Harga Air Tak Terjangkau, Warga Gunungkidul Manfaatkan Bocoran Pipa PDAM
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi persoalan klasik yang hingga kini belum terselesaikan. Warga miskin yang kesulitan membeli air terpaksa memanfaatkan bocoran pipa PDAM untuk memenuhi kebutuhannya.
Hal ini terjadi di Dusun Legundi, Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Setiap siang hari, warga berkerumun untuk bisa mendapatkan air bersih gratis dari pipa PDAM. Rata-rata sedikitnya empat ember bisa didapatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Minem, salah satu warga setempat mengaku mengetahui ada aliran air baru tadi malam. Dia pun langsung bernapas lega lantaran stok air bersih sudah menipis. "Tadinya sudah mau membeli air ke tangki swasta," katanya kepada wartawan, Senin (20/8/2018).
Untuk satu tangki air dengan kapasitas 5.000 liter harus ditebus dengan uang Rp150.000. Air tersebut habis dalam satu minggu. Dengan adanya kebocoran pipa tersebut, dia pun bersyukur karena uang bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. "Sekarang juga banyak kebutuhan sosial hajatan tetangga. Jadi bisa digunakan untuk itu," katanya.
Minem memgaku sudah mengambil air sampai enam kali. Dia mengambil agak banyak karena takut pipa ditutup kembali oleh PDAM. "Jadi mumpung ada air gratis," tuturnya.
Dukuh Legundi, Supriyanto membenarkan hal tersebut. Warga memanfaatkan bocoran pipa PDAM di bagian sambungan atau untuk melepas angin. "Ya ini sedikit memberikan manfaat. Karena di dusun kami tidak banyak yang menikmati air PDAM," katanya.
Dusun Legundi memiliki 145 kepala keluarga dengan 472 jiwa. Dari jumlah tersebut hanya 12 KK yang memasang sambungan rumah PDAM.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, upaya droping air terus dilakukan pemkab. Enam tangki air yang dikelola diterjunkan setiap hari melayani air bersih warga secara gratis. "Setiap hari semua melayani empat kali. Terus ditambah tujuh tangki air yang dikelola kecamatan," katanya.
Hal ini terjadi di Dusun Legundi, Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Setiap siang hari, warga berkerumun untuk bisa mendapatkan air bersih gratis dari pipa PDAM. Rata-rata sedikitnya empat ember bisa didapatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Minem, salah satu warga setempat mengaku mengetahui ada aliran air baru tadi malam. Dia pun langsung bernapas lega lantaran stok air bersih sudah menipis. "Tadinya sudah mau membeli air ke tangki swasta," katanya kepada wartawan, Senin (20/8/2018).
Untuk satu tangki air dengan kapasitas 5.000 liter harus ditebus dengan uang Rp150.000. Air tersebut habis dalam satu minggu. Dengan adanya kebocoran pipa tersebut, dia pun bersyukur karena uang bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. "Sekarang juga banyak kebutuhan sosial hajatan tetangga. Jadi bisa digunakan untuk itu," katanya.
Minem memgaku sudah mengambil air sampai enam kali. Dia mengambil agak banyak karena takut pipa ditutup kembali oleh PDAM. "Jadi mumpung ada air gratis," tuturnya.
Dukuh Legundi, Supriyanto membenarkan hal tersebut. Warga memanfaatkan bocoran pipa PDAM di bagian sambungan atau untuk melepas angin. "Ya ini sedikit memberikan manfaat. Karena di dusun kami tidak banyak yang menikmati air PDAM," katanya.
Dusun Legundi memiliki 145 kepala keluarga dengan 472 jiwa. Dari jumlah tersebut hanya 12 KK yang memasang sambungan rumah PDAM.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, upaya droping air terus dilakukan pemkab. Enam tangki air yang dikelola diterjunkan setiap hari melayani air bersih warga secara gratis. "Setiap hari semua melayani empat kali. Terus ditambah tujuh tangki air yang dikelola kecamatan," katanya.
(amm)