Dedi Mulyadi Tak Lelah Berburu Rumah Janda
A
A
A
TASIKMALAYA - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat yang juga mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, terus berburu rumah janda untuk dirobohkan. Sedikitnya 20 rumah janda yang tersebar di sejumlah kabupaten di Jawa Barat telah diratakannya dengan tanah.
20 rumah tersebut dihitung berdasarkan pemberitaan di sejumlah media massa. Akan tetapi, faktanya jumlah rumah tersebut bisa lebih banyak karena tidak semua rumah yang dirobohkan dipublikasikan. Rumah tidak layak huni itu kemudian dibangun kembali dengan desain panggung.
"Kalau sekarang lepas dari beban. Kemarin (saat kampanye), saya sedih sebenarnya, banyak orang yang tidak bisa terbantu. Akhirnya, saya ikrarkan untuk bantu pascakampanye saja," kata Dedi kepada SINDOnews, Minggu (29/7/2018).
Satu rumah milik janda tua, Mak Jua (97) warga Kampung Babakan Jeruk, Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, juga dirobohkan Dedi.
Bilik rumah Mak Jua tampak sudah menghitam, karena anyaman bambu sudah tidak bisa menahan cuaca dingin dan panas yang silih berganti. Kayu penyangga rumah nenek itu pun sudah lapuk dimakan rayap.
Selain itu, atap rumah berukuran 15x8 meter itu menghamburkan debu saat tertiup angin. Hal ini menandakan bahwa susunan bambu penopang atap sudah sangat lapuk. Rumah tersebut bisa roboh sewaktu-waktu.
"Kondisinya seperti yang kita lihat ini. Kami berusaha mencari donatur ke mana-mana. Pihak pemerintahan pun kami coba untuk koordinasi. Hanya saja, belum ada tanggapan apalagi tindak lanjut," kata Nanang (38), tetangga Mak Jua.
Tanpa banyak berkomentar, Dedi Mulyadi minta disediakan banyak tangga. Dia kemudian mengajak semua tetangga Mak Jua untuk membongkar rumah tersebut.
"Mak, rumahnya saya bongkar bareng-bareng ya. Pokoknya nanti jadi bagus. Ini rumah kultural buat Emak," kata Dedi dijawab anggukan oleh nenek tua tersebut.
20 rumah tersebut dihitung berdasarkan pemberitaan di sejumlah media massa. Akan tetapi, faktanya jumlah rumah tersebut bisa lebih banyak karena tidak semua rumah yang dirobohkan dipublikasikan. Rumah tidak layak huni itu kemudian dibangun kembali dengan desain panggung.
"Kalau sekarang lepas dari beban. Kemarin (saat kampanye), saya sedih sebenarnya, banyak orang yang tidak bisa terbantu. Akhirnya, saya ikrarkan untuk bantu pascakampanye saja," kata Dedi kepada SINDOnews, Minggu (29/7/2018).
Satu rumah milik janda tua, Mak Jua (97) warga Kampung Babakan Jeruk, Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, juga dirobohkan Dedi.
Bilik rumah Mak Jua tampak sudah menghitam, karena anyaman bambu sudah tidak bisa menahan cuaca dingin dan panas yang silih berganti. Kayu penyangga rumah nenek itu pun sudah lapuk dimakan rayap.
Selain itu, atap rumah berukuran 15x8 meter itu menghamburkan debu saat tertiup angin. Hal ini menandakan bahwa susunan bambu penopang atap sudah sangat lapuk. Rumah tersebut bisa roboh sewaktu-waktu.
"Kondisinya seperti yang kita lihat ini. Kami berusaha mencari donatur ke mana-mana. Pihak pemerintahan pun kami coba untuk koordinasi. Hanya saja, belum ada tanggapan apalagi tindak lanjut," kata Nanang (38), tetangga Mak Jua.
Tanpa banyak berkomentar, Dedi Mulyadi minta disediakan banyak tangga. Dia kemudian mengajak semua tetangga Mak Jua untuk membongkar rumah tersebut.
"Mak, rumahnya saya bongkar bareng-bareng ya. Pokoknya nanti jadi bagus. Ini rumah kultural buat Emak," kata Dedi dijawab anggukan oleh nenek tua tersebut.
(zik)