanya. (Baca Juga: Mesin Rusak, Pesawat Ringan Jatuh Nyangkut di Pohon
Tjandra belum dapat memastikan kerugian yang ditimbulkan. Sebab masalah ini, terutama penyebab kecelakaan dan kerugiannya, sedang diinvestigasi. Namun yang jelas untuk kondisi pesawat rusak berat. Pesawat latih yang digunakan jenis Sky Rangger microlight buatan tahun 2006. Pesawat ini milik pribadi Erik.
"Alan sudah menjadi pilot selama 10 tahun, sedangkan Erik baru mulai latihan," katanya.
Layak dan tidaknya pesawat untuk terbang, kata Tjandra, bukan dilihat dari umurnya, tapi secara umum saat pengecekan harus dalam kondisi normal. "Untuk itu akan melakukan investigasi apa penyebab pesawat itu mati mesin," katanya. (Baca Juga: Ternyata Pesawat yang Jatuh di Pohon Milik Vokalis Endank Soekamti(amm)
Pilot pesawat juga sudah pengalaman dan telah memiliki kualifikasi. "Untuk pesawat kondisnya normal dan layak terbang," kata Ketua JFC Tjandra Agus Budiman dalam jumpa pers terkait kecelakaan pesawat latih JFC di Gading, Playen Gunungkidul, Selasa (4/9/2018) sore di media center Lanud Adisutjipto, Selasa (4/9/2018) malam.
Tjandra menjelaskan sesuai dengan prosedur, sebelum melakukan latihan penerbangan, terlebih dahulu harus ada pengecekan pesawat, termasuk briefing pilot, pengecekan kesehatan, dan kondisi cuaca. Hasilnya semuanya normal, sehingga bisa melakukan penerbangan. Lokasi latihan di selatan Gading, Playen, Gunungkidul.
"Di ketinggian 5.000 feet saat berada di atas Gading, terjadi engine feels (mati mesin), sehingga diputuskan untuk mendarat darurat," paparnya.
Menurut Tjandra, karena posisi dekat dengan landasan Gading, maka diputuskan untuk mendarat di Gading tidak kembali ke Lanud Adisutjipto. Namun karena under suit, pesawat tidak bisa masuk atau sampai ke landasan Gading. Dalam kondisi ini, maka harus mencari landasan yang aman, baik bagi crew pesawat dan yang ada di bawahnya. Di antaranya tidak dekat dengan pemukiman dan yang menyebabkan korban jiwa.
"Akhirnya mendarat di kebun namun menyangkut di pohon. Pilot dan co pilot selamat," katanya. (Baca Juga: Mesin Rusak, Pesawat Ringan Jatuh Nyangkut di Pohon
Tjandra belum dapat memastikan kerugian yang ditimbulkan. Sebab masalah ini, terutama penyebab kecelakaan dan kerugiannya, sedang diinvestigasi. Namun yang jelas untuk kondisi pesawat rusak berat. Pesawat latih yang digunakan jenis Sky Rangger microlight buatan tahun 2006. Pesawat ini milik pribadi Erik.
"Alan sudah menjadi pilot selama 10 tahun, sedangkan Erik baru mulai latihan," katanya.
Layak dan tidaknya pesawat untuk terbang, kata Tjandra, bukan dilihat dari umurnya, tapi secara umum saat pengecekan harus dalam kondisi normal. "Untuk itu akan melakukan investigasi apa penyebab pesawat itu mati mesin," katanya. (Baca Juga: Ternyata Pesawat yang Jatuh di Pohon Milik Vokalis Endank Soekamti(amm)