Interchange Cikande Bikin Investasi Meningkat

Interchange Cikande Bikin Investasi Meningkat
A
A
A
SERANG - Sejak Pemerintah Provinsi Banten meresmikan pengoperasian jalan simpang susun atau interchange Cikande di Desa Julang, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, sejumlah investor mulai melirik kawasan industri Serang Timur (Jalan Raya Serang-Jakarta).
Pemerintah Kabupaten Serang mencatat sebanyak 46 perusahaan mengurus izin prinsip untuk berinvestasi di wilayah Serang Timur, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
Kepala Bidang Penanaman Modal pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Serang Wawan Ikhwanudin mengungkapkan, sejak Januari tahun 2018, dari 46 perusahaan yang mengajukan izin prinsip untuk berinvestasi di wilayah Serang Timur nilainya mencapai Rp2,71 triliun.
“Terdiri atas 35 PMDN dengan nilai investasi Rp2,153 triliun dan 11 PMA dengan nilai investasi Rp559 miliar,” ungkap Wawan, kepadaKORAN SINDO, kemarin.
Ada 46 perusahaan yang baru berinvestasi bergerak di berbagai bidang usaha, di antaranya industri bahan kosmetik, alat permainan, pembuatan logam dasar, tekstil, penggilingan baja, hingga jasa penyewaan kendaraan alat transportasi.
Wawan mengestimasikan dari 46 perusahaan itu akan menyerap 15.576 tenaga kerja, terbagi atas 15.440 tenaga kerja lokal (TKL) dan 136 tenaga kerja asing (TKA). Menurut Wawan, masuknya para investor di wilayah Serang Timur dilatarbelakangi keberadaan interchange Cikande yang menjadi akses cepat menuju Serang melalui Tol Tangerang-Merak, selain adanya kebijakan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang menutup pintu bagi industri baru di wilayah Tangerang karena persoalan lahan yang sudah tidak tersedia.
Kawasan Serang Timur ini dikhususkan bagi industri menengah ke bawah. Karena, untuk di Kabupaten Serang untuk industri berat dikhususkan di kawasan Bojonegara dan Pulau Ampel. Wawan mengatakan para investor yang baru ini akan beroperasi di Kecamatan Kragilan, Kibin, Cikande, dan Kecamatan Jawilan.
“Banyak perusahaan yang akan berinvestasi ke Kabupaten Serang. Yang ada di kawasan industri Serang Timur ini industri menengah ke bawah,” tuturnya.
Banyaknya pengajuan perusahaan yang akan berinvestasi di Serang Timur, kata Wawan, karena terhitung 18 Juli tahun 2018 pengajuan perizinan dialihkan melalui lembaga online single submission (OSS) dari pemerintah pusat. Sistem perizinan bisa dilakukan secara online melalui OSS yang kemudian terintegrasi dengan sistem perizinan di daerah.
“OSS ini diatur dalam waktu tiga tahun perusahaan yang sudah mengurus perizinannya harus sudah melakukan kegiatan. Kalau tidak, izinnya bisa dialihkan ke perusahaan lain,” tandasnya. Menurut Wawan, lahan wilayah Serang Timur sangat menunjang untuk dibangun industri. Bahkan, salah satu kawasan Industri Modern Cikande telah menambah lahan hingga 1.000 hektare. “Lahan Modern Cikande sangat luas, belum lahan yang lainnya,” katanya.
Sekadar diketahui, proyek interchange merupakan proyek patungan yang dibangun Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang, dan pengusaha di wilayah Serang Timur. Pembangunan jalan ini tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015.
Jalan simpang susun ini mampu diselesaikan pada April 2017 dan mulai dioperasikan pada Juni 2018. Sebelumnya Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy bersama Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah bersama perwakilan dari PT Marga Mandala Sakti dan BPJT meresmikan jalan simpang susun Cikande atau interchange .
Proyek pembangunan yang menelan dana Rp194 miliar lebih ini merupakan simpang susun pertama yang dibangun atas inisiatif pemerintah daerah dengan dana dari APBD plus patungan perusahaan di wilayah Serang Timur.
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, pembangunan simpang susun Cikande merupakan wujud nyata di mana dunia usaha dan pemerintah bahu-membahu untuk dapat berkolaborasi sehingga tercipta sinergitas yang berbasis pada kemanfaatan bagi masyarakat. “Tentu saya berharap simpang susun ini dapat menguatkan kekuatan ekonomi di Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Serang,” kata Wagub Andika.
Menurut Wagub, dengan adanya simpang susun ini akan banyak multiplier effect. Alhasil, masyarakat Cikande dan sekitarnya harus lebih kompetitif, lebih berdaya saing, dalam meningkatkan kemam puannya untuk turut serta dalam per kembangan perekonomian di sektor per tanian, industri, perdagangan, dan jasa.
