Dorong Kota Layak Anak, Pengusaha Bentuk APSAI
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggandeng para pengusaha untuk mewujudkan kota layak anak . Pasalnya, Pemkot Bandung sangat membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkannya.
Ajakan tersebut disambut positif para pengusaha dengan membentuk Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Bandung di Hotel Horison, Kota Bandung, Senin 29 November 2021.
Salah seorang pengusaha, Rustam Hutabarat mengaku mendukung program Pemkot Bandung terkait kota layak anak. Sehingga ia bersama Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Bandung siap mengumpulkan para pengusaha untuk membentuk kepengurusan APSAI Kota Bandung.
"Kami dari Kadin mendukung. Karena Kadin sendiri tidak hanya menggaungkan tentang anak, tetapi lansia, orangtua, ayah, dan ibu," ucapnya yang juga Ketua 1 Bidang Organisasi Kadin Kota Bandung.
Menurutnya, Kadin Kota Bandung juga sebelumnya telah memiliki program pada permasalahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan terhadap anak. Kadin mengajak para pengusaha dan stakeholder lain untuk sama-sama peduli dengan hal tersebut.
"Karena, bagaimana pun juga anak-anak ini, 5-10 tahun mendatang menjadi pemimpin, generasi penerus. Ini harus dibina, tidak hanya oleh pemerintah saja, pengusaha juga harus membantu, terlebih bonus demografi juga sudah mulai terlihat," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan kota layak anak harus memiliki sistem pembangunan berbasis pemenuhan hak dan perlindungan anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan.
"Tentunya dalam kebijakan baik kebijakan program dan kegiatan pembangunan lainnya. Oleh karena itu kata komitmen yang terintegrasi menjadi kata kuncinya," ucapnya yang juga hadir di acara tersebut.
"Ini merupakan bagian dari upaya-upaya optimal kita di dalam menghadirkan program-program yang terintegrasi satu sama lain, karena pemerintah terbatas, dinas juga terbatas SDM-nya, APBD juga terbatas, banyak sekali kekurangan keterbatasan kami sebagai pemerintah di daerah," lanjutnya.
Oleh karena, Oded mengungkapkan kolaborasi integrasi program itu suatu keniscayaan, termasuk menghadirkan kota layak anak. "Pesan saya yang terpenting adalah bagaimana kita membangun kolaborasi, integrasi semua pihak, seluruh stakeholder di Kota Bandung, khususnya para pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap anak," ungkapnya.
Ajakan tersebut disambut positif para pengusaha dengan membentuk Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Bandung di Hotel Horison, Kota Bandung, Senin 29 November 2021.
Salah seorang pengusaha, Rustam Hutabarat mengaku mendukung program Pemkot Bandung terkait kota layak anak. Sehingga ia bersama Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kota Bandung siap mengumpulkan para pengusaha untuk membentuk kepengurusan APSAI Kota Bandung.
"Kami dari Kadin mendukung. Karena Kadin sendiri tidak hanya menggaungkan tentang anak, tetapi lansia, orangtua, ayah, dan ibu," ucapnya yang juga Ketua 1 Bidang Organisasi Kadin Kota Bandung.
Menurutnya, Kadin Kota Bandung juga sebelumnya telah memiliki program pada permasalahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan terhadap anak. Kadin mengajak para pengusaha dan stakeholder lain untuk sama-sama peduli dengan hal tersebut.
"Karena, bagaimana pun juga anak-anak ini, 5-10 tahun mendatang menjadi pemimpin, generasi penerus. Ini harus dibina, tidak hanya oleh pemerintah saja, pengusaha juga harus membantu, terlebih bonus demografi juga sudah mulai terlihat," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan kota layak anak harus memiliki sistem pembangunan berbasis pemenuhan hak dan perlindungan anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan.
"Tentunya dalam kebijakan baik kebijakan program dan kegiatan pembangunan lainnya. Oleh karena itu kata komitmen yang terintegrasi menjadi kata kuncinya," ucapnya yang juga hadir di acara tersebut.
"Ini merupakan bagian dari upaya-upaya optimal kita di dalam menghadirkan program-program yang terintegrasi satu sama lain, karena pemerintah terbatas, dinas juga terbatas SDM-nya, APBD juga terbatas, banyak sekali kekurangan keterbatasan kami sebagai pemerintah di daerah," lanjutnya.
Oleh karena, Oded mengungkapkan kolaborasi integrasi program itu suatu keniscayaan, termasuk menghadirkan kota layak anak. "Pesan saya yang terpenting adalah bagaimana kita membangun kolaborasi, integrasi semua pihak, seluruh stakeholder di Kota Bandung, khususnya para pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap anak," ungkapnya.
(don)