Bendera Sepanjang 117 Meter Diarak di Kawasan CFD Bogor

Bendera Sepanjang 117 Meter Diarak di Kawasan CFD Bogor
A
A
A
BOGOR - Dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indoneia, bendera sepanjang 117 meter dengan lebar lima meter diarak dari Plaza Balaikota Bogor hingga kawasan car free day (CFD), tepatnya lapangan Markas Komando Pusat Pendidikan dan Zeni (Pusidkzi), Bogor Tengah, Kota Bogor, Minggu (5/8/2018).
Kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya disertai alunan musik dari anggota drum band Pusdikzi menjadi pembuka kegiatan yang dikemas dalam Kirab Bendera Festival Merah Putih (FMP) 2018. Tak hanya jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) yang khidmat menyanyikan lagu ciptaan WR Soepratman tersebut, tetapi juga seluruh masyarakat yang memang sudah datang sejak pagi di Plaza Balai Kota Bogor, Jalan Juanda, Kota Bogor untuk memeriahkan FMP itu.
Berdasarkan pantauan, bendera merah putih sepanjang 117 meter x 5 meter itu dibentangkan mulai dari pintu masuk Balai Kota Bogor memanjang hingga belakang. Tepat pukul 06.50 WIB, Wali Kota Bogor Bima Arya bersama jajaran Muspida dan panitia bersama-sama melepas kirab bendera raksasa dengan simbolis mengangkat bendera ke atas. "Festival merah putih dinyatakan dimulai maju jalan," ujar Bima.
Langkah tegap anggota drum band Pusdikzi disertai musiknya yang cukup keras membuat suasana menjadi semakin meriah. Arak-arakan bendera merah putih yang hampir menutupi setengah Jalan Ir Juanda pun mulai berjalan menuju kawasan CFD di Jalan Jenderal Sudirman.
Kegiatan yang sudah rutin digelar sebagai wujud menyambut HUT Kemerdekaan RI ini memang melibatkan banyak elemen dan lapisan masyarakat. Mulai dari TNI, Kepolisian, Dishub, Satpol PP, Komunitas dan tentunya anak-anak sekolah sebagai generasi penerus bangsa. Mereka semua turut serta mengarak lambang negara Indonesia dengan gagah dan semangat.
Suasana penuh kebersamaan dan kekompakan tersebut tentu saja menjadi perhatian warga. Baik yang memang sudah mengetahui dan menantikan festival ini maupun yang baru mengetahui adanya FMP 2018. Warga yang menonton turut bersuka cita sembari mengabadikan momen tersebut.
Bima Arya meyakini kegiatan tersebut bisa menimbulkan rasa nasionalisme warga dan menangkal perpecahan bangsa. "Jadi (bendera) merah putih ini sebagai penangkal dari perpecahan. Ini resep utama yang bisa mengantisipasi tawuran," katanya.
Bima mengajak masyarakat meningkatkan rasa nasionalisme menyambut pemilihan presiden dan anggota kegislatif tahun depan agar tidak mudah terpecah belah. Selain itu, nasionalisme juga dibutuhkan untuk menyukseskan pelaksanaan Asian Games 2018. "Nasionalisme itu tidak hanya dibutuhkan di tahun politik saja, tapi (saat) bangsa ini memasuki fase yang luar biasa berat. Tantangan atas keberagaman, ada isu sentimen agama yang menguat, identitas politik," ujar Bima.
M Isrojudin (39), salah seorang warga Lebak Kantin, Bogor Tengah, Kota Bogor, mengaku takjub dengan gelaran yang mampu menyedot animo masyarakat itu. Menurut dia, kirab bendera sebagai wujud kebersamaan dan kesatuan merupakan sebuah ide yang sangat bagus dan menarik. "Semoga semakin banyak event positif seperti ini yang bisa mengeratkan kesatuan kebersamaan antar suku agama dan lainnya," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian Pondok Pesantren Al-Ghazali Turmudi Hudri mengatakan, pihaknya atas kesadaran sendiri mengajak 45 santri untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Jumlah 45 santri ini menjadi simbol tahun kemerdekaan RI 1.945. Anak-anak santri yang dilibatkan berkisar di usia 12-17 tahun sebagai bagian dari wujud pembelajaran cinta Tanah Air kepada para santri.
