Polres Mojokerto Kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Pundak
A
A
A
MOJOKERTO - Peringatan detik-detik Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 yang dilakukan Polres Mojokerto terlihat berbeda. Mereka memilih untuk melewati momentum penting ini di atas puncak gunung.
Di puncak gunung dengan ketinggian 1.585 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, bendera Merah Putih dikibarkan. Tak hanya diikuti oleh anggota polisi, upacara bendera ini juga diikuti anggota TNI dan sejumlah komunitas. Meski berada di ketinggian, upacara bendera yang dipimpin langsung oleh Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata ini berlangsung khidmat.
Lebih dari 100 personel kepolisian ikut terlibat dalam upacara yang merupakan rangkaian dari ekspedisi pengibaran bendara Merah Putih ini. Sejumlah polwan dan jajaran perwira Polres Mojokerto juga turut menjadi peserta upacara. Tak hanya anggota polisi dan TNI, komunitas pecinta alam, relawan dan Pramuka juga turut dilibatkan.
Persiapan pengibaran bendara Merah Putih di puncak Gunung Pundak ini cukup memakan waktu persiapan. Peserta memulai pendakian sejak dini hari. Sejumlah perwira termasuk Kapolres Mojokerto Leonardus Simarmata memilih melakukan pendakian malam hari dan bermalam di camp area. Saat menjadi inspektur upacara, Leonardus tampak masih memanggul keril di punggungnya.
Upacara digelar di puncak gunung dengan pemandangan lereng Gunung Welirang yang indah dengan hawa yang sejuk dan sinar matahari yang tipis. Tak hanya menggelar upacara bendera, seluruh peserta upacara juga dilibatkan untuk membuat formasi angka 73 di puncak. Angka itu sesuai dengan hari ulang tahun kemerdekaan RI.
Kapolres Mojokerto Leonardus Simarmata mengatakan, ia sengaja memilih untuk mengibarkan sang saka Merah Putih di atas puncak gunung. Menurutnya, ini akan membawa semangat yang berbeda dari peserta upacara. "Kemerdekaan ini direbut dengan susah payah oleh para pahlawan. Untuk itu, kita juga ingin mengikuti semangat mereka," ujar Leonardus.
Kegiatan ini, kata Leonardus, sekaligus menjadi momentum untuk bersyukur atas keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan. Juga atas segala ciptaannya di muka bumi ini. "Kita akan merasa kecil. Ini juga menjadi semangat kebersamaan kita dengan TNI dan masyarakat. Semoga ini menjadi momentum bagi kita semua untuk menjadikan perbedaan sebagai rahmat dan semangat untuk bersatu," tandasnya.
Di puncak gunung dengan ketinggian 1.585 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, bendera Merah Putih dikibarkan. Tak hanya diikuti oleh anggota polisi, upacara bendera ini juga diikuti anggota TNI dan sejumlah komunitas. Meski berada di ketinggian, upacara bendera yang dipimpin langsung oleh Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Simarmata ini berlangsung khidmat.
Lebih dari 100 personel kepolisian ikut terlibat dalam upacara yang merupakan rangkaian dari ekspedisi pengibaran bendara Merah Putih ini. Sejumlah polwan dan jajaran perwira Polres Mojokerto juga turut menjadi peserta upacara. Tak hanya anggota polisi dan TNI, komunitas pecinta alam, relawan dan Pramuka juga turut dilibatkan.
Persiapan pengibaran bendara Merah Putih di puncak Gunung Pundak ini cukup memakan waktu persiapan. Peserta memulai pendakian sejak dini hari. Sejumlah perwira termasuk Kapolres Mojokerto Leonardus Simarmata memilih melakukan pendakian malam hari dan bermalam di camp area. Saat menjadi inspektur upacara, Leonardus tampak masih memanggul keril di punggungnya.
Upacara digelar di puncak gunung dengan pemandangan lereng Gunung Welirang yang indah dengan hawa yang sejuk dan sinar matahari yang tipis. Tak hanya menggelar upacara bendera, seluruh peserta upacara juga dilibatkan untuk membuat formasi angka 73 di puncak. Angka itu sesuai dengan hari ulang tahun kemerdekaan RI.
Kapolres Mojokerto Leonardus Simarmata mengatakan, ia sengaja memilih untuk mengibarkan sang saka Merah Putih di atas puncak gunung. Menurutnya, ini akan membawa semangat yang berbeda dari peserta upacara. "Kemerdekaan ini direbut dengan susah payah oleh para pahlawan. Untuk itu, kita juga ingin mengikuti semangat mereka," ujar Leonardus.
Kegiatan ini, kata Leonardus, sekaligus menjadi momentum untuk bersyukur atas keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan. Juga atas segala ciptaannya di muka bumi ini. "Kita akan merasa kecil. Ini juga menjadi semangat kebersamaan kita dengan TNI dan masyarakat. Semoga ini menjadi momentum bagi kita semua untuk menjadikan perbedaan sebagai rahmat dan semangat untuk bersatu," tandasnya.
(amm)