Ayam Potong Langka di Bantul, Harga Tembus Rp45.000 per Kilogram

Selasa, 24 Juli 2018 - 16:30 WIB
Ayam Potong Langka di Bantul, Harga Tembus Rp45.000 per Kilogram
Ayam Potong Langka di Bantul, Harga Tembus Rp45.000 per Kilogram
A A A
BANTUL - Harga daging ayam potong (pedaging) di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melonjak tajam. Dalam beberapa hari terakhir daging ayam ini sulit ditemukan di sejumlah pasar di Bantul lantaran pasokannya minim. "Bukan hanya naik tapi ganti harga," kata Suyatmi (45), pedagang ayam potong di Pasar Pleret Bantul, Selasa (24/07/2018).

Menurut pedagang yang sudah berjualan daging ayam belasan tahun ini, selain harganya mahal pasokannya juga sulit. Kondisi semacam ini baru terjadi sekitar tiga hari terakhir. "Sebelumnya sudah turun jadi 38.000 per kilogram, kemudian naik menjadi 40.000 per kilogram dan sekarang jadi 45.000 per kilogram. Meski begitu barangnya susah," katanya.

Lantaran ayam potong sulit didapat, Suyatmi menyediakan alternatif lain yakni ayam kampung dan ayam lehor (ayam merah). Menurutnya banyak masyarakat yang beralih membeli daging ayam kampung atau ayam lehor (ayam petelur). "Ayam kampung Rp70.000 per kilogram dan ayam lehor Rp40.000 per kilogram," katanya.

Pengusaha pemotongan ayam pedaging di Segoroyoso, Pleret, Bantul, Aris Rohmadi (40) mengakui bahwa stok ayam sekarang sulit didapat. Menurutnya sudah hampir satu minggu stok ayam potong di Yogyakarta kosong. Dirinya bahkan mencari pasokan hingga luar kota. "Sudah dua hari ini saya mencari pasokan hingga luar kota, namun tidak dapat barang. Broker-broker ayam juga sepakat libur karena bareng langka dan mahal," katanya.

Menurut pengusaha muda ini, dalam sehari dirinya bisa memotong 1.300-an ekor ayam pedaging untuk memasok sejumlah pasar di Bantul dan sebagian Kota Yogya. Namun dalam beberapa hari terakhir dirinya hanya bisa memotong 800 hingga 900 ekor ayam per harinya lantaran susahnya mencari pasokan ayam hidup.

"Tidak tahu kenapa kok sekarang susah pasokannya. Itupun mahal, harganya Yogya berkisar Rp45.000 hingga Rp50.000," katanya.

Darmi (35), seorang penjual tahu bakso mengaku pusing dengan mahalnya daging ayam ini. Dirinya harus memutar otak agar usahanya tidak gulung tikar lantaran bahan baku pembuat bakso naik mahal. "Bakso saya menggunakan daging ayam. Ini saya sudah telanjur terima uang tanda dari pelanggan, sampai pasar tahu-tahu harga ayam sudah tembus Rp45.000 padahal kemarin masih Rp40.000," ujarnya kesal.

Darmi mengaku tak mungkin menaikkan harga bakso dagangannya. "Satu satunya jalan ya ukuran baksonya dibuat lebih kecil," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5463 seconds (0.1#10.140)