Posisi Korban Longsor Sampah TPA Supit Urang Sulit Dideteksi
A
A
A
MALANG - Proses pencarian Agus Sujarno, korban tertimbun longsoran gunung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, Kota Malang, Jawa Timur, terkendala kondisi tumpukan sampah yang labil dan curamnya tebing tempat kejadian perkara (TKP).
Korban dilaporkan hilang setelah terjadi longsor gunung sampah di TPA Supit Urang, pada Rabu (11/7/2018) pukul 13.30 WIB. Hingga Kamis (12/7/2018) siang, tim gabungan dari kepolisian, TNI, Basarnas, BPBD Kota Malang, dan tim relawan masih berupaya melakukan pencarian korban.
Kepala Polres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, saat ini sedang dilakukan upaya pemadatan sampah di bagian atas, untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan. "Tanahnya labil, dan kemiringan tebingnya sangat curam. Sehingga harus dipadatkan terlebih dahulu, agar proses pencarian berjalan aman," ujarnya.
Titik longsoran memiliki kedalaman sekitar 100 meter dan langsung menuju ke sungai. Tingkat kemiringannya, menurut Asfuri, mencapai sekitar 70 derajat. Proses pencarian masih dilakukan secara manual, karena alat berat tidak bisa diturunkan ke TKP.
Andi Susatyo, tim relawan dari Forum Komunikasi Relawan Kemanusiaan Malang Raya mengatakan telah melakukan upaya pemetaan lokasi bencana dengan pemotretan udara.
"Lokasinya sangat sulit. Komunikasi juga sangat terbatas, karena terkendala suara angin yang sangat kencang. Sehingga kita gunakan peluit, agar masih bisa berkomunikasi," ujarnya.
Dari pemotretan udara dan keterangan saksi, menurutnya, sudah dilakukan pemetaan dan penentuan titik-titik pencarian korban. Tim yang diturunkan melakukan pencarian korban harus dibatasi jumlahnya karena kondisi tanah yang sangat labil. Tim pencarian akan turun secara bergantian, dengan dukungan tim pengawas yang mengawasi kondisi tebing.
Korban dilaporkan hilang setelah terjadi longsor gunung sampah di TPA Supit Urang, pada Rabu (11/7/2018) pukul 13.30 WIB. Hingga Kamis (12/7/2018) siang, tim gabungan dari kepolisian, TNI, Basarnas, BPBD Kota Malang, dan tim relawan masih berupaya melakukan pencarian korban.
Kepala Polres Malang Kota AKBP Asfuri mengatakan, saat ini sedang dilakukan upaya pemadatan sampah di bagian atas, untuk mengantisipasi terjadinya longsor susulan. "Tanahnya labil, dan kemiringan tebingnya sangat curam. Sehingga harus dipadatkan terlebih dahulu, agar proses pencarian berjalan aman," ujarnya.
Titik longsoran memiliki kedalaman sekitar 100 meter dan langsung menuju ke sungai. Tingkat kemiringannya, menurut Asfuri, mencapai sekitar 70 derajat. Proses pencarian masih dilakukan secara manual, karena alat berat tidak bisa diturunkan ke TKP.
Andi Susatyo, tim relawan dari Forum Komunikasi Relawan Kemanusiaan Malang Raya mengatakan telah melakukan upaya pemetaan lokasi bencana dengan pemotretan udara.
"Lokasinya sangat sulit. Komunikasi juga sangat terbatas, karena terkendala suara angin yang sangat kencang. Sehingga kita gunakan peluit, agar masih bisa berkomunikasi," ujarnya.
Dari pemotretan udara dan keterangan saksi, menurutnya, sudah dilakukan pemetaan dan penentuan titik-titik pencarian korban. Tim yang diturunkan melakukan pencarian korban harus dibatasi jumlahnya karena kondisi tanah yang sangat labil. Tim pencarian akan turun secara bergantian, dengan dukungan tim pengawas yang mengawasi kondisi tebing.
(zik)