Ber-SNI, Pempek Palembang Akan Susul Rendang Mendunia
A
A
A
PALEMBANG - Menjelang Asian Games 2018 yang dihadiri lebih dari 15.000 orang dari 45 negara, kuliner ikon Palembang, pempek siap mendunia menyusun rendang yang lebih dulu menjadi kuliner Indonesia go global.
Hal ini terlihat dari even pemecahan rekor MURI penyajian 17.818 Pempek ber-SNI yang digelar Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama UKM binaan di Benteng Kuto Besak, Palembang, Rabu (8/8/2018) sore.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang hadir bersama Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, pempek sudah menjadi trending topik nasional. Ia berharap, Pemecahan Rekor Penyajian Pempek Terbanyak ini juga jadi trending topik.
“Paket pempek 7 ton perhari keluar Palembang itu adalah luar biasa. Saat ini top 5 kuliner Indonesia yang mendunia adalah rendang, soto, nasi goreng, gado-gado, dan tempe semoga pempek bisa jadi nomor 6 kuliner Indonesia yang mendunia,” ungkapnya.
Dia menambahkan, Palembang memiliki dua potensi yang dapat mendunia yaitu pempek dan songket. Arief berharap, keduanya bisa menjadi potensi yang mampu mendorong Palembang makin dikenal dunia dan wisatawan tertarik mengunjungi Palembang.
Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi-BSN, Zakiyah mengatakan, “Rekor MURI Pempek ber-SNI sebanyak 18.818 buah ini adalah langkah awal untuk mempromosikan Pempek menjadi produk global sehingga temanya menjadi pas, yaitu Pempek Goes Global Starting From Asian Games,” jelasnya.
Sesuai UU No 20 tahun 2014 tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN bekerja sama dengan stakeholder melakukan pembinaan penerapan SNI kepada UMKM sampai dengan sertifikasi SNI. Upaya ini untuk meningkatkan daya saing produk UMKM Indonesia agar mampu berdaya saing baik di tingkat nasional maupun global. Saat ini standar menjadi salah satu elemen penting dalam transaksi perdagangan global.
“Pempek sangat berpotensi menjadi produk global, menyusul Tempe yang pabriknya saat ini sudah ada di Jepang, Jerman, Belanda dan Amerika Serikat. Langkah Tempe tersebut dimulai dengan penyusunan Standar Nasional Indonesia SNI 3144 tahun 2009 yang kemudian dikembangkan menjadi standar CODEX STAN 313R tahun 2013 atau standar pangan dunia,” ungkap Zakiyah.
Untuk diketahui, setiap hari lebih dari 7 ton pempek dikirim ke luar Palembang, sebagian dikirim ke negara tetangga kita, yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand. Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi juga menyebutkan, lebih dari 4000 UMK pempek dan produk olahan ikan lainnya. Hal ini bisa menjadi modal dasar mengembangkan SNI Pempek menjadi standar pangan dunia.
SNI 7661:2013 tentang Pempek Ikan Rebus Beku ditetapkan BSN untuk memberikan jaminan serta peningkatan mutu dan keamanan pangan komoditas pempek ikan rebus beku yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Pempek yang sudah ber-SNI sudah melalui tahapan pengujian laboratorium terakreditasi KAN dan proses produksi yang sesuai standar keamanan pangan.
Hal ini terlihat dari even pemecahan rekor MURI penyajian 17.818 Pempek ber-SNI yang digelar Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama UKM binaan di Benteng Kuto Besak, Palembang, Rabu (8/8/2018) sore.
Menteri Pariwisata Arief Yahya yang hadir bersama Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, pempek sudah menjadi trending topik nasional. Ia berharap, Pemecahan Rekor Penyajian Pempek Terbanyak ini juga jadi trending topik.
“Paket pempek 7 ton perhari keluar Palembang itu adalah luar biasa. Saat ini top 5 kuliner Indonesia yang mendunia adalah rendang, soto, nasi goreng, gado-gado, dan tempe semoga pempek bisa jadi nomor 6 kuliner Indonesia yang mendunia,” ungkapnya.
Dia menambahkan, Palembang memiliki dua potensi yang dapat mendunia yaitu pempek dan songket. Arief berharap, keduanya bisa menjadi potensi yang mampu mendorong Palembang makin dikenal dunia dan wisatawan tertarik mengunjungi Palembang.
Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi-BSN, Zakiyah mengatakan, “Rekor MURI Pempek ber-SNI sebanyak 18.818 buah ini adalah langkah awal untuk mempromosikan Pempek menjadi produk global sehingga temanya menjadi pas, yaitu Pempek Goes Global Starting From Asian Games,” jelasnya.
Sesuai UU No 20 tahun 2014 tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN bekerja sama dengan stakeholder melakukan pembinaan penerapan SNI kepada UMKM sampai dengan sertifikasi SNI. Upaya ini untuk meningkatkan daya saing produk UMKM Indonesia agar mampu berdaya saing baik di tingkat nasional maupun global. Saat ini standar menjadi salah satu elemen penting dalam transaksi perdagangan global.
“Pempek sangat berpotensi menjadi produk global, menyusul Tempe yang pabriknya saat ini sudah ada di Jepang, Jerman, Belanda dan Amerika Serikat. Langkah Tempe tersebut dimulai dengan penyusunan Standar Nasional Indonesia SNI 3144 tahun 2009 yang kemudian dikembangkan menjadi standar CODEX STAN 313R tahun 2013 atau standar pangan dunia,” ungkap Zakiyah.
Untuk diketahui, setiap hari lebih dari 7 ton pempek dikirim ke luar Palembang, sebagian dikirim ke negara tetangga kita, yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand. Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi juga menyebutkan, lebih dari 4000 UMK pempek dan produk olahan ikan lainnya. Hal ini bisa menjadi modal dasar mengembangkan SNI Pempek menjadi standar pangan dunia.
SNI 7661:2013 tentang Pempek Ikan Rebus Beku ditetapkan BSN untuk memberikan jaminan serta peningkatan mutu dan keamanan pangan komoditas pempek ikan rebus beku yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Pempek yang sudah ber-SNI sudah melalui tahapan pengujian laboratorium terakreditasi KAN dan proses produksi yang sesuai standar keamanan pangan.
(rhs)