Isak Tangis Warnai Pemakaman Tiga Siswa Sanggar Tari yang Tergulung Ombak
A
A
A
LEBAK - Isak tangis mengiringi proses pemakaman tiga siswa Sanggar Yuda Asri yang tewas terseret ombak Pantai Pasir Putih, Desa Ciparahu, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. Ketiga korban dimakamkan di satu lokasi pemakaman umum, ketiganya yakni Muhniar (18), Yuliana (18) dan Maryani (16).
Sebelum dimakamkan, ketiga jenazah disalati di aula Gedung Seni Yuda Asri, di Kampung Yuda, Desa Mander, Kecamatan Bandung. Pihak keluarga, kerabat, warga sekitar, rekan sesama anggota sanggar dan unsur Muspika Kecamatan Bandung turut menyalati.
Setelah disalati, jenazah dibawa ke tempat pemakaman yang berada di sekitar sanggar. Keharuan semakin memuncak saat jasad almarhumah dimasukkan ke liang lahat. Sejumlah keluarga dan kerabat tampak tak kuasa menahan isak tangis.
Muhammad Nasir, Dewan Pembina Sanggar Seni Yuda Asri, mengatakan, bahwa ketiga anggotanya yang meninggal dunia itu sedang mengikuti kegiatan evaluasi dan rekreasi di Banten Selatan. “Untuk latihan dan mengkonsep tampilan serta evaluasi,” ujar Nasir kepada wartawan. Senin (9/7/3018).
Sebelum pulang, sebagian rombongan bermain di pantai. Setelah puas bermain, sebagian dari mereka kembali pulang ke vila, sedangkan sisanya tujuh orang masih asik berfoto di pantai.
Menurut dia, ketiga korban dikenal sebagai sosok yang berbakat dalam bidang seni tradisional. Mereka sudah mahir bermain musik dan menari. Mereka kerap diajak pentas, bahkan hingga ke luar negeri.
“Mereka belajar sejak kecil, mungkin berumur 6 tahun dan sangat pintar gerakan tari. Mereka sudah terbiasa naik pesawat,” ujarnya.
Sebelum dimakamkan, ketiga jenazah disalati di aula Gedung Seni Yuda Asri, di Kampung Yuda, Desa Mander, Kecamatan Bandung. Pihak keluarga, kerabat, warga sekitar, rekan sesama anggota sanggar dan unsur Muspika Kecamatan Bandung turut menyalati.
Setelah disalati, jenazah dibawa ke tempat pemakaman yang berada di sekitar sanggar. Keharuan semakin memuncak saat jasad almarhumah dimasukkan ke liang lahat. Sejumlah keluarga dan kerabat tampak tak kuasa menahan isak tangis.
Muhammad Nasir, Dewan Pembina Sanggar Seni Yuda Asri, mengatakan, bahwa ketiga anggotanya yang meninggal dunia itu sedang mengikuti kegiatan evaluasi dan rekreasi di Banten Selatan. “Untuk latihan dan mengkonsep tampilan serta evaluasi,” ujar Nasir kepada wartawan. Senin (9/7/3018).
Sebelum pulang, sebagian rombongan bermain di pantai. Setelah puas bermain, sebagian dari mereka kembali pulang ke vila, sedangkan sisanya tujuh orang masih asik berfoto di pantai.
Menurut dia, ketiga korban dikenal sebagai sosok yang berbakat dalam bidang seni tradisional. Mereka sudah mahir bermain musik dan menari. Mereka kerap diajak pentas, bahkan hingga ke luar negeri.
“Mereka belajar sejak kecil, mungkin berumur 6 tahun dan sangat pintar gerakan tari. Mereka sudah terbiasa naik pesawat,” ujarnya.
(wib)