“Semoga peresmian ini bisa memberikan kekuatan baru bagi kita semua dalam penguatan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan SDM kita di Banten dan Kabupaten Serang sehingga kita dapat memberikan kontribusi peran terhadap masyarakat sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat. Alhasil, Banten lebih baik lagi dan lebih maju sesuai harapan dan cita-cita masyarakat,” ucap Wagub.
Pemerintah Kabupaten Serang mencatat sebanyak 46 perusahaan mengurus izin prinsip untuk berinvestasi di wilayah Serang Timur, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
Kepala Bidang Penanaman Modal pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Serang Wawan Ikhwanudin mengungkapkan, sejak Januari tahun 2018, dari 46 perusahaan yang mengajukan izin prinsip untuk berinvestasi di wilayah Serang Timur nilainya mencapai Rp2,71 triliun.
“Terdiri atas 35 PMDN dengan nilai investasi Rp2,153 triliun dan 11 PMA dengan nilai investasi Rp559 miliar,” ungkap Wawan, kepadaKORAN SINDO, kemarin.
Ada 46 perusahaan yang baru berinvestasi bergerak di berbagai bidang usaha, di antaranya industri bahan kosmetik, alat permainan, pembuatan logam dasar, tekstil, penggilingan baja, hingga jasa penyewaan kendaraan alat transportasi.
Wawan mengestimasikan dari 46 perusahaan itu akan menyerap 15.576 tenaga kerja, terbagi atas 15.440 tenaga kerja lokal (TKL) dan 136 tenaga kerja asing (TKA). Menurut Wawan, masuknya para investor di wilayah Serang Timur dilatarbelakangi keberadaan interchange Cikande yang menjadi akses cepat menuju Serang melalui Tol Tangerang-Merak, selain adanya kebijakan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang menutup pintu bagi industri baru di wilayah Tangerang karena persoalan lahan yang sudah tidak tersedia.
Kawasan Serang Timur ini dikhususkan bagi industri menengah ke bawah. Karena, untuk di Kabupaten Serang untuk industri berat dikhususkan di kawasan Bojonegara dan Pulau Ampel. Wawan mengatakan para investor yang baru ini akan beroperasi di Kecamatan Kragilan, Kibin, Cikande, dan Kecamatan Jawilan.
“Banyak perusahaan yang akan berinvestasi ke Kabupaten Serang. Yang ada di kawasan industri Serang Timur ini industri menengah ke bawah,” tuturnya.
Banyaknya pengajuan perusahaan yang akan berinvestasi di Serang Timur, kata Wawan, karena terhitung 18 Juli tahun 2018 pengajuan perizinan dialihkan melalui lembaga online single submission (OSS) dari pemerintah pusat. Sistem perizinan bisa dilakukan secara online melalui OSS yang kemudian terintegrasi dengan sistem perizinan di daerah.
“OSS ini diatur dalam waktu tiga tahun perusahaan yang sudah mengurus perizinannya harus sudah melakukan kegiatan. Kalau tidak, izinnya bisa dialihkan ke perusahaan lain,” tandasnya. Menurut Wawan, lahan wilayah Serang Timur sangat menunjang untuk dibangun industri. Bahkan, salah satu kawasan Industri Modern Cikande telah menambah lahan hingga 1.000 hektare. “Lahan Modern Cikande sangat luas, belum lahan yang lainnya,” katanya.
Sekadar diketahui, proyek interchange merupakan proyek patungan yang dibangun Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang, dan pengusaha di wilayah Serang Timur. Pembangunan jalan ini tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015.
Jalan simpang susun ini mampu diselesaikan pada April 2017 dan mulai dioperasikan pada Juni 2018. Sebelumnya Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy bersama Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah bersama perwakilan dari PT Marga Mandala Sakti dan BPJT meresmikan jalan simpang susun Cikande atau interchange .
Proyek pembangunan yang menelan dana Rp194 miliar lebih ini merupakan simpang susun pertama yang dibangun atas inisiatif pemerintah daerah dengan dana dari APBD plus patungan perusahaan di wilayah Serang Timur.
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, pembangunan simpang susun Cikande merupakan wujud nyata di mana dunia usaha dan pemerintah bahu-membahu untuk dapat berkolaborasi sehingga tercipta sinergitas yang berbasis pada kemanfaatan bagi masyarakat. “Tentu saya berharap simpang susun ini dapat menguatkan kekuatan ekonomi di Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Serang,” kata Wagub Andika.
Menurut Wagub, dengan adanya simpang susun ini akan banyak multiplier effect. Alhasil, masyarakat Cikande dan sekitarnya harus lebih kompetitif, lebih berdaya saing, dalam meningkatkan kemam puannya untuk turut serta dalam per kembangan perekonomian di sektor per tanian, industri, perdagangan, dan jasa.
“Semoga peresmian ini bisa memberikan kekuatan baru bagi kita semua dalam penguatan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan SDM kita di Banten dan Kabupaten Serang sehingga kita dapat memberikan kontribusi peran terhadap masyarakat sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat. Alhasil, Banten lebih baik lagi dan lebih maju sesuai harapan dan cita-cita masyarakat,” ucap Wagub.
(don)