"Kami selalu menanamkan cinta tanah air bagian dari iman dan bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan sehingga harus terus ditanam dan dipupuk," ucapnya.
Kumandang lagu kebangsaan Indonesia Raya disertai alunan musik dari anggota drum band Pusdikzi menjadi pembuka kegiatan yang dikemas dalam Kirab Bendera Festival Merah Putih (FMP) 2018. Tak hanya jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) yang khidmat menyanyikan lagu ciptaan WR Soepratman tersebut, tetapi juga seluruh masyarakat yang memang sudah datang sejak pagi di Plaza Balai Kota Bogor, Jalan Juanda, Kota Bogor untuk memeriahkan FMP itu.
Berdasarkan pantauan, bendera merah putih sepanjang 117 meter x 5 meter itu dibentangkan mulai dari pintu masuk Balai Kota Bogor memanjang hingga belakang. Tepat pukul 06.50 WIB, Wali Kota Bogor Bima Arya bersama jajaran Muspida dan panitia bersama-sama melepas kirab bendera raksasa dengan simbolis mengangkat bendera ke atas. "Festival merah putih dinyatakan dimulai maju jalan," ujar Bima.
Langkah tegap anggota drum band Pusdikzi disertai musiknya yang cukup keras membuat suasana menjadi semakin meriah. Arak-arakan bendera merah putih yang hampir menutupi setengah Jalan Ir Juanda pun mulai berjalan menuju kawasan CFD di Jalan Jenderal Sudirman.
Kegiatan yang sudah rutin digelar sebagai wujud menyambut HUT Kemerdekaan RI ini memang melibatkan banyak elemen dan lapisan masyarakat. Mulai dari TNI, Kepolisian, Dishub, Satpol PP, Komunitas dan tentunya anak-anak sekolah sebagai generasi penerus bangsa. Mereka semua turut serta mengarak lambang negara Indonesia dengan gagah dan semangat.
Suasana penuh kebersamaan dan kekompakan tersebut tentu saja menjadi perhatian warga. Baik yang memang sudah mengetahui dan menantikan festival ini maupun yang baru mengetahui adanya FMP 2018. Warga yang menonton turut bersuka cita sembari mengabadikan momen tersebut.
Bima Arya meyakini kegiatan tersebut bisa menimbulkan rasa nasionalisme warga dan menangkal perpecahan bangsa. "Jadi (bendera) merah putih ini sebagai penangkal dari perpecahan. Ini resep utama yang bisa mengantisipasi tawuran," katanya.
Bima mengajak masyarakat meningkatkan rasa nasionalisme menyambut pemilihan presiden dan anggota kegislatif tahun depan agar tidak mudah terpecah belah. Selain itu, nasionalisme juga dibutuhkan untuk menyukseskan pelaksanaan Asian Games 2018. "Nasionalisme itu tidak hanya dibutuhkan di tahun politik saja, tapi (saat) bangsa ini memasuki fase yang luar biasa berat. Tantangan atas keberagaman, ada isu sentimen agama yang menguat, identitas politik," ujar Bima.
M Isrojudin (39), salah seorang warga Lebak Kantin, Bogor Tengah, Kota Bogor, mengaku takjub dengan gelaran yang mampu menyedot animo masyarakat itu. Menurut dia, kirab bendera sebagai wujud kebersamaan dan kesatuan merupakan sebuah ide yang sangat bagus dan menarik. "Semoga semakin banyak event positif seperti ini yang bisa mengeratkan kesatuan kebersamaan antar suku agama dan lainnya," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian Pondok Pesantren Al-Ghazali Turmudi Hudri mengatakan, pihaknya atas kesadaran sendiri mengajak 45 santri untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Jumlah 45 santri ini menjadi simbol tahun kemerdekaan RI 1.945. Anak-anak santri yang dilibatkan berkisar di usia 12-17 tahun sebagai bagian dari wujud pembelajaran cinta Tanah Air kepada para santri.
"Kami selalu menanamkan cinta tanah air bagian dari iman dan bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan sehingga harus terus ditanam dan dipupuk," ucapnya.
(thm)