Gunung Anak Krakatau Erupsi, Abu Vulkanik Mengarah ke Selat Sunda

Senin, 06 Agustus 2018 - 15:25 WIB
Gunung Anak Krakatau...
Gunung Anak Krakatau Erupsi, Abu Vulkanik Mengarah ke Selat Sunda
A A A
KALIANDA - Gunung Anak Krakatau yang berada di Perairan Lampung kembali erupsi pada Senin pagi (6/8/2018). Terpantau hingga Senin siang ini Gunung Anak Krakatau terlihat mengeluarkan abu vulkanik setinggi 500 hingga 600 meter dengan warna hitam pekat. Sebelumnya juga pada Jumat malam 2 Agustus 2018 Gunung Anak Kakatau mengeluarkan lava pijar disertai dentuman keras seperti Guntur.

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Andi Suardi mengatakan, tercatat selama dua pekan gunung berapi aktif ini ini meletus hingga ratusan kali dalam sehari.

“Meski saat ini statusnya berada pada level 2 atau waspada dan siapapun dilarang mendakati gunung dengan radius 2 kilometer. Namun warga dan wisatawan diimbau tetap tenang karena masih dalam level aman,” kata Andi Suardi, Senin (6/8/2018).

Menurut dia, material vulkanik mengarah ke timur di lintasan kapal penyeberangan hingga puluhan kilometer. Meski demikian dipastikan kolom abu vulkanik tersebut jatuh di Selat Sunda sehingga tidak mengganggu aktivitas kapal nelayan serta kapal penyeberangan.

Pemantauan terhadap GAK juga bisa dilihat secara visual menggunakan mata telanjang dibantu teropong meski aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi. Namun secara visual sulit terlihat akibat kabut tingginya penguapan sehingga tidak bisa terlihat dengan mata telanjang dari pos pantau di Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

“Meski mengeluarkan material abu vulkanik namun dengan pengamatan menggunakan teropong, tidak terlihat lava pijar sesuai pemantauan seismograf tercatat aktivitas kegempaan di dominasi gempa tremor dengan amplitudo dominan mencapai 42 mikrometer,” papar Andi Suardi.

Dia menjelaskan, sejak minggu kemarin tercatat telah terjadi 63 kali letusan, 31 kali hembusan, 44 kali vulkanik dangkal, 3 vulkanik dalam dan gempa tremor menerus (mikrotremor) yang terekam dengan amplitudio 2-15 mikrometer dominan 3 mikrometer.

“Kondisi dengan letusan teramati sebanyak 200 kali dengan ketinggian 300 hingga 600 meter dengan warna asap hitam,” timpalnya

Diketahui dalam beberapa tahun terakhir semenjak letusan pada tahun 2012 dinyatakan level Waspada aktivitas di sekitar GAK hanya diperbolehkan dalam radius 1 kilometer. Meski terus beraktivitas kondisi tersebut merupakan sebuah kegiatan pelepasan energi yang tengah dilakukan Gunung Anak Krakatau sehingga akan mengurangi energi yang tersimpan di dalam perut bumi.

“Meski saat ini Gunung Anak Krakatau dalam status Waspada namun warga dihimbau agar tetap tenang karena masih dalam kondisi aman,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2128 seconds (0.1#10.140)