Pakai Gas Air Mata, Polisi Keluarkan Napi Gembong Narkoba Otak Pembakaran Maut

Selasa, 14 Agustus 2018 - 22:37 WIB
Pakai Gas Air Mata, Polisi Keluarkan Napi Gembong Narkoba Otak Pembakaran Maut
Pakai Gas Air Mata, Polisi Keluarkan Napi Gembong Narkoba Otak Pembakaran Maut
A A A
MAKASSAR - Laiknya film aksi laga, upaya aparat Reskrim Polrestabes Makassar dan sipir Lapas Makassar mengeluarkan Akbar Dg Ampuh alias Rangga (32) dari bilik sel, di Blok F, berlangsung menegangkan. Diwarnai perlawanan hingga bom merica dan tembakan gas air mata.

Kepala Lapas Kelas 1 Makassar, Budi Sarwono menerangkan, saat mengetahui keterlibatan Ampuh dalam pembakaran rumah yang menewaskan enam sekeluarga, pihaknya berkoordinasi dengan Polrestabes Makassar, pada Kamis 9 Agustus 2018 lalu

Menghindari perlawanan dari napi lainnya, petugas berupaya mengeluarkan Ampuh dari selnya sekira pukul 22.00 Wita. Namun upaya itu tetap mendapat penolakan dari gembong narkoba tersebut, sehingga proses berlangsung hingga sejam.

Ampuh mengacungkan senjata tajam ke arah petugas. Sehingga petugas terpaksa melempaskan pepper gun atau penembak merica ke arah bandar narkoba itu. Namun narapidana kasus pembunuhan tersebut melarikan diri ke dalam toilet sel.

Sehingga petugas terpaksa melepaskan gas air mata ke dalam sel tahanan. Yang membuat Ampuh terpaksa keluar dari kamar lantaran sesak nafas.

"Dia melawan jadi pertugas mengambil bubuk merica namun dia bersembunyi ke klosed. Tidak mau keluar sehingga ambil sofgun untuk tembakkan gas air mata," jelasnya.

Saat menggeledah kamar sel Ampuh di Blok F, ditemukan empat alat komunikasi dan timbangan elektrik. Diduga barang-barang ilegal itu yang digunakan berkomunikasi dengan dunia luar.

Menurut Budi, barang ilegal itu dimasukkan oleh tamu pembesuk Ampuh yang berkunjung. Dugaan itu diamini setelah petugas lapas berhasil mengamankan perempuan cantik yang mencoba memberikan gawai kepada Ampuh, 17 Juni lalu. Tamu napi itu belakangan diketahui Diah Tifani (19), gadis cantik kelahiran Jakarta.

"Hp itu berasal dari pengunjung yang kedapatan yakni, Diah Tifani (19) penjenguk. Saat ini kita sudah pasang fotonya di depan dan dilarang untuk membesuk lagi ke Lapas," terang Budi.

Ditakuti di Dalam Lapas

Akbar Dg Ampuh alias Rangga (32) gembong narkoba, sekaligus dalang pembakaran yang menewaskan enam sekeluarga di Jalan Tinumbu, tak hanya dikenal di jaringan narkoba di Makassar.

Pria bertato itu pun ternyata memiliki pengaruh besar di Lapas Kelas I Makassar. Bahkan dia mampu mempengaruhi tahanan melawan petugas sipir penjara.

Karena ulahnya itu, Ampuh sudah berulang kali dipindahkan dari lapas ke lapas. Menurut Kepala Lapas Kelas 1 Makassar Budi Sarwono, Ampuh merupakan narapidana yang awalnya ditempatkan di Lapas Maros.

Karena terus berulah, selama periode lima tahun masa penahanan, Ampu sudah dipindahkan ke loma lapas. Pertama dari Maros ke Lapas Kelas 1 Makassar, lalu ke Bulukumba, dan Palopo, lalu kembali ke Makassar.

"Karena mempengaruhi dan kenakalannya di dalam, kita pindahkan ke Bulukumba, dan disana juga nakal lalu dipindahkan lagi ke Palopo. Disana tidak sanggup sehingga dikirim lagi ke Makassar," jelas Budi di ruang kerjanya, Selasa (14/8/2018).

Ampuh merupakan napi dengam tiga kasus berbeda. Ia divonis 8 bulan karena pencurian, 1,4 tahun setelah mencuri dan melukai korban, dan terakhir divonis 10 tahun setelah melakukan pembunuhan.

Meski di dalam lapas, Ampuh terus mengendalikan peredaran narkoba di wilayah Makassar. Ia bahkan kembali jadi tersangka setelah mencoba menyelundupkan narkoba ke lapas, Januari lalu.

Sejak saat itu, Ampuh dipindahkan ke sel pengasingan di Blok F, Lapas Kelas 1 Makassar. Blok itu hanya dihuni sekira 40 napi dan 16 kamar.

"Selalu melangar aturan, melawan petugas, setiap diamankan, dibina, selalu susah. Selalu mempengaruhi temannya, sehingga diasingkan," jelas Budi.

Karena terus berulah dan bikin pusing petugas penjara, Ampuh sejak lama direncanakan untuk pemindahan. Budi mengaku sudah pernah memprogramkan pemindahan Ampuh ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Namun karena sekelimit kasus yang masih berjalan di kepolosian, rencana itu kembali harus diundur. "Saya sendiri dan pejabat berencana meminta, namun terkendala proses yang bersangkutan terlibat narkoba," keluhnya.

Sementara, disinggung napi yang mampu mengendalikan peredaran narkoba dalam lapas, Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono mengaku segera berkoordinasi dengan instansi terkait. Langkah itu untuk mencari solusi terbaik mengantisipasi kejadian serupa.

"Yang jelas saya akan bicara dengan Kemenkumham, dan Kalapas. Untuk mecari solisi terbaik agar di dalam lapas tidak ada yang bsia mengendalikan yang begitu lagi," jelas ditemui di rumah duka korban pesawat jatuh di Papua, semalam.

Umar mengaku aksi brutal gembong narkoba pekan lalu cukup mengerikan. Motif semacam itu biasanya hanya diperlihatkan mafia.

Kapolda mengaku sudah menginstruksikan ke personel reserse untuk menangkap seluruh buronan yang masih bebas. Katanya, seluruh pelaku harus bertanggung jawab.

"Ini kan sudah sangat luar biasa karena mainnya seperti mafia itu, tidak bayar bunuh, bahkan keluarganya juga dibunuh dibakar," ujar Umar.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.4457 seconds (0.1#10.140)