Kisruh PPDB di Bandung: Manipulasi KK hingga Nilai Rapor Berubah Jadi 100

Minggu, 15 Juli 2018 - 16:11 WIB
Kisruh PPDB di Bandung: Manipulasi KK hingga Nilai Rapor Berubah Jadi 100
Kisruh PPDB di Bandung: Manipulasi KK hingga Nilai Rapor Berubah Jadi 100
A A A
BANDUNG - Kendati tahun ajaran baru dimulai besok, perbincangan terkait proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2018 tingkat SD dan SMP di Kota Bandung, Jawa Barat, terus berlanjut. Ada cerita orang tua yang anaknya nyaris tidak masuk sekolah tujuan akibat ulah oknum nakal.

Salah satunya dikisahkan seorang ibu berinisial Rn. Menurut dia, anaknya nyaris tak bisa masuk SMPN 2 Kota Bandung akibat kemunculan nomor kartu keluarga (KK) bodong. Beberapa KK terindikasi bodong karena kode wilayah di luar Bandung. Sementara, hitungan jarak berdasarkan koordinat jauh di bawah 800 meter.

"Saya tidak tahu siapa yang berusaha berbuat curang dan bermain. Titik domisili calon peserta didik hanya 800 meter dengan kuota 96 siswa. Sementara, tahun kemarin saja di bawah jarak 2 km hanya ada 29 siswa, sisanya di atas 3 sampai 4 km," kata dia, Minggu (15/7/2018).

Tak hanya nomor KK dan jarak yang berusaha dimanipulasi. Menurutnya, nilai pun terindikasi dimanipulasi. Menurutnya, di beberapa sekolah banyak siswa yang tiba-tiba nilai rapornya semua berubah menjadi 100 dari kelas 4,5, dan 6 untuk pelajaran Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia. Kecurigaan muncul, apakah betul semua nilai 100 selama tiga tahun untuk semua mata pelajaran.

Untungnya, kata dia, upaya memanipulasi sistem PPDB yang dilakukan secara online, bisa terdeteksi. Dia bersama orang tua lainnya mendatangi Dinas Pendidikan Kota Bandung. Disdik, langsung merespons laporan tersebut sehingga calon peserta didik yang diduga titipan langsung dihapus.

"Setelah kami lapor dan langsung direspons, calon peserta didik yang aneh-aneh itu langsung hilang. Kami bersyukur, anak kami sekarang bisa masuk SMPN 2, karena memang secara sistem memenuhi syarat," kata dia.

Sistem zonasi dengan skor 90% membuat banyak orang tua melakukan tindakan salah. Sistem zonasi secara otomatis menyingkirkan mereka yang tinggal jauh dari dari sekolah favorit. Di sisi lain, sistem online tidak membuat pelaksanaan PPDB transparan. Karena, uploading tidak dilakukan real time.

"Sistem yang enggak transparan, katanya PPDB online harusnya real time, data diinput hari itu, saat itu akan otomatis muncul. Tapi ini tidak. Banyak data yang di-update di hari Minggu setelah pendaftaran ditutup. Dan itu tiba-tiba banyak bermunculan data yang aneh-aneh baik dari NIK, jarak, atau skor nilai," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9733 seconds (0.1#10.140)