Miris! Siswa Baru yang Mendaftar di SD Negeri Pacitan Hanya 1 Orang
loading...
A
A
A
PACITAN - Sebuah Sekolah Dasar (SD) Negeri di Pacitan, Jawa Timur, hanya memiliki satu siswa baru di tahun ajaran ini. Bahkan, tahun sebelumnya sekolah ini tidak memiliki sama sekali siswa.
Alhasil, kelas dua kosong tanpa siswa. Dari total kelas satu sampai enam, hanya ada 9 siswa di sekolah ini. Meski prihatin, kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan.
Kepala Sekolah SDN 3 Gunungsari 3, Ahmad mengatakan, pada tahun ajaran 2022/2023 ini, sekolahnya hanya mendapatkan satu orang siswa baru, bernama Fahar Arzan Saputra.
"Karena seorang diri, dia dihajar sendirian oleh gurunya," katanya, Senin (18/7/2022).
Pada tahun sebelumnya, sambung Ahmad, bahkan sekolahnya sama sekali tidak mendapat siswa baru. Alhasil, siswa kelas dua sekolah ini tidak ada. Sedang siswa kelas tiga hanya dua siswa, dan kelas empat hanya satu siswa.
"Untuk kelas lima ada dua siswa dan kelas enam ada tiga siswa. Total siswa hanya sembilan orang," bebernya.
Sedikitnya jumlah siswa membuat pihak sekolah mengurangi jumlah kelas yang digunakan. Satu kelas dijadikan dua ruangan. Satu ruang dibatasi dengan triplek dan di isi tiga rombongan belajar atau tiga kelas.
Sedang satu ruang lainnya di isi dua kelas. Dari sembilan ruang kelas yang ada, hanya dua ruang yang digunakan.
"Sejak 2018 lalu siswa tidak ada. Letak sekolah yang berada di pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk, diduga menjadi penyebabkan minimnya siswa baru di sekolah ini," paparnya.
Meski demikian, dirinya bersama tujuh orang guru dengan status ASN tetap semangat mengajar para siswa.
Alhasil, kelas dua kosong tanpa siswa. Dari total kelas satu sampai enam, hanya ada 9 siswa di sekolah ini. Meski prihatin, kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan.
Kepala Sekolah SDN 3 Gunungsari 3, Ahmad mengatakan, pada tahun ajaran 2022/2023 ini, sekolahnya hanya mendapatkan satu orang siswa baru, bernama Fahar Arzan Saputra.
"Karena seorang diri, dia dihajar sendirian oleh gurunya," katanya, Senin (18/7/2022).
Pada tahun sebelumnya, sambung Ahmad, bahkan sekolahnya sama sekali tidak mendapat siswa baru. Alhasil, siswa kelas dua sekolah ini tidak ada. Sedang siswa kelas tiga hanya dua siswa, dan kelas empat hanya satu siswa.
"Untuk kelas lima ada dua siswa dan kelas enam ada tiga siswa. Total siswa hanya sembilan orang," bebernya.
Sedikitnya jumlah siswa membuat pihak sekolah mengurangi jumlah kelas yang digunakan. Satu kelas dijadikan dua ruangan. Satu ruang dibatasi dengan triplek dan di isi tiga rombongan belajar atau tiga kelas.
Sedang satu ruang lainnya di isi dua kelas. Dari sembilan ruang kelas yang ada, hanya dua ruang yang digunakan.
"Sejak 2018 lalu siswa tidak ada. Letak sekolah yang berada di pegunungan dan jauh dari pemukiman penduduk, diduga menjadi penyebabkan minimnya siswa baru di sekolah ini," paparnya.
Meski demikian, dirinya bersama tujuh orang guru dengan status ASN tetap semangat mengajar para siswa.
(san)