Trauma, Korban Gempa Lombok Tak Mau Dirawat di Gedung Rumah Sakit

Senin, 27 Agustus 2018 - 11:45 WIB
Trauma, Korban Gempa...
Trauma, Korban Gempa Lombok Tak Mau Dirawat di Gedung Rumah Sakit
A A A
MATARAM - Perawatan pasien di RSUD Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) terpaksa dilakukan di tenda-tenda. Hal ini dipicu rasa trauma para pasien dan kekhawatiran terjadinya gempa susulan yang memang masih kerap kali datang.

Asisten I Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, kondisi bangunan RSUD sebenarnya masih cukup layak. Konstruksi bangunan secara umum relatif utuh. Hanya terdapat keretakan atau hancur ringan di beberapa bagian bangunan luar. "Para pasien ini trauma jadi tidak mau dirawat di dalam. Hanya pasien yang mengalami penyakit-penyakit ringan saja yang dirawat di dalam, lainnya memilih di tenda-tenda," kata Lalu saat menerima kunjungan Ketua MPR Zulkifli Hasan, Senin (27/8/2018) pagi.

Untuk penanganan pasien operasi dan layanan intensive care unit (ICU) dilakukan di ruang darurat dari kontainer hasil bantuan Pemprov Jatim. "Saat kejadian gempa, semua kamar operasi langsung off, padahal banyak pasien harus seharusnya menjalani operasi. Kami akhirnya dapat bantuan enam kontainer dari Jatim buat ruang operasi dan ICU," tuturnya.

Sementara itu, Zulkifli Hasan berharap penanganan trauma masyarakat, khususnya pasien bisa menjadi prioritas. "Penanganan harus cepat dilakukan. Tidak hanya wali kota yang 24 jam, tapi provinsi, pusat, dan seluruh stakeholder untuk bersama-sama masyarakat bergerak cepat menangani korban gempa," katanya.

Zulkifli mengatakan, dirinya sengaja datang langsung ke lokasi kejadian gempa dan titik-titik kumpul korban gempa untuk mengetahui secara persis kondisi di lapangan. "Mengetahui dari media dan turun langsung di lapangan tentu beda. Saya ingin ikut merasakan apa yang dialami para korban," tuturnya.

Salamah, warga Desa Lebak, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu pasien yang dirawat di tenda yang dibangun di halaman RSUD Mataram. Salamah mengalami patah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya yang sudah hancur. Sudah lebih dari 10 hari dia menjalani perawatan di tenda halaman RSUD dan sudah menjalani operasi patah tulang. Keluarganya berharap pemerintah segera memberikan bantuan karena di desanya belum cukup terjangkau bantuan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5481 seconds (0.1#10.140)