Ditemukan Lagi, Gajah Mati di Aceh Timur
A
A
A
ACEH TIMUR - Seekor gajah liar berjenis kelamin betina ditemukan mati di areal Afdleing Enam perkebunan milik PT Bumi Flora, Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, pada Kamis 12 Juli 2018 sore. Sebelumnya seekor gajah bernama Bunta ditemukan mati di CRU Serbajadi dan belum diketahui secara pasti penyebab kematiannya.
Informasi kematian hewan dilindungi itu diterima kepolisian setelah mendapat laporan dari masyarakat setempat yang menyebutkan ada bangkai gajah tergeletak di areal perkebunan PT Bumi Flora. Pada Jumat (13/7/2018) pagi, Tim Inavis Polres Aceh Timur turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengidenfikasi penyebab kematian gajah liar tersebut.
Kapolsek Bandar Alam Iptu Zainir saat ditemui di lokasi mengatakan, saat ini pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian hewan yang dilindungi tersebut. Pihaknya hanya dapat menidentifikasi dan olah tempat kejadian perkara bersama Tim Inavis Polres Aceh Timur.
Kemudian Tim Indentifikasi Polres Aceh Timur bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh akan melakukan nekropsi. “Sampai saat ini kami masih menunggu menunggu hasil laboratarium dan nekropsi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam,” katanya.
Informasi kematian hewan dilindungi itu diterima kepolisian setelah mendapat laporan dari masyarakat setempat yang menyebutkan ada bangkai gajah tergeletak di areal perkebunan PT Bumi Flora. Pada Jumat (13/7/2018) pagi, Tim Inavis Polres Aceh Timur turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengidenfikasi penyebab kematian gajah liar tersebut.
Kapolsek Bandar Alam Iptu Zainir saat ditemui di lokasi mengatakan, saat ini pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian hewan yang dilindungi tersebut. Pihaknya hanya dapat menidentifikasi dan olah tempat kejadian perkara bersama Tim Inavis Polres Aceh Timur.
Kemudian Tim Indentifikasi Polres Aceh Timur bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh akan melakukan nekropsi. “Sampai saat ini kami masih menunggu menunggu hasil laboratarium dan nekropsi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam,” katanya.
(wib)