Dampak KM Sinar Bangun, 76 Kapal Pariwisata di Danau Toba Tak Beroperasi
A
A
A
SIMALUNGUN - Dampak tenggelamnya KM Sinar Bangun Juni lalu, puluhan kapal pariwisata di kawasan Danau Toba Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara tidak beroperasi. Kondisi ini telah berlangsung selama dua bulan.
Salah seorang pemilik kapal di kota wisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, R Siallagan mengatakan, selama dua bulan belakangan penumpang kapal pariwisata sama sekali tidak ada, karena masih trauma dengan kejadian tenggelamnya KM Sinar Bangun.
“Sekitar 76 kapal pariwisata di kawasan Danau Toba khususnya di Parapat, terkesan mati suri. Sudah dua bulan tidak beroperasi, wisatawan takut naik kapal pariwisata,” ujar Siallagan.
Dia menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan kepada Dinas Perhubungan Pemkab Simalungun untuk melakukan kampanye naik kapal pariwisata gratis selama beberapa hari guna menyakinkan masyarakat atau wisatawan.
Menurutnya, sebelum tenggelamnya KM Sinar Bangun dalam sepekan kapal pariwisata masih beroperasi 2 kali dalam sepekan. Para pemilik atau pengusaha kapal pariwisata di Parapat berharap pemerintah daerah atau instansi terkait memberikan solusi sehingga pemilik atau pengusaha kapal pariwisata tidak kehilangan mata pencariannya.
Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Simalungun, Ramadani Purba membenarkan kondisi yang dialami pengusaha atau pemilik kapal pariwisata di kawasan Danau Toba khususnya di Parapat. Menurutnya, pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kembali penggunaan kapal pariwisata oleh wisatawan. Di antaranya melaksanakan berbagai kegiatan atau event seperti car free day dan save Danau Toba di Parapat baru-baru ini.
Seperti diketahui, tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun sempat menjadi perhatian publik karena bangkai kapal yang ditemukan di dasar Danau Toba tidak bisa evakuasi karena dalamnya danau tersebut. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 24 orang, 21 orang dalam keadaan selamat dan tiga orang meninggal dunia. Sementara 164 orang dinyatakan hilang di perairan Danau Toba. (Baca Juga: Pencarian Korban KM Sinar Bangun Dihentikan, 164 Orang Dinyatakan Hilang)
Salah seorang pemilik kapal di kota wisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, R Siallagan mengatakan, selama dua bulan belakangan penumpang kapal pariwisata sama sekali tidak ada, karena masih trauma dengan kejadian tenggelamnya KM Sinar Bangun.
“Sekitar 76 kapal pariwisata di kawasan Danau Toba khususnya di Parapat, terkesan mati suri. Sudah dua bulan tidak beroperasi, wisatawan takut naik kapal pariwisata,” ujar Siallagan.
Dia menambahkan, pihaknya sudah menyampaikan kepada Dinas Perhubungan Pemkab Simalungun untuk melakukan kampanye naik kapal pariwisata gratis selama beberapa hari guna menyakinkan masyarakat atau wisatawan.
Menurutnya, sebelum tenggelamnya KM Sinar Bangun dalam sepekan kapal pariwisata masih beroperasi 2 kali dalam sepekan. Para pemilik atau pengusaha kapal pariwisata di Parapat berharap pemerintah daerah atau instansi terkait memberikan solusi sehingga pemilik atau pengusaha kapal pariwisata tidak kehilangan mata pencariannya.
Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Simalungun, Ramadani Purba membenarkan kondisi yang dialami pengusaha atau pemilik kapal pariwisata di kawasan Danau Toba khususnya di Parapat. Menurutnya, pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kembali penggunaan kapal pariwisata oleh wisatawan. Di antaranya melaksanakan berbagai kegiatan atau event seperti car free day dan save Danau Toba di Parapat baru-baru ini.
Seperti diketahui, tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun sempat menjadi perhatian publik karena bangkai kapal yang ditemukan di dasar Danau Toba tidak bisa evakuasi karena dalamnya danau tersebut. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 24 orang, 21 orang dalam keadaan selamat dan tiga orang meninggal dunia. Sementara 164 orang dinyatakan hilang di perairan Danau Toba. (Baca Juga: Pencarian Korban KM Sinar Bangun Dihentikan, 164 Orang Dinyatakan Hilang)
(rhs)