Tutut Beracun di Sukabumi dan Bandung Barat Berasal dari Sini
A
A
A
SUKABUMI - Sumber bahan baku olahan tutut yang mengakibatkan keracunan di Sukabumi dan Kabupaten Bandung Barat, ternyata dari Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta. Hal terungkap dari pengakuan pengolah tutut yang berhasil diamankan jajaran Polresta Sukabumi.
ER, pengolah penganan tutut yang juga warga Kampung Cipeyeum, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, mengaku bahan baku yang digunakannya berasal dari Waduk Cirata setelah sebelumnya stok tutut dari petani di Karawang habis.
"Saya sudah menjalankan bisnis tutut ini sejak tiga bulan terakhir. Biasanya mendapatkan tutut dari para petani di Karawang, tapi karena kehabisan stok akhirnya saya membelinya dari Purwakarta, yakni dari para petani tutut di Cirata," ungkap ER, Minggu (29/7/2018).
Selama ini, kata dia, masakan tutut hasil produksinya telah melalui proses pengolahan yang cukup panjang. Pertama, ER terlebih dahulu mencuci semua tutut dan dilanjutkan tahap perebusan. Setelah itu, tutut kembali dicuci hingga akhirnya kembali direbus untuk kedua kalinya bersamaan dengan bumbu masakan.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Budi Nuryanto mengatakan, dari hasil penyelidikan terungkap kasus keracunan massal akibat tutut ini terjadi di dua daerah dengan tiga tempat yang meliputi Sukabumi dan Bandung Barat.
"Hasil pengungkapan diketahui peristiwa keracunan massal di Sukabumi maupun di Bandung Barat ini ternyata saling berkaitan karena berasal dari sumbernya sama," kata Budi Nuryanto.
Selain ER polisi juga mengamankan dua orang lainnya, masing-masing Ju dan Da. Keduanya merupakan pedagang yang menjajakan tutut dengan cara berkeliling ke perkampungan.
Seperti diketahui, warga Sukabumi dan Bandung Barat mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi penganan tutut. Bahkan, seorang warga dikabarkan meninggal dunia.
ER, pengolah penganan tutut yang juga warga Kampung Cipeyeum, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, mengaku bahan baku yang digunakannya berasal dari Waduk Cirata setelah sebelumnya stok tutut dari petani di Karawang habis.
"Saya sudah menjalankan bisnis tutut ini sejak tiga bulan terakhir. Biasanya mendapatkan tutut dari para petani di Karawang, tapi karena kehabisan stok akhirnya saya membelinya dari Purwakarta, yakni dari para petani tutut di Cirata," ungkap ER, Minggu (29/7/2018).
Selama ini, kata dia, masakan tutut hasil produksinya telah melalui proses pengolahan yang cukup panjang. Pertama, ER terlebih dahulu mencuci semua tutut dan dilanjutkan tahap perebusan. Setelah itu, tutut kembali dicuci hingga akhirnya kembali direbus untuk kedua kalinya bersamaan dengan bumbu masakan.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Budi Nuryanto mengatakan, dari hasil penyelidikan terungkap kasus keracunan massal akibat tutut ini terjadi di dua daerah dengan tiga tempat yang meliputi Sukabumi dan Bandung Barat.
"Hasil pengungkapan diketahui peristiwa keracunan massal di Sukabumi maupun di Bandung Barat ini ternyata saling berkaitan karena berasal dari sumbernya sama," kata Budi Nuryanto.
Selain ER polisi juga mengamankan dua orang lainnya, masing-masing Ju dan Da. Keduanya merupakan pedagang yang menjajakan tutut dengan cara berkeliling ke perkampungan.
Seperti diketahui, warga Sukabumi dan Bandung Barat mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi penganan tutut. Bahkan, seorang warga dikabarkan meninggal dunia.
(zik)