Surabaya Kembali Meraih Kota Layak Anak Kategori Utama
A
A
A
SURABAYA - Kota Layak Anak (KLA) kembali diberikan pada Surabaya. Dua tahun beruntun ini Kota Pahlawan mendapat nilai tertinggi untuk kategori utama.
Penghargaan bergengsi tingkat nasional ini diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise di Gedung Dyandra Convention Hall Surabaya, Senin, (23/7/2018) malam.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menuturkan, salah satu sasaran yang ingin dicapai pemerintah menuju generasi emas 2045 adalah mewujudkan Indonesia Layak Anak (Idola). Perwujudan Idola ini menjadi sasaran pada 2030.
"Pada tahun 2045 nanti, ada sekitar 70% penduduk Indonesia berusia produktif. Saya berharap di tahun itu Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cemerlang," ujar Yohana.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, tahun ini Kota Surabaya mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan tahun kemarin. Sebenarnya, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan penghargaan, namun bagaimana bisa mewujudkan hak-hak anak Surabaya bisa terpenuhi.
"Alhamdulillah kalau dapat penghargaan, namun tujuannya anak-anak Surabaya bisa berhasil dan sukses," ujar Risma seusai menerima penghargaan Kota Layak Anak (KLA) 2018.
Ia melanjutkan, pihaknya akan terus berupaya mewujudkan bagaimana anak-anak Surabaya bisa memperoleh haknya. Seperti bagaimana anak Surabaya bisa memperoleh pendidikan, kesehatan dengan layak, dan hak-hak untuk bermain.
"Saya kepingin semua anak Surabaya bisa bersekolah tanpa dia ketakutan bisa membayar atau tidak, tanpa ketakutan nanti bisa melanjutkan apa tidak. Jadi itu yang saya coba agendakan, kita rancang, supaya tidak ada lagi anak Surabaya putus sekolah," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) itu menambahkan, berbagai indikator menjadi pertimbangan penting dalam penilaian KLA. Tidak hanya fasilitas, namun juga berbagai hal yang diputuskan, seperti bagaimana penanganan permasalahan terhadap anak.
"Saat begitu ada kejadian kita dampingi (anak-anak) itu mulai dari rumah sakit, hingga ke rumah-rumah kita dampingi terus, sampai di sekolah pun kita dampingi," ucapnya.
Risma juga menjelaskan, saat ini jumlah anak-anak berprestasi di Surabaya semakin meningkat. Kendati demikian, Pemkot Surabaya akan terus mendukung dengan memberikan berbagai fasilitas dan ruang, agar bagaimana anak Surabaya bisa menyalurkan bakat positifnya.
"Jadi saya harus memberikan ruang terus untuk anak-anak. Contohnya misalkan untuk peneliti, penemuan, itu harus kita kembangkan terus, kita wadahi terus."
Penghargaan KLA tahun ini menambah daftar panjang prestasi yang telah diraih oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun, Wali Kota Risma tidak cepat berpuas diri. Ia akan terus berkomitmen untuk mewujudkan bagaimana anak-anak Surabaya bisa memperoleh haknya dengan layak.
Kepala Perwakilan Unicef untuk Pulau Jawa Arie Rukmantara mengatakan, Surabaya memang layak untuk menerima penghargaan KLA. Beberapa kebijakan pemerintah kota memiliki keberpihakan pada anak, termasuk penyediaan fasilitas serta penunjang segala aktifitas anak.
"Kota-kota di Indonesia ke depan mulai berbenah. Banyak perbaikan di semua sisi. Ini menjadi kabar baik bagi masa depan anak yang tinggal di berbagai wilayah dengan ketersediaan sarana serta dukungan pemerintah daerah setempat."
Penghargaan bergengsi tingkat nasional ini diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Yembise di Gedung Dyandra Convention Hall Surabaya, Senin, (23/7/2018) malam.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menuturkan, salah satu sasaran yang ingin dicapai pemerintah menuju generasi emas 2045 adalah mewujudkan Indonesia Layak Anak (Idola). Perwujudan Idola ini menjadi sasaran pada 2030.
"Pada tahun 2045 nanti, ada sekitar 70% penduduk Indonesia berusia produktif. Saya berharap di tahun itu Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cemerlang," ujar Yohana.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, tahun ini Kota Surabaya mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan dengan tahun kemarin. Sebenarnya, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan penghargaan, namun bagaimana bisa mewujudkan hak-hak anak Surabaya bisa terpenuhi.
"Alhamdulillah kalau dapat penghargaan, namun tujuannya anak-anak Surabaya bisa berhasil dan sukses," ujar Risma seusai menerima penghargaan Kota Layak Anak (KLA) 2018.
Ia melanjutkan, pihaknya akan terus berupaya mewujudkan bagaimana anak-anak Surabaya bisa memperoleh haknya. Seperti bagaimana anak Surabaya bisa memperoleh pendidikan, kesehatan dengan layak, dan hak-hak untuk bermain.
"Saya kepingin semua anak Surabaya bisa bersekolah tanpa dia ketakutan bisa membayar atau tidak, tanpa ketakutan nanti bisa melanjutkan apa tidak. Jadi itu yang saya coba agendakan, kita rancang, supaya tidak ada lagi anak Surabaya putus sekolah," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) itu menambahkan, berbagai indikator menjadi pertimbangan penting dalam penilaian KLA. Tidak hanya fasilitas, namun juga berbagai hal yang diputuskan, seperti bagaimana penanganan permasalahan terhadap anak.
"Saat begitu ada kejadian kita dampingi (anak-anak) itu mulai dari rumah sakit, hingga ke rumah-rumah kita dampingi terus, sampai di sekolah pun kita dampingi," ucapnya.
Risma juga menjelaskan, saat ini jumlah anak-anak berprestasi di Surabaya semakin meningkat. Kendati demikian, Pemkot Surabaya akan terus mendukung dengan memberikan berbagai fasilitas dan ruang, agar bagaimana anak Surabaya bisa menyalurkan bakat positifnya.
"Jadi saya harus memberikan ruang terus untuk anak-anak. Contohnya misalkan untuk peneliti, penemuan, itu harus kita kembangkan terus, kita wadahi terus."
Penghargaan KLA tahun ini menambah daftar panjang prestasi yang telah diraih oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Namun, Wali Kota Risma tidak cepat berpuas diri. Ia akan terus berkomitmen untuk mewujudkan bagaimana anak-anak Surabaya bisa memperoleh haknya dengan layak.
Kepala Perwakilan Unicef untuk Pulau Jawa Arie Rukmantara mengatakan, Surabaya memang layak untuk menerima penghargaan KLA. Beberapa kebijakan pemerintah kota memiliki keberpihakan pada anak, termasuk penyediaan fasilitas serta penunjang segala aktifitas anak.
"Kota-kota di Indonesia ke depan mulai berbenah. Banyak perbaikan di semua sisi. Ini menjadi kabar baik bagi masa depan anak yang tinggal di berbagai wilayah dengan ketersediaan sarana serta dukungan pemerintah daerah setempat."
(zik)